Jafar Siddiq Hamzah, Sosok Pejuang HAM Aceh Meninggal Muda

Dialog virtual Dibalik Kepergian Jafar Siddiq Hamzah ‘Mengulas reportase Sinar Pidie: Apa Pentingnya Masa Lalu?’, Sabtu, 19 September 2020.

Theacehpost.com | PIDIE – Pimpinan Redaksi Sinarpidie.co, Firdaus mengatakan apa yang diperjuangkan oleh sosok Jafar Siddiq Hamzah adalah upaya untuk mengkampanyekan isu kemanusiaan kepada masyarkat Indonesia dan Internasional. Namun, perjuangan Jafar malah berujung pada penghilangan nyawa terhadap dirinya.

banner 72x960

Nama Jafar Sidiq Hamzah mengemuka menyusul diterbitkannya artikel berjudul Jafar Siddiq Hamzah oleh media daring Sinarpidie.co beberapa waktu lalu. Artikel investigasi tersebut terbit dalam beberapa bagian I, II, III, IV, dan V, dan kabarnya akan dilanjutkan menjadi sebuah buku.

“Apa yang kemudian menjadi latar belakang Sinarpidie.co menulis artikel ini adalah untuk menunjukan kepada dunia bahwa praktik kekerasan Hak Asasi Manusia (HAM) di Aceh perlu dilihat oleh masyarakat Indonesia dan Internasional,” ujar Firdaus dalam dialog virtual Dibalik Kepergian Jafar Siddiq Hamzah ‘Mengulas reportase Sinar Pidie: Apa Pentingnya Masa Lalu?’, Sabtu, 19 September 2020.

Firdaus mengungkapkan, sebagai pengacara muda yang pada saat itu berumur 35 tahun, sosok Jafar Siddiq Hamzah menurutnya menunjukkan satu performa yang sangat bagus dalam memperjuangkan HAM di Aceh.

“Namun perjuangan itu harus kandas setelah Jafar dikabarkan Jaffar menghilang pada 5 Agustus 2000,” ujar Firdaus.

Kemudian, pada 3 september 2000 pagi, mayat yang diduga milik Jafar Siddiq Hamzah ditemukan di pinggir jalan Merek, Sidikalang, Sumatera Utara dan oleh pihak berwenang dibawa ke RSUD Dr Pringadi Kota Medan.

Saat itu, keluarga dibuat pusing dengan pelarangan pemulangan jenazah Jafar oleh pihak rumah sakit dengan alasan mayat tersebut bukanlah Jafar Siddiq. Padahal ciri dan tanda dari sosok Jafar dapat dikenali oleh keluarganya.

“Terdapat beberapa benjolan di kepala, bekas operasi di perut sekitar 15 sentimeter, gigi geraham belakang telah tercabut, dan tinggi badan sekitar 163 sentimeter,” tulis Sinarpidie.co.

Dialog virtual yang diinisiasi Kontras Aceh itu mengetengahkan hastaq #bersabtukitateguh. Diharapkan, dialog ini akan membuka berbagai ruang diskusi lainnya.

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *