Idul Fitri di Tumbo Baro, dari Takbir Kemenangan sampai Ziarah Kubur

Suasana shalat Idul Fitri 1 Syawal 1442 H, Kamis 13 Mei 2021 di Meunasah Gampong Tumbo Baro, Kecamatan Kuta Malaka, Kabupaten Aceh Besar. (Dok Gampong Tumbo Baro)

Laporan Theacehpost.com

banner 72x960

TUMBO BARO  merupakan salah satu gampong (desa) di Kecamatan Kuta Malaka, Kabupaten Aceh Besar. Gampong yang dihuni sekitar 400 KK dengan (lebih kurang) 1.500 jiwa ini sering menjadi sasaran studi banding bagi daerah lain karena berbagai catatan prestasi yang diraihnya. Aktivitas sosial berlangsung dinamis. Begitu juga saat perayaan Hari-hari Besar Islam—seperti Hari Raya Idul Fitri—nuansa bahagia tampak begitu kentara. “Alhamdulillah, setiap Hari Raya Idul Fitri, warga kami bisa merayakan dalam suasana gembira, termasuk anak yatim dan kaum duafa. Mereka semua berbondong-bondong ke meunasah gampong mengumandangkan takbir menyambut hari kemenangan setelah berpuasa sebulan penuh,” kata Keuchik Tumbo Baro, H. Khalid Wardana, S.Ag, M.Si kepada Theacehpost.com menggambarkan suasana Lebaran Idul Fitri 1442 H, Kamis 13 Mei 2021 di desa yang dipimpinnya.

 

Kamis pagi, 1 Syawal 1442 H bertepatan dengan 13 Mei 2021, sejak pukul 07.00 WIB, masyarakat Tumbo Baro dari empat dusun, yaitu Dusun Pusat, Dusun Cot Bada, Dusun Bak Trieng, dan Dusun Blang berbondong-bondong ke meunasah gampong untuk melaksanakan shalat Idul Fitri.

Pelaksanaan shalat Idul Fitri 1442 H dimulai pukul 07.30 WIB. Bertindak sebagai imam, Tgk. Aiyub dan khatib Tgk. Zulkifli Zakaria Indrapuri.

Dalam khutbahnya, khatib yang juga Pengurus MAA dan FKUB Aceh Besar tersebut mengajak jamaah untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT setelah satu bulan penuh menjalani ibadah puasa. “Puaasa  harus mampu membentuk kepribadian dan keshalihan dalam bermasyarakat,” katanya.

Sejatinya, lanjut Tgk Zulkifli, setelah Ramadhan berakhir, akan muncul manusia-manusia taqwa  yang tercermin dalam sikap dan kepribadian sesuai tuntuna agama. “Jangan setelah ramadhan kembali mengotori diri dengan kemaksiatan,” imbau khatib.

Imum Meunasah Tumbo Baro, Tgk. M. Syafari, S.Pdi, MSi didampingi Keuchik Khalid Wardana, pelaksanaan shalat Idul Fitri dan Idul Adha dilaksanakan secara rutin di meunasah gampong sejak lebih 15 tahun lalu,

“Sebelum dipusatkan di meunasah gampong, masyarakat dari Tumbo Baro melaksanakan shalat ied di Masjid Samahani,” kata M. Syafari.

Kegembiraan yang memancar dari wajah warga Tumbo Baro bukan hanya pada saat melaksanakan shalat Idul Fitri tetapi berlanjut ketika bersilaturahmi dengan sesama warga gampong. Permohonan maaf dan saling memaafkan  mewarnai kesucian Idul Fitri.

Tradisi silaturahmi tidak hanya dengan sesama yang masih hidup. Bahkan, dengan anggota keluarga yang sudah tiada pun tetap terhubung dengan doa dan ziarah kubur.

“Tradisi ziarah kubur menjadi bagian tak terpisahkan dengan aktivitas merayakan Idul Fitri. Pemakaman yang terpusat di satu lokasi memungkinkan setiap keluarga di Tumbo Baro bisa bersama-sama melakukan ziarah. Silaturahmi antar-warga tetap terbangun hingga ke pemakaman sekali pun,” ujar Keuchik Tumbo Baro, Khalid Wardana. []

 

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *