Hujan-hujan Menikmati Mie Bang Kembar

Theacehpost.com | ACEH BESAR – Hujan deras mengguyur kawasan Lambaro Angan, tepatnya daerah pasar Lambada Peukan, Kecamatan Darussalam, Kabupaten Aceh Besar, Kamis malam, 25 Januari 2024. Listrik sudah mati menjelang maghrib.

banner 72x960

Usai hujan mereda dan salat magrib, keinginan menyantap makanan berkuah nan pedas pun muncul. Akhirnya saya memilih pergi ke warung Mie Bang Kembar, yang terletak berdekatan dengan tempat tinggal saya. Warung ini diterangi dua lampu yang bisa dihidupkan saat listrik mati karena sudah menyimpan daya.

Mie Bang Kembar sudah tidak asing bagi warga daerah ini. Bahkan, orang daerah perkotaan pun bisa tahu warung yang berukuran sekitar 3×10 meter ini. Bahkan, meja yang saya duduki di warung ini dengkul kaki kiri dan kanan bertemu dengan kaki meja sebelah kiri dan kanan. Bangunan warungnya masih bergaya era tahun 90-an. Hal inilah membuat warung ini memiliki ciri khas tersendiri. Di salah satu dinding tertulis “Mie Bang Kembar Sabe Mangat. Setiap hari Jumat tutup. Mohon maklum”. Di ujung warung digantung aneka jenis kerupuk.

Dulunya saya sempat berpikir bahwa penjual mie ini adalah anak muda, rupanya warung ini dikelola oleh dua orang bapak-bapak kembar identik.

Mie yang dijual adalah Indomie rasa soto Medan. Puluhan kotak Indomie berjejer di ujung langit-langit warung, sebagian di lantai. Mie disajikan dalam mangkok dan ditutup dengan piring. Di dalamnya sudah diberikan bawang goreng.

Pemilik warung juga menyajikan telur rebus, potong kecil-kecil cabai rawit, perkedel, saos, kecap, cuka, dan potongan-potongan kecil jeruk nipis.

Bahan-bahan tersebut dapat ditambahkan dalam mangkok mie sesuai selera. Kecuali perkedel, saya menambahkan seluruh bahan-bahan tersebut, serta mengambil sepotong peyek kacang di meja lain untuk saya campurkan ke dalam mangkok mie.

Saya pun menyantap mie tersebut setelah menunggunya agar sedikit lebih lunak. Rasanya maknyus.

Warung Mie Bang Kembar ramai dikunjungi pelanggan setiap hari. Selain rasa mienya yang enak, tapi harga satu mangkok mie sangat terjangkau, hanya Rp7.000. Saya sendiri, total harga yang saya bayar untuk 1 mangkok mie, 1 telur rebus, 2 peyek kacang, cuma Rp11.000.

Azan isya pun berkumandang. Ingin sekali beranjak ke masjid yang terletak 200 meter dari warung Mie Bang Kembar. Namun hujan kembali mengguyur dengan deras. Tidak ada mantel hujan dalam bagasi sepeda motor saya.

Yuk, nikmati Mie Bang Kembar!

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *