Nama Tim Haji Uma Dicatut Menggunakan Pesan WA, Minta Uang Mengurus Warga Aceh di Malaysia
Theacehpost.com – Nama dua warga Aceh di Malaysia, Nazaruddin bin Ismail (Abu Saba) dan Faisal bin Ilyas (Haikal) yang selama ini aktif membantu H. Sudirman atau Haji Uma dalam misi sosial dan kemanusiaan dicatut menggunakan aplikasi WhatsApp untuk tujuan meminta uang, baik untuk mengurus warga Aceh di Malaysia maupun yang akan berangkat dari Aceh ke negeri jiran tersebut.
Haji Uma membenarkan kejadian tersebut dan menyarankan Abu Saba melaporkan kepada pihak berwajib di Malaysia.
“Benar, Abu Saba sudah memberitahukan kepada saya terkait aksi penipuan yang mencatut namanya dan saya sudah menyarankan Abu Saba melaporkan kepada kepolisian setempat yang ikut ditembuskan kepada KBRI Kuala Lumpur,” kata Haji Uma sebagaimana dikutip Theacehpost.com dari stafnya, Muhammad Daud, Kamis, 11 Februari 2021.
Abu Saba selama ini cukup dikenal oleh warga Aceh di Malaysia dalam berbagai aksi sosialnya membantu pemulangan jenazah, orang sakit, dan orang terlantar warga Aceh di Malaysia ke Tanah Air yang selama ini gencar dilakukan Haji Uma bersama Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Malaysia
Modus operandi kasus itu, pelaku mengaku sebagai Abu Saba, menggunakan nomor WhatsApp nomor 083192444530 dan memasang foto profil Abu Saba.
Palaku menghungi targetnya dengan menawarkan jasa dan meminta bantuan dana untuk warga Aceh yang tertimpa musibah di Malaysia.
Untuk target korban warga Aceh di Indonesia, pelaku mengirim pesan WhatsApp menawarkan jasa pengurusan masuk ke Malaysia melalui jalur illegal dengan biaya Rp 4 juta per orang.
Sebagai tanda jadi, terlebih dahulu pelaku meminta korban mengirimkan sejumlah uang untuk bocking tiket dengan besaran dana bervariasi melalui rekening Bank BNI nomor 0971816933 atas nama Zulkifli.
Modus serupa juga dilakukan terhadap warga Aceh di Malaysia yang hendak kembali ke daerah.
Pelaku meyakinkan korban bahwa setiap minggu empat kali pulang pergi Aceh-Malaysia membawa 10 orang TKI melalui jalur laut yang tidak resmi.
Selain menawarkan jasa keluar masuk TKI, pelaku juga mengelabui targetnya dengan meminta bantuan dana untuk ongkos pulang dirinya dari Batam ke Aceh.
Alasan pelaku kehabisan dana setelah membantu pemulangan orang sakit dari Malaysia.
“Padahal sampai saat ini Abu Saba masih berada di Malaysia bersama keluarganya,” kata Muhammad Daud.
Sejak memulai aksinya pada 7 hingga 10 Februari 2021, pelaku diyakini sudah menipu puluhan orang.
Hal tersebut diketahui Abu Saba setelah 17 orang warga Aceh di Malaysia dan di Tanah Air menghubunginya menanyakan kebenaran komunikasi dengan Abu Saba
“Dari 17 orang yang menghubungi saya, empat orang di antarabya sudah mengirim sejumlah uang ke rekening yang ditunjuk pelaku,” ungkap Abu Saba.
Untuk menghindari permasalahan hukum di kemudian hari, Abu Saba telah melaporkan penipuan ini kepada kepolisian Diraja Malaysia daerah Dang Wangi, Kuala Lumpur pada 7 Februari 2021.
Laporan diterima oleh KPL. Rohana Binti Ilyas dengan menyerahkan bukti-bukti screenshot komunikasi pelaku dengan korban.
Abu Saba menambahkan untuk menghindari penipuan serupa, kepada siapa saja yang dihubungi mengatasnamakan Abu Saba agar terlebih dahulu melakukan video call untuk memastikan kebenaran identitas dirinya.
Selain mencatut nama Abu Saba, pelaku juga melakukan aksi yang sama dengan mencatut nama Haikal untuk meminta sejumlah uang kepada korban dengan dalih permintaan Abu Saba untuk membantu warga Aceh yang tertimpa musibah dan sedang diurus oleh Abu Saba untuk dipulangkan ke Aceh.
“Kita berharap kepada seluruh warga Aceh baik di Malaysia ataupun di Aceh untuk lebih berhati-hati dan tidak mudah percaya terhadap aksi penipuan yang mencatut nama kami,” tambah Haikal. (*/nas)