IO UIN Ar-Raniry Gelar Talk Show Internasional: “Berpuasa di Ujung Dunia – Ramadhan di Selandia Baru”
THEACEHPOST.COM | Banda Aceh – International Office Universitas Islam Negeri Ar-Raniry (IO UINAR) sukses menggelar talk show internasional bertajuk “Berpuasa di Ujung Dunia: Ramadhan di Selandia Baru”. Acara ini menghadirkan Yuliar Masna, M.TESOL, kandidat doktoral di University of Auckland, yang berbagi pengalaman berpuasa di negara dengan populasi Muslim minoritas.
Dalam talk show tersebut, Yuliar membahas tantangan dan keunikan menjalankan ibadah puasa di Selandia Baru, kondisi komunitas Muslim, serta atmosfer Ramadhan di sana.
Puasa di Selandia Baru: Tantangan dan Keunikan
Ramadhan di Selandia Baru memiliki tantangan tersendiri, terutama terkait durasi puasa yang bervariasi sesuai musim. Saat musim gugur, umat Muslim harus berpuasa hingga 16 jam, dengan sahur dimulai sekitar pukul 05.00 dan berbuka sekitar pukul 21.00 waktu setempat. Sebaliknya, di musim dingin, durasi puasa lebih pendek, sekitar 12 hingga 14 jam, dengan waktu berbuka antara pukul 17.00 hingga 19.00.
Meskipun hidup sebagai minoritas, umat Muslim di Selandia Baru dapat menjalankan ibadah dengan bebas. Warga asli dikenal ramah terhadap pendatang, termasuk komunitas Muslim.
Selama Ramadhan, diaspora Indonesia sering mengadakan buka puasa bersama dan salat tarawih di bangunan yang difungsikan sebagai masjid. Kegiatan ini tidak hanya mempererat ukhuwah Islamiyah, tetapi juga menjadi ajang silaturahmi bagi mahasiswa dan warga Indonesia di sana.
Namun, ada tantangan yang dihadapi. Banyak masyarakat non-Muslim yang belum mengenal konsep Ramadhan dan puasa, sehingga umat Muslim harus menahan lapar di tengah lingkungan yang tetap beraktivitas seperti biasa. Selain itu, sebagian besar toko dan kedai di Selandia Baru tutup pada pukul 17.00, sehingga umat Muslim harus berbelanja lebih awal untuk persiapan berbuka.
Di Auckland, mahasiswa Muslim rutin mengadakan buka bersama dengan membawa keluarga masing-masing, menciptakan suasana kekeluargaan yang hangat. Makanan yang tersisa setelah berbuka biasanya dibagikan kepada mahasiswa atau warga yang membutuhkan. Pada Ramadhan tahun ini, umat Muslim di Selandia Baru berpuasa selama sekitar 13 jam, dengan waktu sahur dimulai sekitar pukul 04.00, imsak pukul 05.53, dan iftar pada pukul 19.29.
Selain menjalani ibadah puasa, Yuliar Masna juga aktif dalam kegiatan sosial dan kemanusiaan, termasuk yang berkaitan dengan isu Palestina. Namun, ia mengungkapkan bahwa ada pihak tertentu yang mencoba menghalangi aksi-aksi kemanusiaan tersebut, bukan dari masyarakat setempat, melainkan dari kelompok tertentu asal India.
Dalam talk show, Yuliar juga membahas peluang kerja bagi warga Indonesia di Selandia Baru. Ia menjelaskan bahwa Indonesia tidak memiliki akses ke visa musim panas (summer visa), sehingga pilihan pekerjaan bagi diaspora Indonesia di sana cukup terbatas. Beberapa profesi yang umum dijalani adalah guru bahasa Indonesia, koki, serta pekerja di kedai atau tempat pemotongan daging halal.
Antusiasme Peserta dan Harapan ke Depan
Talk show ini dipandu oleh Ummu Aiman dan diadakan secara daring melalui Zoom pada Rabu, 26 Maret 2025, pukul 16.30 hingga 17.59 WIB. Lebih dari 40 peserta dari berbagai daerah di Indonesia turut serta dalam acara ini. Tidak hanya dari lingkungan UIN Ar-Raniry, peserta juga berasal dari universitas lain, seperti Universitas Syiah Kuala dan Telkom University Bandung. Tingginya antusiasme peserta menunjukkan besarnya minat masyarakat terhadap pengalaman berpuasa di negara dengan populasi Muslim yang kecil.
Acara ini merupakan hasil kolaborasi antara IO UINAR dan tim relawan yang baru dibentuk. Dengan bimbingan Prof. Dr. phil. Saiful Akmal, S.Pd.I., M.A., selaku Ketua IO UINAR, para relawan bekerja keras untuk menyukseskan acara ini.
Prof. Saiful berharap talk show ini dapat menjadi agenda rutin bulanan untuk mendukung internasionalisasi UIN Ar-Raniry menuju world-class university.
“Dengan semakin banyaknya program bertaraf internasional seperti ini, diharapkan UIN Ar-Raniry dapat terus membuka wawasan global bagi mahasiswa dan civitas akademika, serta mempererat hubungan dengan diaspora Indonesia di berbagai belahan dunia,” ujarnya.
Penulis: Riziq Elfathir
Student Voluntir Office Internasional UIN Ar-Raniry.