Ketua MPU: Tak Boleh Ada Lagi Bank Konvensional, Aceh Harus Pertahankan Ekonomi Syariah
THEACEHPOST.COM | Banda Aceh – Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh, Tgk H Faisal Ali atau yang akrab disapa Lem Faisal, menyatakan bahwa Provinsi Aceh sebagai daerah yang memiliki identitas keislaman yang kuat dan konsisten dalam menjalankan nilai-nilai syariat Islam telah mendapatkan apresiasi dari pihak luar.
Beberapa waktu lalu, ketika dirinya berkesempatan menyambut rombongan dari Qatar, pihak negara keamiran di Timur Tengah ini menyatakan kekagumannya terhadap Aceh, terutama terhadap komitmen masyarakat Aceh dalam mempertahankan konsep ekonomi syariah.
“Kita telah mendapatkan apresiasi dari seluruh dunia, ini harus diakui sebagai sebuah kebenaran. Oleh karena itu, kita harus terus memperkuat syariat Islam yang ada di Aceh supaya perhatian dunia terus mengalir kepada kita,” kata Lem Faisal saat menjadi opening speech dalam kegiatan Gelar Wicara Santripreneur yang diadakan oleh Himpunan Pengusaha Santri Indonesia (HIPSI) Aceh di Gedung Landmark Bank Syariah Indonesia (BSI) Aceh, Banda Aceh, Selasa (25/3/2025).
Menurutnya, Aceh telah mengambil langkah berani dan berbeda dengan menciptakan model ekonomi syariah, dan telah mendapatkan pengakuan serta apresiasi dari berbagai pihak. Ini menunjukkan komitmen yang luar biasa dari masyarakat Aceh terhadap nilai-nilai Islam.
Ia mengatakan, pengalaman dan keberhasilan Aceh telah menjadi inspirasi dan pembelajaran bagi negara-negara luar untuk mengembangkan konsep ekonomi yang berprinsip syariah. Ini juga sejalan dengan sebuah ungkapan dalam tradisi pesantren, yaitu khalif tu’raf yang berarti ‘berbedalah agar dikenal’.
“Salah satu khalif tu’raf di Aceh yaitu syariat Islam. Ini telah menjadi pembeda antara kita dengan daerah-daerah lain yang membuat kita dikenal dunia. Maka untuk membuat sesuatu itu semakin terkenal, tentunya harus banyak dukungan,” ungkapnya.
Tgk Faisal juga meminta perhatian dari seluruh masyarakat Aceh agar bersama-sama mempertahankan konsep ekonomi syariah di tanah rencong. Sekalipun dalam perjalannya nanti terdapat kekurangan, maka kekurangan itulah yang harus dicarikan solusi, bukan dengan kembali mengundang bank konvensional hadir ke Aceh.
“Melalui pelaksanaan syariat Islam yang rahmatan lil alamin, insyaallah Aceh akan terus dikenal. Maka ke depan kita tidak boleh lagi kembali ke dalam bayang-bayang, harus kita pertahankan ekonomi syariah, dan harus kita jalankan bersama-sama. Kalaupun ada kekurangan, itu yang harus kita perbaiki, tetapi bukan dengan mengembalikan bank konvensional ke Aceh,” tegasnya. (Akhyar)
Baca berita lainnya di Google News dan saluran WhatsApp