Koalisi NGO HAM Latih Jurnalis dalam Jurnalisme Berspektif Hak Asasi Manusia
THEACEHPOST.COM | Banda Aceh – Koalisi NGO HAM menyelenggarakan pelatihan jurnalistik bertema “Jurnalisme Berspektif Hak Asasi Manusia” selama dua hari pada 27-28 Agustus 2024, di Fhandika Boutique Hotel, Kota Banda Aceh.
Pelatihan ini dihadiri oleh sekitar 30 jurnalis dari media cetak, elektronik, dan pers kampus. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas jurnalis dalam meliput isu-isu hak asasi manusia (HAM), dengan fokus pada pemenuhan hak korban pelanggaran HAM di Aceh.
Direktur Koalisi NGO HAM, Khaidir Arista, membuka acara dengan menjelaskan pentingnya perspektif HAM dalam jurnalisme.
“Meski perdamaian telah berlangsung selama 19 tahun, dampak konflik masa lalu masih dirasakan oleh korban dan keluarga mereka. Pemulihan korban belum optimal, dengan masalah seperti kurangnya data pasti, anggaran yang terbatas, dan distribusi bantuan yang tidak merata,” ujar Khaidir.
Hari pertama pelatihan dimulai dengan perkenalan peserta dan dilanjutkan dengan sesi materi oleh Zulfikar Muhammad, seorang aktivis HAM.
Zulfikar membahas tentang jurnalisme berspektif HAM dan menekankan pentingnya menjaga objektivitas dalam pelaporan berita HAM.
“Jurnalis harus fokus pada perlakuan pelaku terhadap korban, tanpa membiarkan emosi mempengaruhi tulisan. Penting juga untuk tidak menghukum dalam laporan sebelum ada putusan pengadilan,” ujarnya.
Pemandu dari praktisi media, Adi Warsidi, turut berperan dalam memandu jalannya acara. Adi memberikan panduan praktis kepada peserta mengenai penerapan teori dalam praktik lapangan serta berbagi pengalaman tentang teknik peliputan yang efektif dan etis dalam konteks jurnalisme HAM.
Pada hari kedua, materi disampaikan oleh Samsidar, seorang aktivis HAM yang fokus pada isu keadilan transisi.
Samsidar membahas mekanisme reparasi sebagai bentuk keadilan bagi korban pelanggaran HAM di Aceh.
Ia menggarisbawahi betapa pentingnya memahami konsep reparasi dalam konteks keadilan transisi, yang tidak hanya memberikan kompensasi kepada korban tetapi juga mengembalikan martabat mereka yang telah direnggut.
Pelatihan ini diharapkan dapat mempersiapkan jurnalis untuk menjadi suara yang lebih kuat dalam memperjuangkan keadilan bagi korban pelanggaran HAM di Aceh.
Akses informasi yang akurat dan komprehensif mengenai hak-hak korban sangat penting untuk mendukung proses pemulihan dan memastikan bantuan yang tepat bagi mereka yang terdampak konflik. (Susan)
Baca berita The Aceh Post lainnya di Google News dan saluran WhatsApp