Kecipratan Rezeki, Cerita dari Ujung Tol Trans Sumatra di Aceh

Jalan masuk Gerbang Tol Simpang Baitussalam-Kuta Baro di Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar, Aceh, Sabtu, 25 Februari 2023. (Zulfurqan/The Aceh Post)

Theacehpost.com | ACEH BESAR – Kendaraan sepeda motor dan mobil tidak berhenti lalu-lalang di depan jalan masuk ke Gerbang Tol Seksi VI Simpang Baitussalam-Kutabaro yang berada di Kecamatan Baitussalam, Kabupaten Aceh Besar. Tulisan Jalan Tol Sigli-Banda Aceh warna putih, sementara tulisan HK berwarna merah pada ujungnya, tampak berdiri megah di jalan masuk tol. Tampak seorang petugas sedang berjaga di bawah tenda dekat tulisan huruf kapital itu.

banner 72x960

Seksi VI merupakan salah satu dari total enam seksi Jalan Tol Sigli-Banda Aceh (Sibanceh), serta menjadi ujung Jalan Tol Trans Sumatra. Panjangnya 2.818 kilometer sampai ke Lampung yang masih dalam proses pembangunan.

Panjang tol Simpang Baitussalam-Kutabaro 5 kilometer. Ketika masih berupa timbunan hingga setinggi pohon kelapa, salah satu titik lokasi di jalan tol itu dijadikan tempat bersantai. Warga desa kerap kali ke sana menikmati pemandangan alam dari ketinggian timbunan. Bahkan ada penjual siomay yang dikerumuni pembeli di sana. Kini timbunan tersebut sudah disulap menjadi aspal serta tak lagi bisa diakses sembarangan.

Tol seksi tol Sibanceh ada enam. Seksi I membentang dari Padang Tiji-Seulimeum 25 kilometer, seksi II Seulimeum-Jantho 6 kilometer, seksi III Jantho–Indrapuri 16 kilometer, seksi IV Indrapuri-Blang Bintang 14 kilometer, seksi V Blang Bintang-Kuto Baro 8 kilometer, dan seksi VI dari Kuto Baro-Simpang Baitussalam 5 kilometer. Ada dua tempat istirahat dan pelayanan (TIP) tipe A di seksi III kilometer 37 dan seksi IV kilometer 54.

Nilai investasi Jalan Tol Sibanceh Rp12,35 triliun dan biaya konstruksi sekitar Rp8,99 triliun. Tol ini merupakan salah satu ruas tol Trans Sumatra, Proyek Strategis Nasional (PSN), yang dijalankan PT Hutama Karya (Persero).

Tol Sibanceh menjadi tol pertama di Aceh serta telah berdampak terhadap ekonomi masyarakat. Misalnya, jalan tol seksi VI juga melintas kawasan Kecamatan Darussalam, Kabupaten Aceh Besar. Kondisi ekonomi masyarakat yang terdampak pembebasan lahan pembangunan jalan tol tumbuh pesat.

Sebut saja namanya Mukhlis, yang kini sudah bisa menikmati rumah baru permanen bersama keluarganya. Lokasi lahan milik Mukhlis yang dibebaskan pemerintah berada sekitar dua kilometer dari jalan masuk Gerbang Tol Simpang Baitussalam-Kutabaro. Mukhlis tidak menyangka kini bisa memiliki rumah impian yang selama ini diidamkannya. Sementara Mukhlis hanya seorang petani dengan penghasilan pas-pasan.

Mukhlis hanya satu dari sekian banyak warga di Aceh Besar yang bisa menikmati langsung pembangunan jalan tol meskipun mega proyek tersebut belum rampung seratus persen. Warga lainnya, Fikar – bukan nama sebenarnya – dari hasil pembebasan lahan bisa membelikan anaknya mobil, baik itu mobil pribadi maupun mobil angkutan material sebagai modal usaha. Dari sumber lainnya menyebutkan, bahkan sales di dealer mobil di Kota Banda Aceh, sempat terheran-heran karena berdatangan pembeli membayar kontan, bukan kredit.

Beberapa warga lainnya di Darussalam juga kini bisa menyulap rumah kayu menjadi permanen dari uang hasil pembebasan lahan. Harga tanah di Kecamatan Darussalam dari semula Rp375 ribu naik menjadi Rp600 ribu. Semakin dekat dengan gerbang tol, harga tanah per meter kini bisa mencapai Rp1,5 juta.

Yus, sopir mobil angkutan jenis Mitsubishi L300 memelankan mobil arah Kota Banda Aceh menuju Kabupaten Pidie Jaya, kemudian memasuki Gerbang Tol Indrapuri di Kabupaten Aceh Besar. Mobil akhirnya keluar di ujung Gerbang Tol Seulimum setelah menempuh perjalanan sekitar 25 menit. Sementara jika melalui jalan nasional bisa mencapai 40 menit. Saban hari Yus menempuh perjalanan dari Pidie Jaya menuju Banda Aceh jam 8 pagi. Kemudian balik lagi ke Pidie Jaya pukul 2 siang. Waktu tempuh setiap perjalanan 3 jam setengah. Jika berangkat dari Pidie Jaya, maka Yus akan masuk ke Gerbang Tol Seulimum. “Naik ke jalan tol lebih nyaman,” ujar Yus singkat ketika ditanyakan penulis beberapa waktu lalu.

Pada kesempatan berbeda, penulis pulang ke kampung halaman menggunakan mobil penumpang Toyota Hiace. Tidak disangka, mobil ini juga masuk ke jalan tol. “Kalau naik tol, waktu perjalanan menjadi lebih hemat,” tuturnya.

Mobil penumpang yang menggunakan jalan tol Sibanceh memang belum terlalu banyak. Namun, seiring berjalannya waktu, mobil angkutan penumpang mulai terbiasa dengan kenyamanan tol pertama di Aceh itu.

Kepala Biro Ekonomi Sekretariat Daerah (Setda) Pemerintah Aceh, Amirullah, melihat dari sisi penggunaan jalan tol terhadap peningkatan ekonomi Aceh. Amirullah mengakui dirinya belum mengetahui betul tingkat pengaruhnya. “Yang jelas ada,” pungkasnya saat dihubungi theacehpost.com, Banda Aceh, Sabtu, 25 Februari 2023.

Amirullah juga mengakui belum tahu berapa banyak angkutan barang yang melintasi jalan tol Sibanceh. Di sisi lain, pembangunan jalan tol juga belum melintasi area pegunungan Seulawah. Namun demikian, Amirullah meyakini, ketika tol Sibanceh rampung akan sangat berpengaruh terhadap peningkatan ekonomi Aceh.

“Sangat berpengaruh tingkatkan ekonomi Aceh. Pasokan kebutuhan Aceh 70 persen sumber Sumatra Utara. Jika tol jadi, efisiensi truk ada di jalur via Sibanceh. Insya Allah,” ujarnya.

Walaupun belum selesai, pembangunan jalan tol juga berdampak signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Aceh. Kepala Biro Administrasi Pembangunan Setda Aceh, T Robby Irza menyampaikan, pembangunan jalan tol telah menyerap 243 staf warga lokal dari total 562 pegawai, 1.164 tenaga lapangan lokal dari total 1.356 tenaga lapangan, dan melibatkan 137 rekanan lokal dari total 161 rekanan.

Pembangunan jalan tol juga menjadi momentum bagi mahasiswa belajar. “Saat ini juga ada yang magang dari perguruan tinggi, universitas, dan BLK di Aceh sebagai calon tenaga kerja konstruksi sesuai amanat Surat Edaran Menteri PUPR Nomor 23 Tahun 2019,” ujarnya melalui pesan whatsapp kepada theacehpost.com, Banda Aceh, Sabtu, 25 Februari 2023

Robby menuturkan, pada Divisi Operasi dan Pemeliharaan Jalan Tol PT Hutama Karya sebagai operator jalan Tol Seksi Blang Bintang-Seulimum yang sudah beroperasi telah melibatkan 153 orang petugas tol lokal dari 158 orang dari total personal divisi.

Ketua Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Irmawan, melakukan kunjungan kerja di ruas Jalan Tol Sibanceh, tepatnya di pintu masuk Seksi VI, Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar, Kamis, 2 Februari 2023. Irmawan hadir bersama Kementerian PUPR, Badang Pengatur Jalan Tol, PT Hutama Karya, dan Pemerintah Aceh.

Irmawan mengapresiasi kinerja percepatan pembangunan Tol Sibanceh yang pembangunannya menyisakan Seksi I, V, dan VI. Hadirnya jalan tol di Aceh mampu mendorong peningkatan ekonomi serta mempersingkat waktu perjalanan.

Mari, kita tunggu selasainya pembangunan Jalan Tol Sibanceh dengan multiplier effect (efek berganda) lainnya! Insya Allah. []

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *