Kemarau 2023 Akan Lebih Kering, DLHK Aceh Gelar Pelatihan Pemadam Kebakaran Hutan
Theacehpost.com | ACEH BARAT – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau di 2023 akan lebih kering jika dibandingkan dengan periode tiga tahun terakhir. Kondisi ini berpotensi memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Aceh, yang hingga saat ini belum memiliki badan resmi pemadam kebakaran hutan.
Oleh karenanya, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Aceh membentuk Manggala Agni Daops Aceh pertama di Nagan Raya. DLHK bekerja sama dengan Sustainable Use of Peatland and Haze Mitigation in ASEAN (SUPA) Komponen 1 melatih 30 calon personel Manggala Agni Daops Aceh 20-25 Februari 2023 di Meulaboh, Aceh Barat. Peralatan juga telah disediakan.
Rikky Mulyawan, S. Hut, M.Si, mewakili Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Aceh, menuturkan, keberadaan Manggala Agni Daops Aceh sangatlah dibutuhkan mengingat tingginya frekuensi kebakaran hutan dan lahan terutama di kawasan area gambut. Aceh berada di wilayah kerja Sumatera I Daops Sibolangit. Selama ini, bantuan pemadaman api datang dari Sumatera I Daops Sibolangit yang jarak tempuh menuju ke lokasi mencapai hampir 15 jam perjalanan.
“Hal ini sangat tidak efektif, terutama pada kondisi darurat. Saat ini, proses pembentukan Manggala Agni Daops Aceh sudah mulai berjalan, namun satu hal yang terpenting adalah memastikan kapasitas sumber daya manusia dan personel yang nantinya akan ditempatkan di Daops ini,” imbuhnya.
Rikky menjelaskan, beberapa ekosistem gambut telah rusak, dan saat musim kemarau sangat rentan pada kebakaran. Karena itu, keberadaan Manggala Agni Daops Aceh sangat dibutuhkan.
Selama enam hari, narasumber dan instruktur dari Balai Pengendalian dan Perubahan Iklim (BPPI) Sumatera I, Manggala Agni Daops Sibolangit memberikan pelatihan dan peserta belajar tentang teori dasar Karhutla, teknik pencegahan dan pengandalian Karhutla, aplikasi pemantauan hotspot api, sistem pelaporan berbasis Android, serta simulasi dan praktik langsung di lapangan.
SUPA Komponen 1 adalah program yang dibiayai bersama oleh Uni Eropa dan Republik Federal Jerman untuk mendukung upaya ASEAN dalam memerangi kabut asap lintas batas dan kebakaran lahan gambut. Area kerja 3 dari SUPA Komponen 1 adalah menggali pengalaman percontohan dari Indonesia dan Malaysia. Area percontohan di Indonesia adalah di Aceh Barat dan Nagan Raya. []