Menunggu ‘Semburan’ Energi dari Kedalaman 150 Meter di Bawah Permukaan Tanah
SEROMBONGAN wartawan dari berbagai media mengikuti Media Gathering PLN Aceh ke wilayah Aceh Tengah, 5-6 April 2021. Ajang itu, selain menjadi kesempatan silaturahmi sesama pekerja pers dengan mitra kerja sekaligus update informasi seputar program kelistrikan di Aceh. Karena yang jadi sasaran peninjauan adalah megaproyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Peusangan yang sedang proses penyelesaian. Theacehpost.com yang bergabung dalam rombongan yang dipimpin langsung oleh General Manager PT PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Aceh, Abdul Mukhlis, menurunkan laporan dari dataran tinggi yang bersuhu rata-rata 23 derajat Celsius tersebut.
Matahari pada Senin pagi itu, 5 April 2021 masih sepenggalahan ketika empat unit minibus ke luar dari kompleks Kantor PLN Wilayah Aceh di Jalan Tgk. H. Daud Beureueh, Banda Aceh.
Selain minibus yang ditumpangi rombongan wartawan bersama sejumlah pejabat dan staf PLN Aceh, juga ada satu mobil lainnya yang dikendarai General Manager PLN Aceh, Abdul Mukhlis. Kelima mobil bergerak dengan formasi konvoi tujuan Takengon, Aceh Tengah.
Ya, pagi itu, rombongan wartawan dari berbagai media berangkat ke Aceh Tengah untuk kegiatan Media Gathering PLN Aceh. Jumlahnya 26 orang. Sebagian bergerak dari Lhokseumawe dan ada juga yang menunggu di Takengon.
Bersama rombongan wartawan yang berangkat dari Banda Aceh, selain Pak GM (Abdul Mukhlis) juga didampingi Manajer Komunikasi T Bahrul Halid dan Asisten Manajer Manajemen Stakeholder Mukhtar Juned.
“Pak Yoserianto (Senior Manajer SDM dan Umum PLN Aceh) juga ikut. Beliau sudah menunggu di Takengon,” timpal Mukhtar Juned yang bergabung dalam minibus yang ditumpangi Theacehpost.com.
***
Perjalanan Banda Aceh-Takengon sejauh lebih kurang 314 kilometer tak ada hambatan. Rombongan tiba di Kota Dingin menjelang magrib setelah sebelumnya berhenti makan siang dan shalat zuhur di Meureudu, Pidie Jaya dilanjutkan ngopi sore sekalian shalat ashar di Bireuen. Memang relatif lama untuk rentang 314 kilometer, namun tidak untuk perjalananan santai seperti yang dilakukan rombongan media gathering hari itu.
Di Takengon, malam itu, tak ada agenda khusus. Setelah makan malam dilanjutkan ngopi di ARB Cafe, Kampung Reje Bukit, Bebesan. Di cafe itu ada live music. Kami sempat menikmati merdunya suara Jurnalisa, Ketua PWI Aceh Tengah yang merupakan salah seorang peserta Media Gathering PLN Aceh.
Atlet arung jeram dadakan
Selasa pagi, 6 April 2021, setelah breakfast di hotel, rombongan melakukan sesi ‘ekstra program’ ke Lukup Badak, lokasi arung jeram di anak sungai Krueng Peusangan, Kecamatan Pegasing berjarak sekitar 6,5 kilometer dari Parkside Hotel di Bebesan.
Di sini, wartawan menguji adrenalin dengan olahraga arung jeram. Tetapi tidak semua. Sebab sebagian wartawan sudah berusia gaek (mengutip Bakhtiar Gayo, wartawan Harian Waspada/Dialeksis.com).
“Wartawan gaek lebih memilih duduk-duduk ngopi di warung pinggiran Krueng Peusangan sambil melihat yang muda-muda beraksi,” tulis Bakhtiar dalam laporannya.
Lokasi wisata arung jeram Lukup Badak dikelola oleh Koperasi Wisata Alam Gayo. Pendirinya adalah para pengurus dan atlet arung jeram di daerah tersebut. Salah seorang pemandu peserta arung jeram akrab disapa Winara.
