Jaringan 4G XL Bakal Terhubung ke Pulau Banyak dan Pulo Aceh

Ilustrasi: Seorang warga beraktivitas di dekat infrastruktur jaringan 4G USO yang dikelola XL Axiata di Desa Mekar Jaya, Bunguran Barat, Natuna. (Foto: Dok. XL Axiata)

Theacehpost.com | BANDA ACEH – PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) terpilih menjadi salah satu operator mitra kerja sama pemerintah dalam program penyediaan layanan seluler 4G di wilayah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal).

banner 72x960

Menurut pengumuman Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemenkominfo), program ini merupakan bagian dari realisasi jaringan 4G Universal Service Obligation (USO) yang dikoordinasi oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI).

Bagi XL Axiata, partisipasi dalam program ini merupakan bagian dari komitmen XL Axiata memasuki usia 25 tahun dalam upaya “Membangun Indonesia Digital”.

Khusus di Provinsi Aceh, terdapat enam desa di dua kabupaten yang masuk program ini.

Desa-desa tersebut adalah Situban Makmur (Kecamatan Danau Paris), Pulau Balai (Kecamatan Pulau Banyak), Asan Tola, Suka Makmur dan Ujung Sialit (Kecamatan Pulau Banyak Barat) di Kabupaten Singkil, dan Desa Melingge (Kecamatan Pulo Aceh) di Kabupaten Aceh Besar.

“Total ada 132 titik desa kategori 3T yang berada di tujuh provinsi yang akan kami kelola melalui program USO ini. Semua titik tersebut berada di area yang benar-benar terpencil, bahkan hampir semuanya berada di perbatasan wilayah NKRI dengan wilayah negara tetangga atau perairan internasional,” kata Direktur Teknologi & Chief Teknologi Officer XL Axiata, I Gede Darmayusa dalam keterangan tertulis yang diterima Theacehpost.com, Selasa, 5 Oktober 2021.

“Kami merasa terhormat mendapatkan kepercayaan dari pemerintah untuk mengelola jaringan dan layanan 4G di titik-titik terpencil tersebut, karena ini tidak hanya bicara tentang bisnis, tetapi juga menyangkut bagaimana kami terpanggil untuk turut memperkuat kedaulatan wilayah Republik Indonesia,” katanya lagi.   

Menurut Gede, dalam program ini, XL Axiata bertugas untuk mengintegrasikan infrastruktur jaringan 4G USO yang disediakan oleh BAKTI dengan jaringan core dan billing milik XL Axiata, termasuk memberikan layanan pelanggan secara end to end.

Penetapan setiap titik lokasi ditetapkan oleh pemerintah. BAKTI sebagai penanggung jawab penyedia infrastruktur radio dan backhaul sampai ke titik point of integration dengan operator seluler.

Dari daftar titik-titik lokasi jaringan 4G USO yang akan dikelola oleh XL Axiata tersebut, beberapa di antaranya berada di Samudera Hindia seperti Mentawai (Sumatera Barat), Nias (Sumatera Utara), serta Pulau Banyak dan Pulau Aceh (Aceh).

Lalu ada juga Natuna dan Anambas (Kepulauan Riau) yang jauh di Laut Cina Selatan. Selanjutnya di perairan Selat Malaka ada antara lain Pulau Jemur, Rupat Utama, dan Kepulauan Meranti yang masuk Provinsi Riau.

Titik lainnya berada di desa-desa terpencil yang tersebar di Pelalawan (Riau), Aceh Singkil (Aceh), Bintan (Kepulauan Riau), Seluma (Bengkulu), dan Pesisir Barat (Lampung).    

Gede menjelaskan, semua jaringan yang dibangun dalam program ini merupakan jaringan 4G dan akan menggunakan koneksi vsat dan terestrial.

Semua aspek teknis pembangunan infrastruktur jaringan radio dan transport sampai ke titik interkoneksi dengan operator, akan ditangani oleh BAKTI.

“Untuk operasionalnya, tentu kami perlu menunggu pembangunan infrastruktur ini selesai, sehingga dapat kami integrasikan dengan jaringan core, billing serta system layanan pelanggan kami. Informasi yang kami terima, pembangunan di sejumlah titik lokasi sudah akan dilaksanakan sebelum akhir tahun, selebihnya di tahun depan,” pungkasnya. []

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *