Komisi V DPR Aceh Sidak RSUDZA, Temukan Banyak Ruang Rawat Inap Terbengkalai
THEACEHPOST.COM | Banda Aceh – Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) pada Selasa (24/12/2024) pagi, melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh. Sidak tersebut dipimpin oleh Ketua Komisi V DPRA, Rijaluddin SH MH, didampingi dua anggota Komisi V lainnya, yaitu Tgk H Rasyidin Ahmad dan Syarifah Nurul Carissa.
Tgk H Rasyidin Ahmad yang juga akrab disapa Waled Nura ini mengatakan, Sidak ini dilakukan sebagai respons atas banyaknya keluhan masyarakat mengenai layanan kesehatan di RSUZA.
Anggota DPRA yang juga sosok ulama ini mengatakan bahwa salah satu persoalan utama yang ditemukan adalah keterbatasan ruang rawat inap yang sangat dibutuhkan masyarakat.
“Di tengah tingginya kebutuhan masyarakat terhadap ruang rawat inap di RSUZA. Namun di sisi lain, banyak ruangan yang terbengkalai akibat kurangnya pemeliharaan. Jadi ini sangat ironis, ” ujar Waled Nura
Waled Nura yang juga Pimpinan Dayah Nurul Rasyad Al-Aziziyah (NURA) Pidie ini menyayangkan adanya sejumlah fasilitas di ruang rawat inap mengalami kerusakan yang seharusnya dapat diperbaiki dengan cepat.
“Kerusakan seperti AC yang tidak berfungsi selama berbulan-bulan menjadi salah satu penyebab ruang rawat inap tidak dapat digunakan. Padahal, perbaikan tersebut hanya memerlukan biaya yang tidak signifikan dibandingkan anggaran besar yang dikelola RSUZA sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD),” ujar Waled Nura.
Temuan ini, kata Waled Nura, merupakan hal yang sangat ironis, mengingat masyarakat Aceh sangat membutuhkan pelayanan kesehatan yang optimal. Kerusakan di beberapa ruang di berbagai tingkatan ruangan tersebut tidak hanya merugikan pihak RSUZA sebagai pengelola Badan Layanan Usaha Daerah (BLUD), tetapi juga mencederai hak masyarakat untuk mendapatkan layanan kesehatan yang memadai seperti adanya ruang rawat inap.
“Ini sangat miris. Sebab, faktanya masyarakat membutuhkan ketersediaan ruang rawat inap, tetapi malah menghadapi situasi seperti ini. Kami mendesak RSUZA untuk segera melakukan perbaikan dan memastikan fasilitas yang rusak agar segera diperbaiki dengan baik,” dan bila dalam satu dua bulan ini tidak juga diperbaiki,kami dari komisi V sudah bersepakat agar diizinkan memperbaiki secara swadaya oleh anggota komisi V agar persoalan ini dapat teratasi dan bermanfaat kepada masyarakat, tegas Waled Nura, yang juga Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) Kabupaten Pidie.
Selain itu, kata Waled Nura, sidak juga menemukan sejumlah aspek lain yang perlu perhatian serius. Pelayanan di ruang farmasi dinilai masih banyak yang harus segera dibenahi agar lebih efektif dan efisien serta transparan.
Komisi V juga menyoroti perlunya transparansi dalam kerja sama antara RSUZA dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Pasien BPJS sering kali tidak memahami hak-hak mereka karena kurangnya informasi yang diberikan oleh pihak rumah sakit.
“Harus ada keterbukaan informasi agar pasien BPJS tahu seluruh proses administrasi dan hak-haknya. RSUZA perlu menjalin pola kerja sama yang transparan dengan BPJS sehingga pelayanan kepada masyarakat bisa maksimal,” tambah Waled Nura.
Komisi V berharap pihak RSUZA segera melakukan langkah konkret untuk memperbaiki berbagai kekurangan yang ditemukan, termasuk dalam aspek pemeliharaan fasilitas dan pelayanan kepada pasien.
“Kami akan terus memantau perkembangan ini dan memastikan RSUZA bertanggung jawab atas pelayanan yang mereka berikan,” kata Waled Nura.
Sidak ini, kata Waled Nura dilakukan agar menjadi pengingat bahwa pelayanan kesehatan yang berkualitas adalah hak dasar masyarakat yang harus dipenuhi oleh pihak rumah sakit, terlebih dengan anggaran besar yang dikelola. Keterbukaan dan akuntabilitas menjadi kunci dalam menciptakan pelayanan kesehatan yang maksimal dan terpercaya di RSUZA khususnya dan Aceh umumnya,tutup Waled Nura. (Akhyar)
Baca berita The Aceh Post lainnya di Google News dan saluran WhatsApp