Kader Aceh: PPP Makin Mundur, Tak Perlu Ucapan Selamat
Theacehpost.com | BANDA ACEH – Tepat pada 5 Januari 2022, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) berumur 49 tahun. Kendati kiprahnya terbilang senior dalam perpolitikan Indonesia, kepengurusan partai tersebut di periode ini justru menuai kritik dari kadernya sendiri.
Salah satunya diungkap Kader PPP Aceh, Saiful Haris Arahas. Ia menyesalkan penunjukan Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Aceh yang menurutnya tanpa mengindahkan pertimbangan tim formatur.
“Layaknya memimpin suatu perusahaan, di mana pemiliknya bisa sesuka-sukanya menunjuk ketua partai tingkat wilayah sesuai seleranya, bukan berdasarkan suara atau yang dipilih oleh formatur,” kata Saiful, Senin 3 Januari 2022.
Ia juga mengatakan, pasca Musyawarah Wilayah IX PPP Aceh pada Juni lalu, sampai saat ini Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPP juga belum mengeluarkan SK untuk PPP Aceh.
“Artinya, sampai saat ini belum ada Ketua DPW PPP Aceh,” bebernya.
Saiful mengatakan, ekses dari berlarutnya penerbitan SK ini ikut berdampak ke kepengurusan PPP di tingkat kecamatan. Upaya mereka merangkul sejumlah tengku dayah dan kalangan milenial untuk bergabung ke partai berlambang ka’bah itu, terkendala lantaran ketidakjelasan status Ketua PPP Aceh.
“Melihat kondisi PPP Aceh hari ini, mereka pada enggan untuk bergabung,” jelasnya.
Menurutnya, bukan tidak mungkin kader-kader PPP lainnya bakal hengkang karena kondisi itu, terlepas siapa pun yang diputuskan DPP sebagai ketuanya.
Saiful juga menambahkan, seharusnya pada usianya yang mencapai 49 tahun, partai ini melakukan evaluasi atas kinerjanya agar tetap memiliki peluang besar di Pemilu 2024 mendatang.
Belum lagi bicara soal Parliamentary Threshold yang kemungkinan akan naik jadi lima persen.
Sementara itu, di sisi lain, Haris juga menyayangkan ucapan Ketum DPP PPP, Suharso Monoarfa yang menyebut bakal memperbanyak jaringan sampai ke pelosok Indonesia guna meningkatkan elektabilitas partai ini.
“Namun apa, ucapan dia (Suharso) sangat jauh panggang dari api, bagaimana mungkin mampu memperbanyak struktur partai, sedangkan dia sendiri mencontohkan diri layaknya akar tunjang (tunggal),” katanya.
Haris meminta Suharso lebih mendengarkan suara formatur yang telah dipilih oleh kader.
“Atau jika tidak, apalah arti refleksi ke 49 tahun Harlah PPP, bukan malah semakin maju tapi semakin mundur,” pungkasnya.[]