Ketika Pulo Aceh Terus-terusan Dibidik, Begini Reaksi Tuan Rumah
ISU ketertinggalan Kecamatan Pulo Aceh, wilayah kepulauan di Kabupaten Aceh Besar tak ubahnya amunisi yang tak habis-habisnya ‘dimuntahkan’ oleh berbagai pihak. “Kita akui masih banyak yang harus dibenahi. Kritik konstruktif suatu keniscayaan, namun tak sedikit yang melempar statemen memicu polemik, saling menyalahkan. Masyarakat tak dapat apa-apa dari polemik itu, apalagi kalau sebatas saling hujat di media sosial,” kata Camat Pulo Aceh, Mawardi A, kepada Kontributor Theacehpost.com, Muliadi Azis, Rabu malam, 17 Maret 2021.
Ketika wawancara khusus dengan Kontributor Theacehpost.com, Muliadi Azis yang juga Ketua Ikatan Pemuda Pelajar dan Mahasiswa Pulo Aceh (Ipelmapa), Camat Mawardi sangat menyayangkan santernya opini negatif yang ditujukan ke wilayah kepulauan tersebut.
“Kita tidak alergi kritik, silakan, jika itu bertujuan untuk memotivasi kami melakukan yang terbaik untuk masyarakat. Bantu kami, karena harus kami akui masih banyak yang harus kita lakukan di Pulo Aceh. Yang pasti, kami terus bergerak, tidak diam,” kata Mawardi yang merupakan putra daratan Aceh Besar yang diberi amanah untuk memimpin Kecamatan Pulo Aceh.
Menurut Mawardi, kalau bicara permasalahan di Pulo Aceh tentu itu tidak akan habisnya karena memang di semua sektor banyak yang perlu pembenahan.
Seharusnya, lanjut Mawardi, dengan banyaknya permasalahan, membuat kita lebih fokus untuk mencari solusi bukan untuk saling menyerang.
“Kalau memang kita prihatin terhadap kondisi Pulo Aceh, mari kita turut andil untuk membangun, bukan hanya dengan membangun statemen saling menyalahkan,” katanya.
Terkait dengan pembangunan di Pulo Aceh, Mawardi menyebut contoh BPKS yang sudah lebih 20 tahun berkiprah tetapi persoalan jalan saja belum tuntas dilaksanakan di kepulauan tersebut.
“Banyak juga megaproyek yang dibangun tapi tidak fungsional sehingga masyarakat hanya bisa melihat tapi tidak dapat menikmati. Hal-hal seperti ini harusnya juga mendapat perhatian kita bersama agar tidak memunculkan kesan negatif bahwa pembangunan hanya berorientasi proyek, tanpa peduli azas manfaat bagi masyarakat,” katanya.
Sejatinya, kata Mawardi lagi, pembangunan (termasuk di Pulo Aceh) berdasarkan hasil Musrenbang Kecamatan, sehingga hasilnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat, bukan keinginan pihak-pihak yang hanya mencari keuntungan sesaat.
Camat Pulo Aceh juga mengungkapkan, usulan pengadaan ambulans laut yang menyentuh langsung kepentingan masyarakat, hingga kini belum juga terealisasi meski usulan itu sudah beberapa tahun lalu. “Ketika muncul kasus ada pasien yang harus dibawa ke Banda Aceh dengan boat nelayan, ramai-ramai berteriak, tanpa peduli kenapa kondisi seperti itu bisa terjadi,” ujar Mawardi.
Menyikapi santernya suara-suara miring untuk Pulo Aceh, Camat Mawardi berharap semua pihak saling bersinergi untuk mewujudkan harapan masyarakat. Bukan membangun opini demi pencitraan dan kepentingan politik sesaat.
“Alhamdulillah kami sangat mengapresiasi dan berterima kasih kepada Bupati Aceh Besar, Bapak Ir. Mawardi Ali yang telah melantik putra terbaik Pulo Aceh, Drs. Sulaimi, M.Si sebagai Sekdakab Aceh Besar. Sebagai putra asli Pulo Aceh, beliau diharapkan bisa menjawab berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat. Insya Allah,” demikian Mawardi. []