Kasus Kematian Satwa, FJL Aceh Nilai Informasi BKSDA Setengah-setengah
Theacehpost.com | BANDA ACEH – Forum Jurnalis Lingkungan (FJL) Aceh meminta Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh untuk terbuka terhadap informasi kematian Gajah Sumatra di Provinsi Aceh.
Menurut FJL, selama ini informasi kematian gajah disampaikan setengah-tengah. Padahal keterbukaan informasi dapat menjadi bahan diskusi para pihak untuk mencari solusi terhadap upaya perlindungan satwa.
Kepala Departemen Advokasi dan Monitoring FJL Aceh, Munandar Syamsuddin mengatakan kasus kematian gajah terbaru terjadi di CRU Trumon, Aceh Selatan. Gajah jinak jenis kelamin betina, bernama Intan, mati beberapa hari lalu.
“Kami mendesak BKSDA Aceh membuka ke publik secara terang benderang apa penyebab kematian gajah Intan,” kata Munandar dalam pernyataan tertulisnya yang diterima Theacehpost.com, Sabtu malam.
Munandar menambahkan selama ini BKSDA Aceh jarang membuka ke publik apa penyebab kematian gajah. Misalnya, kematian gajah jinak Ollo, di CRU Sampoiniet, tidak dijelaskan secara detail penyebab kematiannya.
Munandar mengatakan informasi mendetail diperlukan agar publik bisa berkontribusi, memberi masukan, dan kritikan terhadap upaya perlindungan satwa.
“Kalau BKSDA Aceh tidak membuka semua informasi penyebab kematian, jangan-jangan ada hal yang ingin ditutupi,” ujar Munandar.
Munandar menyarankan setiap ada kematian satwa lindung sebaiknya digelar konferensi pers agar jurnalis bisa mengkonfirmasi dan menggali informasi lebih dalam. Jika hanya mengeluarkan siaran pers tidak ada komunikasi dua arah.
“Jika melayani pertanyaan jurnalis satu per satu lewat pesan singkat justru merepotkan. Saya menilai komunikasi media BKSDA Aceh sekarang belum baik,” demikian Munandar. []