Hadiah Umrah pada Malam Anugerah Guru Berprestasi Aceh 2022
Theacehpost.com | BANDA ACEH – Syarwan Joni mengepalkan tangan kanan ke udara saat Panitia Lomba Guru dan Tenaga Kependidikan Berprestasi (GTKB) mengumumkan Banda Aceh sebagai juara umum. Wajahnya sumringah.
Bersama Kepala Dinas Pendidikan Kota Banda Aceh Sulaiman Bakri, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Aceh itu bergegas melangkah ke Panggung Anugerah GTKB Aceh 2022 dan Fakip ke-4 untuk menerima tropi dari Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Alhudri.
“Ini adalah kemenangan kita semua. Dari guru untuk guru,” kata Syarwan Joni di Aula AAC Dayan Dawood Universitas Syiah Kuala (USK), Banda Aceh, Ahad malam, 23 Oktober 2022.
Banda Aceh dan Aceh Besar keluar sebagai juara pada perhelatan yang digelar Dinas Pendidikan Aceh. Perlombaan ini mencari guru, kepala sekolah, pengawas, dan tenaga kependidikan, di setiap tingkatan pendidikan umum untuk mendapatkan hadiah uang tunai dan hadiah perjalanan umrah.
Satu di antaranya adalah Sukmayati, Guru Sekolah Menengah Atas Labschool USK berhak atas hadiah perjalanan umrah setelah mendapatkan nilai terbaik dalam proses seleksi ketat di tingkat kabupaten dan provinsi.
“Allah mengabulkan doa saya dan orang tua. Saya sangat bersyukur atas hadiah ini. Sejak lama saya ingin berangkat ke tanah suci, mudah-mudahan niat ini kesampaian,” kata Sukmayati dengan mata berkaca-kaca.
Sukmayati mengatakan, untuk memenangkan perlombaan ini, dibutuhkan persiapan matang. Dia harus mempersiapkan materi presentasi praktik baik di sekolah, portofolio, dan video pembelajaran terbaik, dan wawancara. Semua itu harus disiapkan lebih baik karena kandidat lain juga memiliki kemampuan yang hebat.
Pada tahun sebelumnya, Sukmayati hanya bisa meraih posisi kedua. Karena itu, tahun ini, dia mempersiapkan diri lebih baik. Termasuk dalam mempersiapkan portofolio yang menjadi salah satu penilaian penting pada lomba ini. Dia belajar banyak dari kegagalan sebelumnya. Kerja keras itu terbayar saat dia dipanggil naik ke panggung gemerlap Anugerah GTK Aceh 2022 malam itu.
Kemeriahan malam Anugerah GTK Aceh 2022 mulai dirasakan setelah azan isya berkumandang. Satu per satu tamu dari berbagai instansi mulai memasuki gedung AAC Dayan Dawood. Acara ini menjadi lebih meriah karena dilangsungkan berbarengan dengan pengumuman Festival Aneuk FKIP (Fakip) ke-4. Malam itu juga semakin meriah dengan penampilan sejumlah artis Aceh.
“Kami di DPRA sangat mendukung kegiatan ini. Ini adalah cara satu cara untuk mendorong peningkatan kualitas pendidikan Aceh yang kerap jadi sorotan. Saya sangat mengapresiasi apa yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Aceh,” kata Ketua Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat Aceh, Anwar, yang hadir mengenakan kemeja merah.
Kegiatan ini juga mendapat pujian dari Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Aceh, Munzir. Dia mengatakan Anugerah GTK adalah cara Pemerintah Aceh memberikan apresiasi terhadap guru-guru berprestasi. Hal ini juga menjadi motivasi bagi guru untuk terus berkarya dan meningkatkan inovasi dalam pembelajaran.
Munzir juga menganggap kolaborasi antara Dinas Pendidikan Aceh dan USK penting untuk kemajuan pendidikan Aceh. PGRI, kata dia, siap untuk bergabung dalam kolaborasi ini.
“Tadi Bapak Dekan FKIP USK mengatakan ke depan, segi tiga Dinas Pendidikan Aceh, USK, dan PGRI perlu menguatkan sinergi untuk perbaikan mutu pendidikan di Aceh,” kata Munzir.
Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Alhudri, mengatakan pendidikan untuk meningkatkan sumber daya manusia Aceh adalah tanggung jawab bersama. Masa depan pendidikan Aceh tergantung pada kolaborasi semua pihak untuk menghasilkan bibit-bibit unggul yang menopang pembangunan daerah dan negara.
Seluruh hadiah yang diberikan malam ini, kata Alhudri, sekadar rangsangan untuk guru dan seluruh tenaga kependidikan bekerja lebih baik. Semua ini akan lebih sempurna jika seluruh pihak tidak lagi memandang pendidikan secara parsial. Juga tidak asal klaim yang membuat persoalan menjadi lebih runyam.
“Malam ini kita semua bergembira. Ada kegembiraan di setiap sudut gedung ini. Semangat malam ini harus kita pupuk bersama. Kita semua harus berkolaborasi. Seperti yang diajarkan para guru kita: bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh,” kata Alhduri. []