Atlet dadakan arung jeram dari rombongan wartawan tampak sangat menikmati sensasi alam di aliran Krueng Peusangan. Mereka juga tampak serius ketika pemandu memberikan arahan. Meski ketika menjelang finish, rombongan wartawan muda itu terlihat lebih suka menceburkan diri ke sungai, melompat dari perahu karet, ramai-ramai berenang ke tepian.
‘Pembekalan’ di Base Camp PLTA
Usai ‘melahap’ sensasi Lukup Badak dengan tantangan Krueng Peusangan-nya, menjelang zuhur rombongan kembali ke hotel sekalian chekc out untuk memasuki agenda utama berkunjung ke PLTA Peusangan di kawasan Kampung Remese, Kecamatan Silih Nara, Aceh Tengah.
Namun sebelum ke lokasi utama, rombongan terlebih dahulu singgah di Base Camp PLTA Peusangan untuk mendapatkan ‘pembekalan’ menyangkut kemajuan pekerjaan, target, kewajiban pakai APD yang telah disediakan, dan tentu saja penegasan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan di lokasi pekerjaan.
Penjelasan disampaikan secara detail oleh Manajer Bagian Teknik pada Unit Pelaksana Proyek Pembangkit Sumatera (UPP Kitsum 5) PLTA Peusangan, Rahadiarta Wirawibawa. Ikut juga memberikan penjelasan, GM PLN Aceh, Abdul Mukhlis.
Terowongan 1 kilometer lebih
Setelah berbagai penjelasan teknis diberikan—tentu saja ada yang sangat sulit dinarasikan secara awam—rombongan pun bergerak ke sasaran utama, yaitu lokasi pembangunan PLTA Peusangan 1 di Kampung Remesan, Kecamatan Silih Nara berjarak lebih kurang 10 menit berkendaraan dari base camp.
Atmosfer sebuah proyek besar mulai terasa menyelimuti ketika rombongan berhenti di mulut terowongan (Access Tunnel No. 1 Power House).
Di sini rombongan dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil berjumlah 10 orang dan masuk secara bergantian ke dalam terowongan dengan menggunakan minibus dengan kecepatan tidak boleh lebih 20 km/jam. Di sepanjang terowongan utama, ada sejumlah terowongan lainnya yang menerobos ke berbagai arah.
Sesampai di ujung terowongan utama, terlihatlah pemandangan menakjubkan. Di sini sedang berlangsung pekerjaan besar melibatkan puluhan atau mungkin ratusan pekerja dengan berbagai peralatan berteknologi tinggi. Pekerjaan konstruksi untuk megaproyek yang ditargetkan selesai dua tahun ke depan.
“Kalau ada yang mengatakan proyek PLTA Peusangan mangkrak, sangat keliru. Pekerjaan berlangsung di dalam terowongan, pada kedalaman 120 meter dari dasar jalan di mulut terowongan dan 150 meter dari dasar pegunungan di atasnya. Ini berlangsung terus,” kata GM PLN Aceh, Abdul Mukhlis.
Menurut Manajer Bagian Teknik UPP Kitsum 5 PLTA Peusangan, Rahadiarta Wirawibawa, pekerjaan sudah mencapai 84 persen. Bagian terberatnya yaitu pembangunan terowongan ke Power House sudah rampung.
Pekerjaan yang kini sedang berlangsung terpusat di Power House yaitu lokasi penempatan turbin raksasa yang akan menyemburkan energi listrik hingga 88 MW. “Sekarang sedang berlangsung pekerjaan fondasi turbin,” kata seorang staf teknik PLTA Peusangan.
Penjelasan sederhanya, ada dua turbin yang akan ditempatkan di Power House. Turbin itu akan digerakkan dengan kekuatan air yang diterjunkan melalui pipa berdiameter 2,5 meter dari ketinggian 150 meter. Energi yang dihasilkan tidak tanggung-tanggung, 88 MW.
Sebagaimana dikatakan GM PLN Aceh, Abdul Mukhlis, pada tahun 2023 energi yang dihasilkan PLTA Peusangan 1 dan 2 akan masuk sistem untuk memenuhi kebutuhan listrik Aceh. [Nasir Nurdin/Theacehpost.com]