Ma’had Aly Babussalam Gelar Kuliah Umum Aktualisasi Studi Tafsir

KH Muhammad Idrus Ramli (kiri) saat menyampaikan kuliah umumnya di Dayah Babussalam, didampingi Pimpinan Dayah Babussalam, Waled H Sirajuddin Hanafi. [Dok. Dayah Babussalam]

Theacehpost.com | ACEH UTARA – Ma’had Aly Babussalam Al-Hanafiyyah di Matangkuli, Aceh Utara menyelenggarakan kuliah umum membahas aktualisasi studi tafsir, Selasa malam, 23 November 2021.

banner 72x960

Ribuan santri Dayah Babussalam serta mahasantri yang belajar di jenjang Ma’had Aly ikut serta dalam kuliah ini. Bahasan terkait aktualisasi studi tafsir dianggap penting dalam merespon berbagai tantangan aktual dalam studi tafsir di Indonesia.

Pembicara utamanya yakni dai nasional dari Jawa Timur yang juga pakar pemahaman Ahlusunnah wal Jama’ah, KH Muhammad Idrus Ramli.

Wakil Mudir I Ma’had Aly Babussalam bagian Akademik dan Kelembagaan, Tgk Ahmad Burhanuddin Murad mengakui perlunya upaya memperkuat narasi dan wawasan santri mengenai tantangan, keniscayaan dan tahapan-tahapan dalam studi tafsir di Ma’had Aly.

“Ma’had Aly Babussalam yang mengambul jurusan Tafsir dan Ilmu Tafsir bertekad untuk terus menggali khazanah dalam studi tafsir, sehingga kita membutuhkan pandangan-pandangan dari para pakar dalam bagaimana kita memperkuat kerangka studi Tafsir di Ma’had Aly ini, “ ujar Tgk Murad.

Ia menambahkan, Ma’had Aly Babussalam saat ini mendidik 200 mahasantri dan telah memasuki semester kelima dalam pembelajarannya. Diharapkan nantinya mereka bisa menjadi ulama Aceh di masa depan yang dapat menjawab berbagai persoalan umat.

“Kuliah umum ini agar dapat membahani para mahasantri dan juga sivitas akademika Ma’had Aly tentang bagaimana arah studi tafsir ke depan,” ujarnya lagi.

Sementara itu, KH Muhammad Idrus Ramli dalam paparan menyampaikan panjang lebar tentang pentingnya aktualisasi studi tafsir. Menurutnya, aktualisasi studi tafsir adalah mempelajari ilmu tafsir secara modern untuk membendung pemahaman orentialis, liberal dan wahabi yang menafsirkan teks secara tekstual.

Kyai Idrus juga mengatakan bahwa aktualisasi studi tafsir dibutuhkan untuk mengatasi berbagai masalah kontemporer yang tidak sama dengan permasalahan ulama masa lalu yang hanya menghadapi beberapa golongan saja seperti syiah, mu’tazilah, khawarij, qadariah dan lain-lain.

Kata dia, tafsir yang berkembang di masa lalu itu seperti Ibnu Katsir, Qurtubi dan sebagainnya, memang disampaikan untuk menjawab persoalan-persoalan di luar Ahlusunnah wal Jama’ah yang berkembang saat itu.

“Nah sementara itu, tantangan saat ini justru lebih berat, yang kita hadapi selain kelompok-kelompok di luar Ahlusunnah wal Jama’ah juga kelompok-kelompok modern dalam diri umat Islam sendiri serta orientalis dan liberal,“ imbuhnya. []

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *