MPU Aceh: Populasi Umat Muslim di Perbatasan Kian Menurun
Theacehpost.com | BANDA ACEH – Pimpinan Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh menyampaikan beberapa permasalahan tentang penerapan ayariat Islam yang tengah dihadapi saat ini kepada Gubernur Aceh, Nova Iriansyah.
Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Ketua MPU Aceh, Tgk. H. Faisal Ali, ada ketimpangan antara hukum dan praktik penerapan syariah yang tidak sebanding sehingga praktik kemungkaran di Bumi Serambi Mekah ini kian marak terjadi.
Salah satunya seperti maraknya game Higgs Domino. Permainan berbasis internet ini kian meluas peminatnya.
“Tentang game chip yang sudah merajalela harus ada tindakan nyata dari kita semua, bukan hanya untuk anak muda namun sudah merambah pada kasus KDRT, ini sudah masuk ranah ubudiyah. Jadi kita harus tindak tegas untuk selamatkan generasi Aceh dari efek negatif domino,” ujar Faisal Ali saat beraudiensi dengan Nova Iriansyah di Meuligoe Gubernur, Kota Banda Aceh, Senin, 3 Mei 2021.
Selain itu, Ia menilai Pemerintah Aceh serius dalam mempertahankan akidah umat di perbatasan.
Namun demikian, kata dia, butuh penambahan jumlah dai untuk kembali memperkuat akidah masyarakat di perbatasan.
Ulama yang akrab disapa Lem Faisal itu menambahkan, populasi umat muslim di perbatasan kian menurun hingga lima strip atau lima poin.
Ia mengungkapkan pada tahun 2019 ada 85 persen jumlah penduduk muslim di kawasan perbatasan, namun kini kian berkurang menjadi sekitar 80 persen.
“Untuk memperkuat penerapan syariah Islam di seluruh Aceh, perlu peran aktif para bupati dan wali kota di daerah agar penerapan syariat Islam dapat ditegakkan,” katanta.
Menyikapi hal itu, Gubernur Aceh, Nova Iriansyah menegaskan sejak awal maraknya game PUBG, Pemerintah Aceh sudah melarang permainan tersebut karena sudah dikategorikan haram dan sudah difatwakan.
Sama halnya dengan game Higg Domino yang malah jatuh pada jurang perjudian online.
“Menurut Psikolog candu game itu bahaya sekali,” kata Nova.
Terkait syiar Islam di perbatasan, untuk menunjang semangat dakwah para dai perbatasan nantinya pemerintah Aceh akan membantu membangun rumah dinas bagi para dai perbatasan secara berkala.
“Bulan depan InsyaAllah akan kita usahakan rumah untuk dai perbatasan agar segera mulai dibangun. Nanti saya akan jamin ke CSR dan meminta bupati atau wali kota untuk dibangun segera. Mereka adalah benteng pertahanan umat, kerja mereka susah, jadi harus didukung dengan fasilitas yang baik,” ujar nova. []