Mengenal Sosok Syekh Ali Jaber, Penceramah di Peringatan 16 Tahun Tsunami Aceh

Syekh Ali Jaber. (Foto: Ampelsa/Antara)

Theacehpost.com | BANDA ACEH – Syekh Ali Jaber dipastikan akan berkunjung ke Aceh untuk mengisi tausiah pada Peringatan 16 Tahun Tsunami Aceh, 26 Desember 2020.

banner 72x960

Siapa yang tidak kenal dengannya? Sejak tahun 2008, Syekh Ali Jaber mulai berdakwah di Indonesia dan resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) pada tahun 2012.

Syekh Ali Jaber juga kerap berwara-wiri di beberapa program televisi tanah air, salah satu program hits yang diisinya yakni pada bulan Ramadan, yaitu Hafizh Indonesia di stasiun RCTI.

Syekh Ali Saleh Muhammad Ali Jaber, itulah nama lengkapnya. Putra kelahiran Madinah Februari 1976 ini merupakan anak sulung dari 12 bersaudara.

Karena kegigihannya dalam berdakwah, ia telah mensyiarkan Islam hingga ke seluruh Indonesia. Penyampaian dakwahnya jelas dan menyejukkan. Apalagi ia seorang penghafal Alquran. Berkat ketulusannya berdakwah di tanah air, namanya masuk dalam jajaran penceramah agama papan atas Indonesia.

Sejak kecil, Syekh Ali Jaber dapat bimbingan agama dari ayahnya yang tak lain merupakan seorang penceramah. Ayah Syekh Ali Jaber mengharapkan anaknya kelak bisa menjadi seperti dirinya.

Harapan ayahnya itu menjadi beban besar dan punya tanggung jawab atas keinginan tersebut, apalagi ia anak pertama yang sudah selayaknya memberikan contoh bagi adik-adiknya.

Oleh karena itu, dalam perjalanan hidupnya, Syekh Ali Jaber menyadari akan kebutuhan sendiri untuk menghapal Alquran. Tak heran pada usia anak-anak, 10 tahun, Syekh Ali Jaber sudah menghapal 30 juz Alquran. Bahkan sejak usia 13 tahun, ia diamanahkan menjadi imam di salah satu masjid di Kota Madinah.

Suami dari Umi Nadia ini, mendapatkan pendidikan formal dari ibtidaiyah hingga aliyah di Madinah. Setelah lulus sekolah menengah, ia melanjutkan pendidikan khusus pendalaman Alquran kepada tokoh dan ulama ternama yang berada di Madinah dan luar Madinah, Arab Saudi.

Di antaranya Syekh Muhammad Husein Al Qari’ (Ketua Ulama Qira’at di Pakistan), Syekh Said Adam (Ketua Pengurus Makam Rasulullah), Syeikh Khalilul Rahman (Ulama Alquran di Madinah dan Ahli Qiraat), Syekh Khalil Abdurahman (seorang ulama ahlul Quran di Kota Madinah), Syeikh Abdul Bari’as Subaity (Imam Masjid Nabawi dan Masjidil Haram), Syeikh Prof. Dr. Abdul Azis Al Qari’ (Ketua Majelis Ulama Percetakan Al-Qur’an Madinah dan Imam Masjid Quba), dan Syeikh Muhammad Ramadhan (Ketua Majelis Tahfidzul Qur’an di Masjid Nabawi).

Selama menempuh ilmu agama, dirinya juga rutin mengajar dan berkdakwah, khususnya di tempat tinggalnya, yakni masjid tempat ayahnya mensyiarkan Islam dan Ilmu Alquran. Selama di Madinah ini, ia juga aktif sebagai guru hafalan Alquran di Masjid Nabawi dan menjadi imam di salah satu masjid di Kota Madinah.

Pada tahun 2008, kala usianya menginjak 32 tahun, Syekh Ali Jabir memberanikan diri untuk terbang ke Indonesia. Ia menuju ke Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang merupakan kampung asal istrinya tinggal. Di sini, ia menjadi guru tahfiz (hafalan) Alquran, imam, dan khatib di Masjid Agung Al-Muttaqin Cakranegara Lombok, NTB, Indonesia.

Kariernya terus berkembang dan melejit saat ia diminta menjadi Imam salat tarawih di Masjid Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta. Selain itu, ia juga menjadi pembimbing tadarus Alquran dan imam salat Ied di masjid tersebut.

Kehadiran Syekh Ali Jaber ternyata mendapat sambutan yang sangat baik oleh masyarakat Indonesia. Dakwahnya yang menyejukkan, penyampaiannya sangat rinci, dan berisi dengan ayat-ayat Alquran dan hadis. Ia mulai sering dipanggil keliling Indonesia untuk mensyiarkan Islam.

Ketulusannya berdakwah menghantarkannya kepuncak kesuksesan. Ia mendapat penghargaan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2011, dan di tahun bersamaan ia menjadi WNI. Sejak itu ia rutin mengisi acara Damai Indonesiaku di TvOne dan menjadi juri Hafiz Indonesia di RCTI.

Untuk menyiarkan Islam lebih efektif dan melahirkan para penghafal Alquran di Indonesia, ia mendirikan Yayasan Syekh Ali Jaber yang berkantor di Jatinegara, Jakarta.

Popularitas Syekh Jaber tak kalah dengan penceramah ternama Indonesia lainnya. Meski sudah tenar lewat media, ia tetap berendah hati dan masih berkeliling menjadi khatib Jumat di masjid-masjid kecil di pelosok kota dan daerah.

Sebagaimana diketahui, Syekh Ali Jaber bakal menjadi penceramah pada peringatan 16 tahun tsunami. Kegiatan ini akan digelar secara daring serta luring untuk mencegah kerumunan.

Kepala Bidang Pemasaran Disbudpar Aceh, Rahmadhani, mengatakan peringatan 16 tahun tsunami pada 26 Desember 2020 diadakan dengan menerapkan protokol kesehatan (Prokes).

Tamu yang diundang dalam kegiatan bertema ‘Refleksi Tsunami dan Kekuatan Masyarakat Aceh Dalam Menghadapi Pandemi Covid-10’ juga akan dibatasi.

“Karena sedang dalam keadaan pandemi Covid-19, maka peringatan 16 tahun tsunami akan digelar secara sederhana melalui pendekatan daring dan luring dengan kegiatan tausiah yang akan disampaikan oleh Syekh Ali Jaber,” kata Rahmadhani kepada wartawan, Jumat, 18 Desember 2020.

Kendati demikian, pada kegiatan Peringatan 16 Tahun Tsunami Aceh nanti, masyarakat juga dapat menyaksikannya melalui live streaming yang bakal disiarkan melalui akun youtube sejumlah media mainstream, seperti di Serambi on TV, Metro TV Aceh, iNews TV Aceh, Disbudpar Aceh, Theacehpost TV, Puja TV, dan MBA Corp Official. []

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *