Kawanan Gajah Liar Sering Masuk Perkampungan, Warga Jambo Reuhat harap Perhatian BKSDA

Lahan warga Gampong Jambo Reuhat sering dirusak kawanan gajah liar. [Foto: Istimewa]

THEACEHPOST.COM | Idi Rayeuk – Segerombolan gajah masuk ke Gampong Jambo Reuhat pada Senin 1 Juli 2024 dan merusak lahan dan kebun masyarakat. Salah satu rumah warga yang mengalami kerusakan parah yaitu rumah Ismail (55) warga Buket Itam, yang berdomisili dan berkebun di Dusun Alue Kacang Gampong Jambo Reuhat, Kecamatan Banda Alam, Aceh Timur.

banner 72x960

Ismail dilaporkan mengalami banyak kerugian, kebun sawit, pisang, durian rambutan dan pakaian yang dijemur dirusak dan dimakan gajah. Akibat serangan gajah tersebut, sekitar 30 hektar tanah tanaman sawit milik warga dimakan habis. Jumlah anggota kawanan gajah yang saat ini berada di pedalaman Gampong Jambo Reuhat sekitar 80 ekor lebih.

Panglima Uteun Gampong Jambo Reuhat, Ishak, mengimbau Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) beserta dinas terkait, agar menjaga dan melestarikan satwa liar gajah beserta koridor habitatnya , mengamankan satwa liar tersebut agar kedepannya tidak mengganggu lagi.

“Jangan menunggu sampai ada lagi korban amukan gajah, baru kemudian bertindak,” ujar Ishak, dalam siaran pers yang diterima media ini, Jumat (19/7/2024).

Ishak menambahkan, kawanan gajah yang mengobrak-abrik lahan perkebunan sawit masyarakat dan pondok rumah Ismail diduga berasal dari kawasan hutan produksi kemudian masuk ke lahan Hak Guna Usaha (HGU) PT Bumi Flora dan PT Dwi Kencana Semesta, bersebelahan dengan perkampungan penduduk.

“Selanjutnya kedua HGU tersebut sudah semestinya ditinjau kembali oleh pemerintah. Pemberi izin untuk kedua HGU tersebut diberikan tanpa konsultasi/musyawarah yang cukup dengan masyarakat dan warga pemilik tanah,” ujarnya.

“Sehingga banyak tanah milik warga dimasukkan dalam areal konsesi begitu saja, tanpa membayar harga tanah kepada pemiliknya, termasuk tanah-tanah harta agama dan tanah umum gampong, satu masjid dan sekolah SD di Kawasan Buket Chok,Gampong Alue Lhok,Kecamatan Idi Tunong,” tambahnya.

Ishak melaporkan, sebelumnya peristiwa amukan gajah juga terjadi pada 10 Juni 2024, kawanan gajah juga mengobrak-abrik kebun sawit warga Gampong Jambo Reuhat.

“Atas kedua peristiwa perusakan lahan kebun sawit warga, sejauh ini belum ada penanganan serius dari BKSDA, Pemkab Aceh Timur dan Pemerintah Aceh. Kerugian yang dialami oleh warga Jambo Reuhat dan petani sekitarnya, seperti kerugian bibit tanaman yang dirusak kawanan gajah berkali-kali dan satu sepeda motor pekerja milik masyarakat diinjak-injak oleh kawanan gajah,” tuturnya.

Selanjutnya, peristiwa amukan gajah juga terjadi pada tanggal 16 Juni 2024. Kawanan gajah yang dimaksud masih tetap berkeliaran di sekitar areal kedua HGU tersebut, serta di kebun-kebun sawit warga yang ikut dirusak kawanan gajah liar.

“Kebun sawit warga berjarak sekitar lebih kurang 1.500 meter dari kabel fencing yang dibangun untuk menghalangi gajah. Pemasangan kabel fencing itupun ketika dibangun tanpa diketahui oleh aparatur Gampong Jambo Reuhat dan tanpa musyawarah dengan warga gampong,” jelasnya.

Ishak menyampaikan, selama amukan gajah di dua lokasi itu, puluhan hektar sawit masyarakat dimakan pada saat malam hari oleh gajah liar, termasuk di kawasan Alue Kacang, dimana masyarakat menguasai fisik lahan HGU yang terbengkalai sejak tahun 2008 hingga saat ini.

“Hal ini sudah berkali-kali terjadi, dimana kebun masyarakat diobrak-abrik gajah, namun sangat disayangkan sampai hari ini belum ada perhatian dari BKSDA yang bertugas di kantor wilayah Aceh Timur,” tuturnya.

Ishak bercerita, sebelumnya ketika gajah masuk ke kawasan kebun masyarakat, petugas BKSDA hanya dibekali mercon dan menggiring gajah keluar dari kebun dan perkampungan masyarakat menuju ke hutan.

Adapun kerusakan sawit rakyat yang disebabkan oleh amukan gajah di Gampong Jambo Reuhat sejak tahun 2023 tercatat antara lain dialami oleh Tgk Mudawali (39) pada bulan Februari tanaman sawit 1.200 batang rusak.

Berikutnya dialami oleh Abi Bakrun (45), lahan yang rusak seluas enam hektar. Lalu dialami oleh Ismail (55) pemilik kebun Pate Meureubo, dan Saidan (60) belum terhitung berapa kerugiannya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Dusun Alu Kacang, Muhammad, sudah melihat langsung kondisi lahan yang diserang oleh kawanan gajah. Dirinya berharap agar BKSDA dan dinas terkait untuk segera bertindak karena hal ini dapat membawa dampak negatif bagi masyarakat Gampong Jambo Reuhat.

“HGU-HGU di Jambo Reuhat dan sekitarnya menjadi sarang kawanan satwa liar yang merugikan masyarakat,” tutupnya. (Akhyar)

Baca berita The Aceh Post lainnya di Google News

Komentar Facebook