Lomba Arung Jeram PON XXI Aceh-Sumut Sangat Diminati, Sehari Pengunjung Bisa Tembus 5 Ribu Jiwa

Setiap harinya ada ribuan pengunjung memadati venue arung jeram PON XXI Aceh-Sumut di Aceh Tenggara. [Foto: Istimewa]

THEACEHPOST.COM | Kutacane – Lomba Arung Jeram Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut di di Sungai Alas Ketambe dan Sungai Mamas Jambur Mamang sejak 10-19 September 2024 sangat diminati masyarakat Aceh Tenggara.

banner 72x960

Bahkan di Sungai Alas, pada hari libur ada sekitar 4.000 hingga 5.000 pengunjung yang datang dan menyaksikan secara langsung venue yang bertempat di Taman Nasional Gunung Leuser tersebut.

Ini menjadi kunjungan terbanyak yang pernah terjadi di Sungai Alas Ketambe, Aceh Tenggara, sehingga membuat tempat perlombaan membludak.

Bahkan pihak keamanan dari Satpol PP menurunkan puluhan personil ditambah dari pihak kepolisian setempat untuk menjaga keamanan dan ketertiban khususnya di pinggir sungai.

Dengan jumlah pengunjung yang meningkat, para pengunjung pun harus berjalan kaki masuk ke dalam area konservasi Taman Nasional Gunung Leuser demi kenyamanan bersama.

Panitia memasang barikade di pinggir sungai dengan jarak 1-2 meter untuk keamanan para pengunjung. Mengantisipasi luapan air sungai dan banjir bandang.

Banyak pengunjung datang berpiknik bersama keluarga, sembari memberikan semangat kepada para atlet yang sedang berlomba, khususnya atlet Aceh.

Bahkan ada yang antusias bertanya soal aturan arung jeram. Para peraih medali selalu diminta foto bersama oleh para pengunjung mulai dari orang dewasa hingga anak-anak.

Bukan hanya datang untuk menyaksikan pertandingan, tetapi para pengunjung juga berkunjung ke stand UMKM yang sengaja dibuka pada saat penyelenggaraan perlombaan berlangsung.

Menyuguhkan makanan dan souvenir khas Aceh Tenggara, stand-stand UMKM pun ramai dikunjungi. Bukan hanya dari pengunjung umum, tetapi juga para atlet.

Hal yang sama juga terjadi di Sungai Mamas. Setiap harinya, selama pelaksanaan perlombaan cabor arung jeram di kawasan Sungai Mamas ini, total ada sekitar 5000-10.000 pengunjung yang hadir menyaksikan perlombaan langsung.

Bahkan khusus di hari-hari Upacara Penghormatan Peserta (UPP) seperti hari ini, berdasarkan perhitungan tingkat kunjungan di pintu masuk kawasan Sungai Mamas, hingga pukul 11.00 WIB telah mencapai 11.900 orang. Pada sore hari, diprediksi total akan ada 15.000 pengunjung di hari terakhir perlombaan arung jeram PON ini.

Hampir sama dengan di Lawe Alas, di Mamas ini juga ada bazaar UMKM yang diikuti oleh lebih dari 20 stand.

Ada juga berbagai mainan anak-anak yang disewakan, seperti mobil remote control, mandi bola, pancingan ikan-ikanan, dan kereta api mini.

Tingginya tingkat kunjungan ke Sungai Mamas ini membuat pemasukan para pedagang ini pun meningkat pesat dalam empat hari penyelenggaraan di Sungai ini.

Dengan harga sewa stand yang cukup murah, hanya 400-an per tiga hari, pemasukan yang diperoleh para pedagang ini per harinya bisa mencapai di atas 1 juta rupiah.

Kendati perlombaan berlangsung di hari kerja/sekolah, banyak keluarga yang datang dan bahkan banyak anak sekolah yang memang sengaja diajak untuk menyaksikan perlombaan ini.

Bukan hanya menonton, tetapi juga diberikan tugas oleh sekolahnya untuk mendokumentasikan seluruh kegiatan selama penyelenggaran PON cabor arung jeram berlangsung.

Ada juga yang diminta wawancara untuk membuat tulisan. Seperti apa itu singkatan PB FAJI, apa kegiatan arung jeram itu. Rata-rata siswa yang hadir adalah siswa sekolah dasar dan SMP yang didampingi oleh gurunya    .

“Kami diminta wawancara dengan atlet dan panitia, ada beberapa pertanyaan seputar PON. Seperti kenapa PON itu digelar empat tahun sekali, dan kapan PON sebelumnya. Kalau untuk atlet, sudah berapa kali mengikuti PON,” kata Afika, Athiya, dan Nidhya dari SD Madani kompak.

Emisi Karbon

Salah satu upaya untuk mengurangi emisi karbon yang timbul dari penyelenggaraan perlombaan cabang olahraga arung jeram Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 Aceh-Sumatera Utara di dua sungai, Alas Ketambe dan Mamas Jambur Mamang, adalah dengan menggunakan kotak bekal (non sekali pakai) menggantikan dus makanan karton untuk makan siang dan cemilan setiap harinya.

Lewat inisiatif ini, dari produksi 112 kotak makan panitia yang bekerja selama 10 hari di lapangan, diperkirakan sebanyak 12 pohon sengon tetap hidup dan berpotensi menghasilkan penyerapan karbon minimal sebesar 3.136kg CO2 eq per-tahunnya.

Walau terlihat sepele jika dihitung dengan jejak karbon dari produksi dan transportasi kotak makanan ini, tetapi minimal ada pengurangan jejak karbon yang telah diciptakan.

Selain itu, otomatis limbah dari kotak makanan panitia juga dapat mengurangi jejak karbon yang diperkirakan setara dengan 448 kg CO2 eq.

“Upaya ini rasanya belum maksimal, sebagai contoh walaupun panitia telah membawa tumbler untuk air minum, namun masih terdapat botol plastik sekali buang yang digunakan. Meski begitu, perlahan tapi pasti, FAJI akan terus memperbaiki cara pengelolaan event agar selalu mengarah pada keberlanjutan,” ungkap Technical Delegate cabor arung jeram PON XXI/2024 Aceh-Sumatera Utara yang juga Ketua Harian PB FAJI, Amalia Yunita. (Saiful Alam)

Baca berita The Aceh Post lainnya di Google News dan saluran WhatsApp

Komentar Facebook