Mengenang 20 Tahun Tsunami Aceh, Warga Lambada Lhok Aceh Besar Gelar Doa Bersama dan Nobar Film Dokumenter

Warga Lambada Lhok, Aceh Besar, mengenang peringatan 20 tahun tsunami Aceh dengan menggelar doa bersama dan nonton bersama film dokumenter di halaman Masjid Tgk Chik Lambada Lhok, Rabu (25/12/2024). [Foto: Ist]

THEACEHPOST.COM | Jantho – Kehilangan kerabat hingga sanak saudara mendorong kesedihan mendalam bagi masyarakat Lambada Lhok, Aceh Besar, setelah diterpa gulungan ombak besar pada 26 Desember 2004 silam.

banner 72x960

Hal ini menjadikan momen peringatan tsunami ini merupakan suatu hal yang sakral. Dari 2.200 masyarakat yang tercatat sebelumnya hanya menyisakan sekitar 350 Jiwa yang selamat dalam peristiwa tersebut.

Dalam rangka mengenang 20 tahun musibah gempa bumi dan tsunami 26 Desember 2004. Pada Rabu (25/12/2024) malam, masyarakat Gampong Lambada Lhok, Kecamatan  Baitussalam, Aceh besar, antusias menggelar doa bersama dan beberapa agenda lainnya seperti tausiah, santunan anak yatim hingga nonton bareng film dokumenter.

Kegiatan ini dilaksanakan di Masjid Tgk Chik Lambada Lhok yang merupakan saksi bisu gempa dan gelombang tsunami dahsyat yang masih berdiri tegak hingga saat ini.

Doa bersama dilakukan setelah shalat magrib berjamaaah dan dipimpin langsung oleh Tgk Bukhari, Imum Meunasah Gampong Lambada Lhok, serta dilanjutkan dengan tausiah oleh Tgk Sri Darmawan Miruk Taman.

Kegiatan dilanjutkan dengan makan bersama serta pembagian santunan kepada para anak yatim Gampong Lambada Lhok serta ditutup dengan pemutaran Film dokumenter ‘After Tsunami in Lambada Lhok Village’ yang merekam seluruh aktivitas keseharian warga Lambada Lhok di kamp pengungsian setelah diterpa oleh gelombang maha dahsyat yang tingginya mencapai 30 meter itu.

Keuchik Lambada Lhok, Sulaiman mengatakan, agenda ini merupakan kegiatan tahunan namun di tahun 2024 ini sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang hanya menggelar doa bersama.

“kedepannya agenda seperti ini akan terus dilaksanakan untuk mengenang para korban dalam peristiwa tersebut,” ujar Sulaiman.

Pemutaran Film Dokumenter ini tak luput dari peran NGO yang mendokumentasikan keseharian warga Lambada Lhok setelah tsunami terjadi. Cut Bahtiar Esmoha, seorang pujangga dari Lambada banyak berterima kasih kepada NGO lokal maupun luar negara yang telah membantu warga Lambada termasuk dalam mengabadikan momen ini,

“Syukur alhamdulillah na di dokumentasi dan tersimpan mantong oleh NGO sehingga sampoe uronyoe na peutinggai keu geunerasi yang hana diteupeu keadaan wate masa nyan (syukur alhamdulillah masih ada dokumentasi yang tersimpan oleh NGO sehingga sampai dengan hari ini generasi baru bisa melihat bagaimana keadaan pada saat itu),” ujar Cut Bahtiar Esmoha.

Chairul Amri menambahkan, kegiatan ini ditujukan kepada masyarakat khususnya warga Lambada Lhok agar bisa untuk merenung kembali peristiwa tersebut, terlebih pemutaran dokumenter ini sebagai pengingat kepada generasi-generasi baru agar tidak lupa akan sejarah yang pernah menimpa provinsi Aceh, dan bagaimana perjuangan kehidupan yang dihadapi oleh para korban setelah Tsunami.

Sangat disayangkan, lanjut Chairul Amri, banyak kalangan generasi sekarang terlebih mereka yang lahir setelah tsunami tidak mengetahui mengenai kejadian pedih masa lalu itu.

“Agenda ini insyaallah akan kami jadikan sebagai kegiatan tahunan di setiap momentum peringatan Tsunami Aceh,” pungkas mantan keuchik Lambada Lhok tersebut. (Akhyar)

Baca berita The Aceh Post lainnya di Google News dan saluran WhatsApp

Komentar Facebook