Kinerja Ketua Komisi IV DPRA Dianggap Lemah, Ketua BEM FISIP USK Demisioner Beri Tanggapan
THEACEHPOST.COM | Banda Aceh – Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Syiah Kuala (USK) demisioner, Fayed Alfasya, menyoroti lemahnya kinerja Ketua Komisi IV DPRA, Nurdiansyah Alasta, dalam perencanaan pembangunan Aceh.
Fayed menilai Nurdiansyah mengabaikan aspek pemerataan pembangunan, melakukan kajian yang lemah, serta terkesan “main mata” dengan sejumlah dinas terkait.
“Ketua Komisi IV DPRA tidak bekerja serius dalam menyusun rencana pembangunan infrastruktur di Aceh. Ia hanya menerima usulan dinas tanpa kajian lebih mendalam,” kata Fayed, Sabtu (26/4/2025).
Menurut Fayed, pembangunan infrastruktur di Aceh seharusnya difokuskan untuk mengurangi kesenjangan antarwilayah. Ia mencontohkan daerah-daerah tertinggal seperti Aceh Singkil dan Simeulue yang seharusnya mendapat prioritas pembangunan demi mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
“Komisi IV seolah abai terhadap hal itu,” tegasnya.
Lebih lanjut, Fayed menilai Nurdiansyah tidak melakukan kajian serius dalam menentukan prioritas pembangunan infrastruktur. Banyak infrastruktur penting yang dibutuhkan masyarakat justru belum dibangun, sementara anggaran dialokasikan untuk proyek yang dinilai kurang mendesak.
“Berdasarkan kajian kami, di Lamteuba, Aceh Besar yang masih dekat dengan ibu kota provinsi masih ada desa yang separuh rumah warganya belum memiliki fasilitas sanitasi seperti MCK. Namun, dana infrastruktur malah digunakan untuk pengadaan lampu jalan. Kami mempertanyakan kebijakan ini,” kritik Fayed.
Fayed juga menyoroti sikap Ketua Komisi IV DPRA yang dinilai pasif, hanya menerima usulan dari dinas tanpa melakukan pengawasan dan kontrol legislatif yang serius.
“Kami mewaspadai adanya indikasi ‘main mata’ antara Ketua Komisi IV dengan kepala dinas terkait tanpa pelaksanaan fungsi kontrol yang baik. Jika tidak diawasi, ini berpotensi membuka ruang terjadinya penyelewengan,” pungkas Fayed. []