Jejak Terlupakan, Bustami Hamzah Ternyata Penyokong Perkembangan UIN Ar-Raniry

Kolase Pj Gubernur Aceh, Bustami Hamzah dan Kampus UIN Ar-Raniry. [Foto: Istimewa]

THEACEHPOST.COM | Banda Aceh – Penjabat (Pj) Gubernur Aceh, Bustami Hamzah, rupanya punya jejak keterlibatan cukup besar dalam perkembangan Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry.

banner 72x960

Hal ini sebagaimana diceritakan oleh Rektor UIN Ar-Raniry, Prof Dr Mujiburrahman, saat mengisi sambutan pelantikan Ikatan Alumni Pascasarjana UIN Ar-Raniry, Banda Aceh, Rabu (1/5/2024).

Prof Mujiburrahman mengatakan, dahulu ketika IAIN Ar-Raniry mau berubah status menjadi UIN Ar-Raniry, Bustami Hamzah hadir membantu pendanaan pengurusan perubahan status kampus.

Saat itu, Bustami Hamzah masih menyandang gelar sebagai Sekretaris Badan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Aceh.

Prof Mujiburrahman mengingat kembali kenangannya saat mendampingi Almarhum Prof Farid Wajdi melanjutkan perjuangan yang telah ditinggalkan oleh Mantan Rektor UIN Ar-Raniry Prof Drs Yusni Sabi dengan tim yang telah menyiapkan proses perubahan IAIN Ar-Raniry menuju UIN Ar-Raniry.

“Ketika itu posisi kita dalam kondisi tidak ada dana. Jadi kami menghadap beliau (Bustami Hamzah). Ketika itu Almarhum Prof Farid Wajdi menjelaskan tentang keinginan kampus untuk merubah status IAIN menjadi UIN. Almarhum meminta dukungan Bustami Hamzah. Maka dengan bismillah, dengan tidak ada pertimbangan apapun, Bapak Bustami waktu itu mengatakan, kanda baik sudah ada uang Rp 1,6 milyar,” ungkap Prof Mujiburrahman.

Dukungan pendanaan untuk kampus UIN Ar-Raniry waktu itu bukan hibah dari Gubernur Aceh, melainkan langsung dari Bustami Hamzah sebagai Sekretaris Badan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Aceh.

“Mungkin bapak/ibu tidak tahu tentang ini, karena ini rahasia dapur yang tidak mungkin disampaikan kepada semua orang.  Saya sebagai pelaku sejarah dengan Almarhum Prof Farid Wajdi memahami betul itu,” tutur Prof Mujiburrahman.

Lalu, kata Prof Mujiburrahman, dengan dukungan modal Rp 1,6 milyar dari Bustami Hamzah, tim perubahan status kampus biru itu kemudian berjibaku selama satu tahun penuh, sehingga pada tahun 2014 IAIN Ar-Raniry resmi berubah status menjadi UIN Ar-Raniry.

“Sekali lagi atas dukungan ini kita berikan apresiasi dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Bustami Hamzah yang telah sejak lama membantu UIN Ar-Raniry berkembang,” ungkapnya.

Tak berhenti sampai di situ, keterlibatan Bustami Hamzah dalam perkembangan UIN Ar-Raniry ternyata juga tergambar jelas saat UIN Ar-Raniry mengajukan Re-Akreditasi pada akhir tahun 2023.

Saat itu, Prof Mujiburrahman berkoordinasi dengan seluruh tim asesor. Tim asesor mengatakan bahwa dokumen akreditasi borang yang diajukan UIN Ar-Raniry luar biasa, nilainya sudah unggul, tinggal bagaimana memenej tim di lapangan dan berkoordinasi dengan Pemerintah Aceh sebagai upaya untuk meyakinkan tim asesor agar UIN Ar-Raniry bisa segera divisitasi.

“Waktu itu saya telepon Bapak Gubernur Aceh Achmad Marzuki. Kata Bapak Achmad Marzuki waktu itu, saya ada kegiatan Pak Rektor,” ujar Prof Mujiburrahman.

“Saya dengan tegas mengatakan kepada Bapak Achmad Marzuki. Bapak Gubernur, sekiranya Bapak tidak bisa berhadir ke Kampus UIN Ar-Raniry, jangan bapak kirim kepala dinas (Kadis) atau asisten pemerintahan untuk mewakili, bapak harus kirim Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh Bustami Hamzah saya bilang. Siap Pak Rektor, jawab Bapak Achmad Marzuki,” tambahnya.

Kemudian, Prof Mujiburrahman langsung berkomunikasi dengan Bustami Hamzah. Dalam komunikasi itu, Prof Mujiburrahman menerangkan apa adanya kepada Bustami Hamzah.

“Saya bilang, kanda Bustami, ketika Re-Akreditasi itu biasanya tim asesor datang tepat waktu. Kita mulai acaranya jam 7.30 WIB dan semua harus berada di lokasi. Kita tunggu tim asesor hadir ke lokasi, kita tidak boleh molor waktu,” jelas Prof Mujiburrahman.

“Kanda Bustami dengan tegas mengatakan, jam berapa saya harus hadir Pak Rektor. Jam 5 pagi atau jam 6 pagi pun saya siap Pak Rektor. Luar biasanya, ketika 30 menit lagi tim asesor tiba di lokasi, kanda Bustami Hamzah sudah duluan sampai ke auditorium,” tambah Prof Mujiburrahman.

Dengan kesigapan Bustami Hamzah membersamai proses asesmen Re-Akreditasi UIN Ar-Raniry, tiga hari kemudian, kampus biru itu menjadi kampus pertama peraih akreditasi unggul dengan standar kriteria 9 di bawah Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) dan yang terbaik dengan nilai 373.

“Makanya, atas kehormatan yang telah beliau curahkan kepada UIN Ar-Raniry selama ini, hari ini kita lakapkan beliau sebagai Alumni Kehormatan UIN Ar-Raniry,” ungkap Prof Mujiburrahman. (Akhyar)

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *