Irfannusir Jadi Pemateri dalam Diskusi Pendidikan Politik pada Acara Musyda Muhammadiyah Aceh Selatan
Theacehpost.com | TAPAKTUAN – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Aceh, Irfannusir yang juga pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah (PPPM) menjadi pemateri dalam diskusi pendidikan politik dalam presfektif Muhammadiyah.
Diskusi pendidikan politik tersebut berlangsung dalam acara Musyawarah Daerah (Musyda) Muhammadiyah, Aisyiyah dan Nasyiatul Aisyiyah ke-16 yang berlangsung di Aula Arya Sport Center, Kecamatan Labuhanhaji, Sabtu 15 Juli 2023.
“Memasuki tahun politik ini, kita mengajak para warga Muhammadiyah Aceh Selatan harus jeli dalam memilih sosok caleg ke depan. Karena pilihlah caleg yang dekat dengan kita dalam artian terpilihnya dia dekat dengan kita, kalah pun tetap dekat dengan kita,” katap Irfannusir saat menjadi pembicara dalam diskusi tersebut.
Sebab itu, katanya, kenalilah para caleg dengan baik dan cerdas dalam memilih mengingat banyak para caleg yang muncul yang seharusnya belum layak dipilih tetapi di bantu dengan finansial yang ada dan pada akhirnya tidak mampu memperjuangkan hak dan aspirasi rakyat.
Baik itu Calon Bupati, DPR maupun Presiden kenalilah secara baik visi dan misinya dan diharapkan kepada warga Muhammadiyah maupun Aisyiyah bukalah mata selebar-lebarnya dalam menentukan pilihan.
Karena di musim caleg ini banyak lahir caleg dadakan maka itu kenalilah caleg dengan baik yang dekat dengan kita dan mampu memperjuangkan nasib warganya jagan terkesan seperti memilih “kucing di dalam karung”.
“Dalam hal ini Muhammadiyah tidak berafiliasi dengan partai politk tertentu tetapi secara ideologis dan biologis Muhammadiyah sudah pernah melahirkan partai politik. Namun demikian Muhammadiyah tidak mengiring warganya untuk memilih partai manapun,” jelasnya.
Selain itu, Irfannusir berharap dalam Musyda ke-16 Muhammadiyah ini dapat terpilih pimpinan yang mampu mengakomodir seluruh kepentingan warga Muhammadiyah.
Irfannusir menjelaskan, Muhammadiyah di Aceh Selatan dulunya kuat malah menjadi fatron Muhammadiyah se Aceh pada waktu itu di mulai dari Muekek dan pidah ke Labuhanhaji hingga melebar kemana-mana.
Cuman karena dipimpin oleh ketua- ketua dulu yang tidak disvisioner maka Muhammadiyah di Aceh Selatan seperti menjadi pendatang baru.
“Oleh sebab itu diharapkan kepada pimpinan ketua yang baru ke depan dapat mengaktifkan kembali cabang – cabang di seluruh Aceh Selatan dari Labuhanhaji sampai ke Trumon,” pintanya.
Irfannusir juga mengingatkan, jangan coba- coba menjual Muhammadiyah untuk kepentingan pribadi kemudian peganglah moto Muhammadiyah, “hidup-hidupilah Muhammadiyah jangan mencari hidup dalam Muhammadiyah”.
“Serta moto yang kedua adalah, “pertemuan kewajiban pertama uang kewajiban kedua” dan jagan dibalik,” ujarnya.
Kalau ini kita pengang, sambungnya, dengan semangat fastabiqul khairat insyaallah Muhammadiyah akan kembali berjaya di Aceh Selatan apalagi yang hadir di Musyda hari ini lebih dari empat ribu orang.
“Dan harapan kita kepada ketua terpilih nanti dapat mengakomodir seluruh kepentingan dan saling merangkul seluruh kader serta dapat membangun solidaritas kita,” tutupnya.[]