Jangan Sakiti Ulama, Awas kualat!

Anggota MPU Banda Aceh, Tgk H Umar Rafsanjani Lc MA. [Foto: Istimewa]

THEACEHPOST.COM – Tidak dipungkiri lagi bahwa menghormati ulama dan cendekiawan agama adalah bagian penting dari etika dan adab dalam banyak tradisi kehidupan kita. Karena mereka sering kali menjadi sumber ilmu dan bimbingan kita yang berharga.

banner 72x960

Perlakuan yang baik dan menghormati pendapat mereka dalam urusan spiritual, sosial bahkan masalah politik merupakan tanda penghargaan terhadap pengetahuan dan pengalaman mereka.

Secara fakta autentik hanya Ulama yang takut kepada Allah, Pernyataan bahwa “hanya ulama yang takut pada Allah” itu ayat alquran, terlepas jika disana ada ulama gadungan yang berkedok dibalik kesucian nama ulama, tetapi secara hakikat dalam Islam, hanya orang yang punya ilmu yang takut kepada Allah (taqwa) dan itu sifat yang diharapkan ada dalam setiap Muslim, bukan hanya ulama namun ulama sebagai orang yang memiliki pengetahuan agama yang mendalam, memang diharapkan memiliki tingkat taqwa yang tinggi karena pengetahuan mereka tentang ajaran Allah. Tapi setiap Muslim, tanpa memandang status atau pengetahuan mereka, dianjurkan untuk memiliki rasa takut dan kesadaran terhadap Allah.

Benci terhadap ulama atau cendekiawan agama bisa membawa petaka, marabahaya dan kualat, baik secara individu maupun umum. Berikut adalah beberapa dampak negatifnya:

Kehilangan Sumber Ilmu

Ulama sering kali merupakan sumber pengetahuan dan bimbingan yang mendalam tentang agama. Kebencian terhadap mereka bisa mengakibatkan kehilangan akses kepada wawasan dan bimbingan yang penting.

Krisis Moral dan Etika

Ulama biasanya berperan dalam membimbing masyarakat dalam hal moral dan etika. Kebencian terhadap mereka bisa mengganggu struktur moral yang ada dan menimbulkan krisis etika dalam masyarakat.

Pecah Belah Komunitas

Kebencian terhadap ulama dapat menyebabkan perpecahan dalam komunitas. Hal ini dapat memecah belah umat dan merusak solidaritas sosial.

Meningkatkan Konflik

Rasa benci bisa menyebabkan ketegangan dan konflik. Ini bisa memperburuk situasi dan menciptakan lingkungan yang tidak harmonis.

Mengabaikan Kebijaksanaan

Ulama sering kali menawarkan perspektif yang bijaksana berdasarkan pengetahuan dan pengalaman mereka. Mengabaikan mereka bisa mengarah pada keputusan yang kurang bijaksana

Segera Minta Maaf dan Bertaubat

Jika kita merasa telah melakukan kesalahan terhadap seorang ulama atau ingin memperbaiki hubungan, langkah pertama adalah meminta maaf dengan tulus, diantara beberapa langkah yang bisa kita ambil adalah permohonan maaf yang tulus.

Sampaikan permintaan maaf dengan tulus dan jelas. Akui kesalahan Anda tanpa mencoba untuk menyalahkan orang lain atau mencari alasan.

Jika perlu, berikan penjelasan singkat mengenai situasi yang menyebabkan kesalahan tersebut, namun tetap hindari terlalu banyak membela diri.

Tunjukkan niat baik Anda untuk memperbaiki hubungan dan belajar dari kesalahan.

Tunjukkan bahwa Anda siap untuk mengambil langkah-langkah konkret untuk memperbaiki kesalahan tersebut.

Jika memungkinkan, berusaha untuk mendekatkan diri dengan ulama melalui kegiatan yang positif seperti menghadiri kajian, diskusi, atau bertanya tentang ilmu agama. Semoga!

 

Penulis: Tgk H Umar Rafsanjani Lc MA

Anggota MPU Kota Banda Aceh

 

Baca berita The Aceh Post lainnya di Google News

Komentar Facebook