Laskar Aswaja Aceh Mengecam Film “Bid’ah”, Menyesatkan dan Mencemarkan Islam

Pembina Laskar Aswaja Aceh, Tgk H Umar Rafsanjani Lc MA. [Foto: Ist]

THEACEHPOST.COM | Banda Aceh – Pembina Laskar Aswaja Aceh, Tgk Umar Rafsanjani, mengecam keras film Bida’ah yang tayang di Malaysia. Ia menilai film ini tidak hanya menyesatkan, tetapi juga dapat memicu kebencian terhadap ulama dan menjadi senjata bagi pihak anti-Islam.

banner 72x960

“Film ini menggambarkan ajaran Islam secara keliru. Alih-alih mendidik, film ini justru menyesatkan pemahaman tentang Islam dan dapat merusak citra ulama. Jangan sampai tontonan semacam ini menjadi alat bagi pihak tertentu untuk menyerang Islam,” tegasnya, dalam siaran pers yang diterima Theacehpost.com, Banda Aceh, Kamis (20/3/2025).

Makna Bid’ah yang Sering Disalahpahami

Menurut Tgk Umar Rafsanjani, istilah bid’ah dalam Islam memiliki definisi yang jelas dalam konteks akidah. Namun, dalam praktiknya, istilah ini sering disalahartikan dan diperluas tanpa dasar yang kuat oleh kelompok tertentu.

“Bid’ah adalah lawan dari syari’ah. Jika seseorang melakukan bid’ah dalam akidah, itu berarti menolak syari’ah. Menentang syari’ah adalah kesesatan, bahkan bisa berujung pada kekufuran. Maka, jangan bermain-main dengan perkara agama, terutama yang berkaitan dengan akidah,” jelasnya.

Kritik terhadap Sutradara dan Lembaga Sensor Film

Tgk Umar Rafsanjani juga mempertanyakan bagaimana film seperti ini bisa lolos sensor dan ditayangkan secara luas. Menurutnya, ada kelalaian dari pihak terkait yang seharusnya memastikan bahwa film yang beredar tidak merusak pemahaman umat Islam.

“Sutradara film ini seharusnya meminta nasihat kepada ulama atau mufti sebelum memproduksi film semacam ini. Lembaga sensor film juga harus bertanggung jawab. Apa kerja mereka sampai film ini bisa tayang tanpa kajian mendalam? Ini harus dievaluasi agar tidak terulang di masa mendatang,” ujarnya.

Tuntutan Penghentian atau Revisi Film

Sebagai solusi, Tgk Umar Rafsanjani meminta agar film ini segera dihentikan penayangannya atau dilakukan revisi mendalam dengan melibatkan ulama yang kompeten.

“Jika film ini terus beredar dalam bentuk yang menyesatkan, umat Islam harus bersuara. Jangan biarkan tontonan semacam ini merusak pemahaman akidah dan menciptakan fitnah terhadap ulama serta ajaran Islam,” tegasnya.

Hingga berita ini diterbitkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak produksi film maupun badan sensor Malaysia terkait kontroversi ini. Namun, desakan dari para ulama dan tokoh Islam diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi agar tidak ada lagi film yang menyimpang dari nilai-nilai Islam. (Akhyar)

Baca berita lainnya di Google News dan saluran WhatsApp

Komentar Facebook