Idul Fitri di Masjid Jami’ Tgk Chik Muhammad Thahir Quba Pangwa, Kemenangan Spiritual, Refleksi dan Harapan
THEACEHPOST.COM | Meureudu – Pagi itu, 31 Maret 2025, udara terasa sejuk dan segar, embun pagi masih membasahi dedaunan. Langit perlahan berubah dari gelap malam menjadi semburat jingga dan kuning keemasan, menandakan matahari mulai terbit.
Di jalanan, suasana mulai ramai dengan umat muslim yang bergegas menuju Masjid Jami’ Tgk Chik Muhammad Thahir Quba Pangwa, Pidie Jaya, untuk melaksanakan Shalat Idul Fitri 1446 H secara berjamaah.
Dari masjid terdengar lantunan takbir yang menggema hingga ke rumah-rumah, menambah syahdu suasana pagi itu. Anak-anak berpakaian baru dengan senyum ceria berjalan bersama orangtua mereka, tak sabar untuk merayakan hari kemenangan.
Para pria mengenakan baju koko dan sarung, sementara para wanita mengenakan mukena atau pakaian muslimah terbaik mereka.
Di sepanjang jalan, kendaraan mulai beriringan menuju masjid, menciptakan arus kendaraan yang padat namun tertib. Beberapa orang memilih berjalan kaki, menikmati suasana pagi yang penuh berkah.
Di halaman masjid, kerumunan orang semakin banyak, saling menyapa dan mengucapkan selamat Idul Fitri. Suasana hangat dan penuh keakraban terasa di antara mereka.
Di dalam masjid, para jamaah mulai memenuhi shaf-shaf yang telah disiapkan. Lantunan takbir terdengar merdu, menciptakan suasana khusyuk dan tenang.
Para jamaah dengan khidmat mengikuti shalat Idul Fitri, memanjatkan doa dan syukur kepada Allah Swt atas segala nikmat dan berkah yang telah diberikan.
Senyum dan tawa menghiasi wajah-wajah para jamaah, menandakan kebahagiaan dan kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa. Suasana pagi itu begitu indah dan penuh makna, menjadi awal dari perayaan Idul Fitri yang penuh berkah.
Tgk Azmi Yudha Zulfikar, seorang tokoh agama yang dikenal luas di wilayah tersebut, mengisi kajian khutbah Idul Fitri 1446 H di Masjid Jami’ Tgk Chik Muhammad Thahir Quba Pangwa.
Dalam Khutbahnya, Tgk Azmi menyampaikan pesan-pesan mendalam tentang makna Idul Fitri sebagai momentum untuk kembali ke fitrah dan mempererat tali silaturahmi.
Ia mengajak seluruh jamaah agar merefleksikan diri setelah menjalani ibadah puasa Ramadhan, serta meningkatkan ketakwaan dan kepedulian sosial.
Menurutnya, Idul Fitri bukan tentang merayakan kemenangan setelah berpuasa, tetapi tentang bagaimana seorang hamba mampu menjaga semangat kebaikan yang telah dibangun selama bulan Ramadhan.
Tgk Azmi mengatakan, bulan suci Ramadhan merupakan bulan yang penuh berkah dan rahmat, serta merupakan nikmat terbesar dari Allah Swt.
“Allah menciptakan bulan suci Ramadhan, hanya sebulan dalam setahun. Ini bermakna bahwa bulan suci Ramadhan merupakan bulan dimana kita membersihkan diri dari segala maksiat duniawi. Mungkin selama sebelas bulan yang lain kita pernah melakukan kesalahan, maka di bulan Ramadhan adalah kesempatan bagi kita untuk membersihkan diri,” ujar Tgk Azmi.
Tgk Azmi menegaskan, umur merupakan salah satu nikmat besar yang Allah berikan kepada manusia. Umur adalah anugerah yang tak ternilai harganya, karena dengan umur, manusia memiliki kesempatan untuk beribadah, beramal saleh, dan meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Namun, kata dia, umur juga merupakan amanah yang harus dipertanggungjawabkan. Setiap detik yang berlalu adalah kesempatan yang tidak akan pernah kembali, dan setiap perbuatan manusia akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah Swt.
“Sungguh rugi bagi orang-orang yang dalam doanya selalu meminta panjang umur, tetapi ketika bulan Ramadhan tiba, orang tersebut lalai menunaikan kewajiban ibadah puasa, tidak berusaha memperbaiki diri menjadi lebih baik di bulan Ramadhan. Padahal, orang yang sudah wafat meminta kepada Allah agar diberi kesempatan hidup ke dunia sekali lagi agar bisa beribadah kepada-Nya dan meminta maaf kepada sesama manusia,” jelasnya.
Dalam nasihatnya, Tgk Azmi menjelaskan, derajat manusia yang paling mulia di akhirat nanti adalah mereka-mereka yang tidak lupa bersyukur kepada Allah Swt semasa hidupnya. Memiliki gelar atau pencapaian hebat di dunia tidak ada artinya jika seorang hamba lupa bersyukur kepada tuhannya.
“Beuhayeu that-that tanyoe lam nanggroe, tanyoe poe nanggroe, tetapi ketika tanyoe tawoe u alam barzah (alam kubur), hana le yang poe-poe nanggroe, sama mandum. Firaun kiban kha jih, raja manusia yang teujet peugah droe tuhan, mungken hana Presiden atau Raja yang leubeh kha dari Firaun sampoe uroe nyoe. Man pat jinoe Firaun, sideh lam tanoh. Pat taneuk seutet?” ujarnya.
“Yang peurle peugah peu? Geutanyoe meunye hana sembahyang hana cerita. Bek sampe geutanyoe sembahyang wajeb di uroe jumat, sembahyang sunat di uroe raya. Inoe manteng jeut tasom bak manusia, tapi catatan na bak malaikat. Meunye sembahyang tanyoe hana sempurna, ibadah laen hana geuteurimong le Allah, keudeh geutik tanyoe dalam neraka,” pungkasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Tgk Azmi juga memanjatkan doa dan harapan agar seluruh masyarakat kemukiman Pangwa, Pidie Jaya, senantiasa berada dalam lindungan dan rahmat Allah Swt.
Khutbah Idul Fitri yang disampaikan oleh Tgk Azmi Yudha Zulfikar mendapat sambutan hangat dari para jamaah. Banyak jamaah yang merasa terinspirasi dan termotivasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik ke depan setelah mendengar khutbah tersebut.
Setelah pelaksanaan shalat Idul Fitri dan khutbah selesai, para jamaah saling bersalaman dan bermaaf-maafan, menciptakan suasana penuh keakraban dan kebahagiaan di Masjid Jami’ Tgk Chik Muhammad Thahir Quba Pangwa. Momen ini menjadi simbol dari semangat Idul Fitri yang penuh dengan kedamaian dan kebersamaan. (Akhyar)
Baca berita lainnya di Google News dan saluran WhatsApp