Mengeksplor Kisah Perjuangan Farazilla dan Suami Rintis Kacang Merah Geulantee Kaguri
THEACEHPOST.COM | Bireuen – Di era globalisasi ini, peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi semakin krusial. UMKM bukan hanya menjadi tiang ekonomi di banyak negara, tetapi juga menjadi sumber inspirasi bagi banyak individu. Dibalik pencapaian dan keberhasilan yang mereka raih, tersimpan kisah-kisah menarik yang memotivasi dan dapat memicu semangat dan dorongan.
Salah satu pelaku UMKM yang akan kita eksplore kali ini adalah Farazilla Sandi, seorang ibu rumah tangga berdomisili di Gampong Cot Gapu, Kota Juang, Bireuen, yang saat ini tengah menekuni bisnis cemilan dengan brand Kacang Merah Geulantee Kaguri dan telah beroperasi sejak tahun 2020.
Usaha Kacang Merah Geulantee Kaguri merupakan UMKM yang dirintis pada saat Pandemi Covid-19. Saat itu, Farazilla dan suaminya, Mursyid, yang berkarier di Jakarta terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dari perusahaan akibat dampak dari Covid-19.
Akhirnya, keduanya memutuskan untuk kembali ke Aceh. Sesampainya di sana, tepatnya di Banda Aceh, keduanya mulai merintis beberapa usaha di bidang kuliner, termasuk jualan sarapan pagi hingga jualan kopi. Apapun usaha yang bisa menghasilkan uang dijalankan dengan penuh semangat oleh keduanya.
Sampai ketika lebaran tiba, Farazilla iseng memposting open order (melayani pemesanan) kacang merah, peyek, dan lain-lain. Rupanya postingan itu menjadi punca awal usahanya, karena masyarakat ada banyak yang tertarik dengan produk kacang merah buatan Farazilla.
“Meski saat itu pesanannya dalam jumlah sedikit, hanya sekitar 10 Kg pesanan di hari lebaran, tapi semenjak itu menjadi titik balik bagi kami keluarga untuk benar-benar bangkit kembali dari nol,” ujar Farazilla, Bireuen, Minggu (28/7/2024).
Setelah mendapati semangat baru dalam berbisnis cemilan, Farazilla kemudian ikut suami pulang ke Bireuen. Di sana, Farazilla terus mengasah kemampuan berbisnis. Ia sering mengikuti seminar-seminar UMKM yang diselenggarakan oleh dinas terkait di daerah setempat.
Dengan berbekal pengetahuan dan beragam ilmu tentang entrepreneur, Farazilla kemudian meyakinkan suaminya agar bagaimana produk kacang merah racikannya bisa dijual di toko kue atau ke toko serba ada (swalayan).
“Kemudian terbersitlah kami untuk menciptakan brand dari Kacang Merah Geulantee Kaguri yang kemudian di-market-kan sama suami dengan membawa tester ke toko-toko. Tidak mudah memang, karena ada juga penolakan, tetapi karena kegigihan suami dalam bidang marketing, alhamdulillah produk kami akhirnya masuk ke toko-toko,” ungkapnya.
Kacang Merah Geulantee Kaguri memiliki keunikan dari segi resep, pengolahan hingga kemasan. Kacang Merah Geulantee Kaguri sangat cocok untuk dijadikan cemilan harian, karena rasanya yang gurih, renyah dan nikmat.
Harga jualnya juga bervariasi dan sangat terjangkau untuk kantong customer, mulai dari Rp 10.000 hingga Rp 120.000 untuk kemasan jumbo. Kacang Merah Geulantee Kaguri dapat ditemui di toko-toko kue atau swalayan yang ada di Kabupaten Bireuen.
Farazilla mengakui bahwa produknya paling ramai orderan ketika menjelang lebaran. Keuntungan yang diperoleh dari hasil penjualan Kacang Merah Geulantee Kaguri cukup membantu finansial keluarga.
“Alhamdulillah dengan adanya usaha ini bisa merubah sedikit demi sedikit perekonomian saya dan suami,” ungkapnya.
Farazilla dan Mursyid termotivasi akan terus menjadikan usaha cemilan ini unggul di Kabupaten Bireuen serta memiliki reputasi yang baik. Keduanya meyakini bahwa usaha ini dapat memberi nilai tambah yang menguntungkan kepada diri sendiri, customer, perusahaan, karyawan, mitra bisnis dan orang-orang yang berada di ruang lingkup usaha.
Pasangan suami istri ini juga masih menyimpan impian besar untuk perkembangan usahanya. Keduanya ingin mendirikan sebuah outlet cemilan yang bisa memasarkan Kacang Merah Geulantee Kaguri secara mandiri. Mereka juga berharap produknya bisa dikenal luas di masyarakat, baik dalam negeri maupun luar negeri.
Selain itu, Farazilla juga menyampaikan ungkapan apresiasinya kepada Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (Diskop UKM) Aceh. Kehadiran pemerintah dalam mendampingi pelaku-pelaku usaha UMKM seperti dirinya telah membawa angin segar untuk perkembangan bisnis usahanya.
“Alhamdulillah kehadiran pemerintah sangat terbantu, karena saya sendiri bisa banyak belajar dan banyak mendapat ilmu dari acara-acara pelatihan yang diadakan oleh Diskop UKM Aceh maupun pihak lainnya,” pungkasnya. (Akhyar/Saiful Alam)
Baca berita The Aceh Post lainnya di Google News