Kapolri akan Selesaikan Persoalan Rempang dengan Musyawarah
Theacehpost.com | BATAM – Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo menegaskan pendekatan musyawarah sebagai prioritas dalam mengatasi persoalan di Rempang, Batam, Kepulauan Riau (Kepri). Dia mengungkapkan bahwa forum rembuk antara masyarakat, Bp Batam, serta pemerintah pusat akan terus diadakan.
“Untuk penyelesaian terkait masalah relokasi, sesuai dengan arahan pak presiden, saat ini kita mengedepankan tindakan yang lebih persuasif,” ujarnya di Jakarta, Kamis 14 September 2023.
Kapolri juga mengingatkan bahwa proyek PSN-Eco City di Rempang adalah salah satu upaya pemerintah untuk menciptakan lapangan kerja baru, terutama bagi warga Batam. Selain itu, dampak positifnya akan dirasakan oleh seluruh Indonesia.
“Pulau Rempang akan dibangun menjadi salah satu PSN yang tentunya akan membuka lapangan kerja yang luas dan memiliki manfaat berganda. Ini akan berdampak positif bagi Batam dengan pembukaan lapangan kerja baru, serta memberikan kontribusi dalam hal devisa negara,” jelas Kapolri.
Terhadap peristiwa bentrok yang terjadi beberapa waktu lalu, Jenderal Sigit menyatakan bahwa langkah-langkah antisipasi masih terus dilakukan. Ada penambahan 4 satuan setingkat kompi (SSK) yang ditempatkan di Rempang.
Jenderal Sigit menjelaskan bahwa sebelum adanya pematokan wilayah, komunikasi dengan masyarakat terkait relokasi sudah dilakukan sosialisasi. Namun, masih ada beberapa pihak yang belum sepenuhnya memahaminya, yang kemudian memicu protes. Selain itu, beberapa isu provokatif juga muncul, yang kemudian berujung pada bentrokan. Polri dengan cepat merespons dengan pengiriman personel.
Dalam konteks ini, Jenderal Sigit menegaskan bahwa tindakan anarkis terjadi meskipun anggota kepolisian telah melakukan tindakan pencegahan. Sejumlah anggota polisi mengalami luka akibat insiden tersebut.
“Di sisi lain, karena masih adanya masalah komunikasi dan isu-isu yang belum terselesaikan di lapangan, tugas kita adalah menyelesaikannya secepat mungkin melalui pendekatan persuasif, sosialisasi, edukasi, dan musyawarah,” ungkap Jenderal Sigit.[]