Masjid Terbesar di Afrika Resmi Dibuka di Peringatan Maulid Nabi
Theacehpost.com | ALJAZAIR – Masjid Agung Aljazair, yang merupakan masjid terbesar di Afrika sekaligus terbesar ketiga di dunia, resmi dibuka pada Rabu, 28 Oktober 2020.
Masjid itu dibangun selama setengah tahun. Bangunan modern seluas 27,75 hektar ini, secara lokal disebut sebagai Djamaa el-Djazair.
Presiden Abdelmadjid Tebboune dijadwalkan meresmikan langsung aula masjid berkapasitas 120.000 jemaah itu menjelang peringatan maulid Nabi Muhammad. Tetapi kehadirannya dibatalkan setelah kantornya merilis pengumuman bahwa sang presiden telah dirawat di rumah sakit.
Tebboune telah menjalani isolasi diri pekan lalu menyusul dugaan kasus virus corona di antara para pembantunya. Tapi staf presiden mengatakan bahwa kondisi kesehatan Tebboune tidak menimbulkan kekhawatiran apa pun.
Sampai saat ini belum jelas berapa banyak orang yang diizinkan mengikuti salat di masjid terbesar itu, mengingat kondisi di tengah pandemi Covid-19.
Masjid ini ditujukan untuk menjadi pusat teologi, budaya dan penelitian yang penting, dan kompleks tersebut memiliki perpustakaan yang dapat menampung jutaan buku.
Menampilkan sisi arsitektur geometris, bangunan masjid ini juga memiliki menara tertinggi di dunia – 267 meter – dilengkapi dengan lift dan platform pemandangan yang menghadap ke ibu kota dan Teluk Algier.
Interior masjid yang bergaya Andalusia, didekorasi dengan kayu, marmer, dan pualam, dan menampilkan enam kilometer teks Alquran dalam kaligrafi Arab, bersama dengan sajadah berwarna biru kehijauan.
Sosiolog Belakhdar Mezouar mengatakan, masjid itu tidak dibangun untuk masyarakat. Itu hanyalah karya seorang laki-laki (Abdelaziz Bouteflika) yang ingin bersaing dengan tetangganya Maroko, dan membuat namanya kekal dan meletakkan konstruksi ini di CV-nya, sehingga dia bisa masuk surga pada hari penghakiman,” katanya yang dikutip dari Aawsat, Kamis, 29 Oktober 2020.
Nadir Djermoune, yang mengajar tata kota, juga mengkritik pilihan yang mencolok dari proyek-proyek besar seperti itu. Menurutnya, dibandingkan masjid, Aljazair lebih membutuhkan fasilitas kesehatan, pendidikan, olah raga dan rekreasi baru.
“Masjid ini berseberangan dari kebutuhan riil kota dalam hal infrastruktur,” katanya.
Satu-satunya hal yang paling positif dari masjid ini, katanya, adalah konsep modernisnya yang akan menjadi model untuk proyek arsitektur masa depan.