Irwan Djohan Paparkan Visi Banda Aceh Menuju Perubahan

Calon Wali Kota Banda Aceh, Irwan Djohan, saat menjadi narasumber dalam diskusi publik yang diadakan oleh Komunitas Berucap.id yang berlangsung di Bara Kopi, Banda Aceh, Rabu (13/11/2024). [Foto: Ist]

THEACEHPOST.COM | Banda Aceh – Komunitas Berucap.id menyelenggarakan diskusi publik bertajuk ‘Meja Berucap Offcam: Kota Banda Aceh Menuju Perubahan’ yang berlangsung di Bara Kopi, Banda Aceh, Rabu (13/11/2024).

banner 72x960

Diskusi ini menghadirkan Calon Wali Kota Banda Aceh, Irwan Djohan, sebagai narasumber utama. Dalam suasana penuh antusias, Irwan memaparkan berbagai gagasan inovatif untuk membangun Banda Aceh sebagai kota yang lebih layak huni, ramah investasi dan menarik untuk dikunjungi.

Di hadapan audiens yang didominasi anak-anak muda, Irwan mengakui bahwa dirinya merasa bersemangat memaparkan cita-citanya, termasuk wacana pendirian bioskop syariah di Banda Aceh.

Menurutnya, bioskop tersebut dirancang untuk mengikuti adat dan budaya lokal, dengan aturan seperti pemisahan tempat duduk antara pria dan wanita, pencahayaan yang lebih terang serta pengawasan ketat menggunakan CCTV dan penjaga di setiap sudut ruangan.

Kehadiran bioskop ini diharapkan dapat menekan kerugian ekonomi lokal karena selama ini warga Banda Aceh harus pergi ke luar daerah untuk menonton film. Kita juga mencanangkan program Banda Aceh Film Festival yang akan memutar karya-karya sineas lokal setiap bulan,” ujar Irwan Djohan.

Sementara itu, di bidang ekonomi kreatif, Irwan bercita-cita mendirikan Banda Aceh creative hub sebagai ruang murah dan mudah diakses bagi pelaku usaha kreatif. Fasilitas ini diharapkan menjadi pusat aktivitas seni dan budaya yang sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat.

“Kami menyoroti perlunya meningkatkan pendapatan seniman lokal, mempermudah proses perizinan acara dan memberikan ruang bagi kreativitas tanpa melupakan kearifan lokal,” ujarnya.

Dalam isu sosial, Irwan Djohan menyoroti tingginya angka kekerasan seksual di kawasan ekonomi menengah ke bawah yang sering disebabkan oleh ruang tempat tinggal yang sempit. Untuk itu ia berkomitmen akan menyediakan rumah layak huni bagi warga kurang mampu dan mendirikan safe house (rumah aman) untuk korban kekerasan seksual.

Selain itu, ia juga menegaskan pentingnya menciptakan lingkungan yang inklusif bagi penyandang disabilitas dengan mendorong perusahaan mempekerjakan minimal satu penyandang disabilitas.

“Bagi perusahaan swasta, kebijakan ini akan bersifat imbauan, namun mereka yang melaksanakannya akan mendapatkan insentif pajak,” tuturnya.

Dalam upaya menjaga kebersihan kota, Irwan menawarkan solusi yang menarik dengan memberdayakan lansia sebagai polisi lingkungan. Mereka akan bertugas mengawasi praktik pembuangan sampah dan pembakaran sampah secara sembarangan, sekaligus mendapatkan penghasilan tambahan.

“Program ini diharapkan dapat memberikan edukasi kepada masyarakat dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat,” jelasnya.

Menutup diskusi itu, Irwan menegaskan bahwa semua gagasan yang disampaikannya bukan sekadar janji politik, melainkan cita-cita besar yang ingin diwujudkan bersama masyarakat Banda Aceh.

Ia mengajak masyarakat untuk aktif memberikan masukan dan menjamin keterbukaan pemerintah di masa depan.

“Jika saya terpilih, datanglah ke kantor walikota. Kalau sampai tiga kali tidak diterima, posting saja di Instagram,” ujarnya sambil tersenyum, disambut tawa audiens.

Acara ini berhasil membuka ruang dialog yang konstruktif antara calon pemimpin dan generasi muda Banda Aceh, membawa harapan baru bagi masa depan kota serambi Mekkah. (Akhyar)

Baca berita The Aceh Post lainnya di Google News dan saluran WhatsApp

Komentar Facebook