Kisah Sukses Suhaedi, dari Karier F&B Menjadi GM Hotel
Theacehpost.com| BANDA ACEH – Bagi insan perhotelan (hotelier), jabatan General Manager (GM) menjadi tolak ukur kesuksesan karier. Butuh waktu belasan hingga puluhan tahun untuk menduduki jabatan itu, terlebih jika hotel tersebut berbintang dan masuk dalam grup hotel dengan jaringan yang besar.
Lebih dari 31 tahun memiliki pengalaman di perhotelan, bagi Suhaedi, jabatan GM merupakan suatu tantangan yang menuntut totalitas. Menurutnya, dunia perhotelan penuh dengan tantangan. Tantangan dapat mengasah kemampuan dan dapat memacu dirinya bisa lebih termotivasi untuk lebih maju.
Pria yang mengawali karier dari Food and Beverages (F&B) ini sudah pernah menjabat GM 3 kali berturut-turut sebelum menjabat sebagai GM di Portola Grand Arabia Hotel Banda Aceh. Ketika ditanya soal rahasia keberhasilannya sejauh ini, Ia menjawab melayani para tamu dengan sepenuh hati dan senang bergaul dengan semua kalangan adalah kunci kesuksesannya selama ini.
“Gaya manajemen saya didasarkan pada keyakinan bahwa perbedaan adalah anugerah. Oleh karena itu, komunikasi merupakan hal yang paling penting dimiliki oleh setiap orang yang ingin sukses dan pada saat yang sama saya melatih staf untuk menjaga kualitas layanan kepada tamu.”, ujarnya.
Lebih lanjut, sebagai pimpinan dirinya selalu menekankan demokrasi. Dalam memutuskan sesuatu, dirinya kerap meminta masukan dari berbagai pihak termasuk bawahan. Sebab, semua orang memiliki kelebihan dan kekurangan.
Pria yang akrab disapa Edi tersebut, memulai kariernya sebagai waiter di Borobudur Inter-Continental Hotel Jakarta pada tahun 1991. Awalnya hanya untuk mengisi waktu luang di masa kuliah. Namun, pengalaman coba coba tersebut akhirnya mencuri perhatian Edi untuk lebih serius terjun ke dunia hospitality.
“Ya walaupun jurusan kuliah saya tidak sesuai dengan apa yang saya lakoni waktu itu, tapi ada sesuatu yang berbeda di dunia perhotelan ini, terutama di bagian Food & Beverages, yaitu tantangan yang besar dan sesuai dengan passion saya untuk berinteraksi dengan banyak orang,” kenang pria yang dikenal humble dan murah senyum ini.
Setelah menjejal pengalaman di berbagai hotel di Jakarta. Akhirnya Maret 2003, Edi memutuskan untuk hijrah ke Bali, melanjutkan petualangan berkarier sebagai Asst F&B Manager hingga Hotel Manager di beberapa hotel milik Intan Hotel Group hingga tahun 2006. Merasa belum mendapat pengetahuan maksimal saat bekerja di hotel yang berafiliasi dengan manajemen lokal. Maka pada tahun 2006, Edi memutuskan untuk bergabung dengan ACCOR Group sebagai F&B Manager hingga tahun 2013 dan Best Western Group hingga tahun 2016.
Setelah berkarier cukup lama sebagai Direktur F&B, Edi pun mencari tantangan baru menjadi Executive Assistance Manager/GM Incharge di Jambuluwuk Thamrin Jakarta pada tahun 2019 dan berlanjut menjadi General Manager di Bidari Hotel & Lounge Mataram, Lombok, Hotel Manager di Parkside Alhambra Banda Aceh tahun 2023. Sekarang, Edi menjabat sebagai GM Portola Grand Arabia Hotel Banda Aceh, depan lapangan terkenal Blang Padang.
Ketika ditanya mengapa memilih Aceh, Edi mengaku sangat terkesan dengan daerah ujung pulau Sumatra ini dengan keunikan syariat Islam yang dijalankan. “Aceh buat saya, merupakan satu daerah yang sangat istimewa. Selain menerapkan syariat Islam, tenang, damai, aman, dengan budaya kebersamaannya yang menonjol, membuat saya penasaran ingin mengeksplorasi Aceh lebih dekat. Dan ternyata Aceh memang seindah dan sedamai itu,” ujarnya sambil tersenyum manis.
Menurutnya, selain budaya keislaman yang kental, kuliner Aceh juga sangat mencuri perhatiannya. Sebagai maestro di bidang F&B. Edi menilai bisnis kuliner sangat menjanjikan di Aceh asal dikemas dengan konsep yang sangat menarik. Hal itu juga yang dianggap sebagai tantangan yang harus dibuktikan olehnya. Karena saat ini, Edi sedang fokus mempromosikan Abraj Rooftop Lounge yang merupakan lounge favorite rooftop Portola Grand Arabia Hotel yang terbuka untuk umum.
“Ya kita harus berpikir out of the box. Tak boleh stop untuk memotovasi diri kita sendiri atau orang lain. Banyak kompetitor itu bagus karena membuat kita harus berpikir bagaimana kita harus tampil beda,” ujar Edi di hotelnya, Jalan Prof A Majid Ibrahim Nomor 3 Gampong Baru, Kecamatan Baiturrahman, Kota Banda belum lama ini.
Edi optimis dengan keunikan konsep midle east yang dimiliki Abraj Rooftop Lounge, akan membuat restaurant ini mendapat tempat di hati masyarakat Aceh. “Mulai dari nama restoran, open air restaurant,
menjadi tempat nongkrong yang sangat instagramable. Bukan itu saja, menu yang disediakan juga makanan aneka pilihan yang kekinian dengan harga yang terjangkau,” jelasnya.
Di akhir percakapan, ia juga mengajak seluruh masyarakat Aceh untuk berkunjung ke Abraj Rooftop Lounge untuk umum. “Jadi, buat masyarakat Aceh yang ingin menikmati suasana di rooftop restaurant sambil menikmati Kota Banda aceh, kami tunggu kedatangannya ke tempat kami di jam operasional 15.00 -23.00 WIB. Pelayanan dijamin puas. Kami siap melayani para tamu dengan sepenuh hati,” pungkasnya. []