Nasihat Pernikahan: Suami Dituntut Bawa Istrinya ke Surga

Ilustrasi: Pernikahan di Aceh. (Foto: Hendri)

Oleh: Tgk. Bahri Ismail, S.Sos

banner 72x960

SEORANG perempuan sebelum berstatus sebagai istri, jika ia gagal menjadi ahli surga maka yang dipertanyakan adalah orang tuanya.

Akan tetapi, jika sudah menjadi seorang istri maka yang dipertanyakan adalah suaminya. Artinya bahwa seorang suami dituntut untuk menyelamatkan istrinya dari api neraka dan membawanya ke surga.

Ungkapan itu disampaikan oleh Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Ulama Dayah Aceh (PB-HUDA) Tgk. H. Muhammad Yusuf A Wahab (Tu Sop Jeunib) saat memberikan nasihat pernikahan Tgk. Syarwan dan Misnaiyah di Dayah Babussalam Al-Aziziyah Jeunieb, Kabupaten Bireuen, Selasa, 18 Mei 2021.

Tu Sop menjelaskan, dalam berumah tangga, yang sudah berpengalaman tidak mengerti bagaimana menceritakan kepada yang belum berkeluarga.

Karena, biasanya yang belum merasakan bagaimana perjalanan hidup berumah tangga sering hidup dalam khayalan, sehingga kenyataannya hidup terdampar dalam kondisi yang tidak pernah terbayangkan.

Kehidupan rumah tangga penuh lika-liku dan masalah. Permasalahan itu tidak jadi masalah jika tidak dipermasalahkan. Begitu juga sebaliknya.

“Seberat apapun tantangan dan rintangan, jika kita kembali ke konsep agama maka semua akan selesai dan hidup akan nyaman,” ujar Tu Sop.

Menurutnya, senang itu tidak perlu dipersiapkan, karena siapapun akan siap hidup senang.

Tapi persiapkan diri agar sanggup tahan beban dan susah, karena kehidupan dunia ini tidak mungkin mulus seperti yang dikhayalkan sebagian orang sebagaimana surga.

Maka, sabar dan syukur adalah konsep hidup bahagia dalam berumah tangga.

“Dunia ini bukan surga yang penuh kesenangan dan tidak ada rintangan. Tetapi dunia ini penuh tantangan, penuh cobaan. Namun seberat apapun cobaan akan ringan jika punya sikap sabar, seberat apapun permasalahan akan terasa mudah jika kuat kesabaran,” ucapnya.

Pimpinan Dayah Babussalam Al-Aziziyah itu juga menilai, nikmat yang sedikit akan terasa besar jika kita punya sikap syukur kepada Allah SWT.

“Suami akan bahagia jika punya sikap sabar dan syukur. Istri akan bahagia jika punya sikap sabar dan syukur. Jadi setel channel pikiran yang baik, jangan permasalahkan jika tidak bermasalah akhiratmu,” pintanya.

Oleh karena itu, modal utamanya adalah akhlak.

Menurutnya, dengan akhlak inisiatif, saat senang dan susah kembalilah pada konsep agama.

“Seorang suami, tunaikan semua kewajiban untuk istrimu, jika mampu lebihkan. Seorang istri jangan permasalahkan jika terjadi kekurangan duniamu, asalkan tidak jadi kurang akhiratmu. Dalam perkara dunia bedakan antara keinginan dan kebutuhan,” katanya.

Tu Sop menyampaikan itu semua akan terjadi jika orientasi hidup umat jelas.

“Bagi kita sebagai muslim, dunia ini adalah jalan perjuangan untuk menuju kebahagiaan akhirat. Apapun status kita di dunia

maka jangan tertangguh perjalanan kita ke akhirat,” pungkasnya. []

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *