Marak Kasus Bunuh Diri, Mehran Gara Desak Pemerintah Aktif Tangani Kesehatan Mental

Anggota DPRK Banda Aceh dari Fraksi Partai Gerindra, Mehran Gara R. [Foto: Ist]

THEACEHPOST.COM | Banda Aceh – Anggota DPRK Banda Aceh dari Fraksi Partai Gerindra, Mehran Gara R, menyampaikan keprihatinan mendalam atas maraknya kasus bunuh diri yang terjadi di Banda Aceh dalam beberapa waktu terakhir. Ia menilai fenomena ini bukan sekadar tragedi individu, tetapi juga sinyal darurat sosial yang harus segera ditangani secara serius dan menyeluruh oleh pemerintah.

banner 72x960

“Kasus-kasus bunuh diri yang terus terjadi harus menjadi perhatian serius bagi pemerintah kota. Ini bukan hanya musibah personal, melainkan indikasi adanya persoalan dalam sistem sosial kita, baik dari sisi kesehatan mental, ekonomi, maupun keagamaan,” ujar Mehran, Senin (14/4/2025).

Politisi perempuan yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Badan Kehormatan Dewan (BKD) DPRK Banda Aceh ini menegaskan, negara tidak boleh abai terhadap akar persoalan yang memicu tingginya angka bunuh diri, seperti tekanan hidup, kesepian, keterbatasan akses layanan psikologis, serta minimnya ruang aman untuk bercerita.

Mehran mendorong Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh agar segera membangun sinergi lintas sektor, termasuk dengan Dinas Sosial, lembaga pendidikan, organisasi keagamaan, hingga komunitas sosial. Tujuannya adalah menyediakan layanan konseling, edukasi tentang pentingnya kesehatan mental, serta membentuk tim pendamping psikososial yang aktif di tengah masyarakat.

“Pemerintah tidak bisa hanya menunggu kejadian. Harus ada pendekatan preventif yang aktif dan terstruktur,” tegasnya.

Menurutnya, meskipun keluarga memiliki peran penting dalam mendeteksi gejala gangguan mental, tidak semua memiliki kapasitas atau pengetahuan yang memadai untuk melakukannya.

“Inilah fungsi pemerintah, hadir memberikan edukasi, pelatihan deteksi dini, dan akses layanan psikologis yang mudah dijangkau,” imbuhnya.

Mehran juga menekankan pentingnya pendekatan keagamaan yang menyejukkan. Ia menyebutkan bahwa agama harus menjadi sumber ketenangan jiwa, bukan beban psikologis tambahan.

“Kita butuh suasana spiritual yang memberi harapan. Masjid, majelis taklim, dan pesantren harus menjadi ruang pemulihan jiwa, bukan tempat yang malah menambah tekanan,” katanya.

Di akhir pernyataannya, Mehran mengajak seluruh elemen masyarakat untuk memperkuat empati dan solidaritas sosial.

“Setiap nyawa sangat berarti. Satu kasus bunuh diri adalah cermin kegagalan kita sebagai komunitas. Mari bangun lingkungan yang peduli dan saling menjaga. Pemerintah harus lebih hadir, dan masyarakat harus lebih peka,” pungkasnya.

Komentar Facebook