Gubernur Aceh Janjikan Beasiswa Bagi Mahasiswa Baru Al-Azhar

Gubernur Aceh, Nova Iriansyah. (Foto: Istimewa)

Theacehpost com | BANDA ACEH – Gubernur Aceh Nova Iriansyah menjanjikan beasiswa atau stimulus Rp2,5 juta per orang bagi mahasiswa baru Al-Azhar asal Aceh.

banner 72x960

Rencananya, beasiswa ini akan disalurkan pada Februari 2021 dari anggaran kerja Gubernur Aceh 2021.

“Untuk acara malam ini, jauh dari kegaduhan politik. Jauh dari kegaduhan Medsos. IKAT telah berbuat dan hasilnya dapat dilihat tanpa membebankan pemerintah,” kata Nova, saat menghadiri acara pelepasan dan peusijuek 74 mahasiswa baru Al-Azhar Mesir asal Aceh angkatan 2020-2021 di Hotel Grand Aceh Syariah, Banda Aceh, Jumat, 23 Januari 2021, malam.

“Saya berjanji untuk memberikan stimulus Rp2,5 juta untuk setiap mahasiswa baru Al-Azhar pada Februari. Nantinya berasal dari dana taktis gubernur Aceh,” ujar Nova lagi.

Nova juga memerintah Ketua BPSDM Aceh, Syaridin, yang juga hadir pada acara tersebut, untuk memberikan perhatian khusus kepada anak-anak Aceh yang menuntut ilmu di Timur Tengah.

Salah satunya adalah beasiswa, sebagaimana mahasiswa Aceh yang sedang belajar di negara-negara lain.

Sementara itu, Senator DPD RI asal Aceh, Fadhil Rahmi mengapresiasi komitmen gubernur Aceh yang ingin membantu para mahasiswa baru Al-Azhar Mesir yang tergabung dalam Ikatan Alumni Timur Tengah (IKAT) Aceh.

“Ini patut kita apresiasi ,” ujarnya.

Fadhil juga menyorot dua program Pemerintah Aceh yang dijalankan oleh
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) dinilai bisa disenergikan dengan IKAT Aceh.

Pertama adalah program pelatihan bahasa Arab. Dimana, Pemerintah Aceh dinilai bisa bekerja sama dengan IKAT dan PUSIBA (Pusat Studi Islam dan Bahasa Arab), lembaga milik organisasi alumni Al-Azhar Mesir di Indonesia.

“Pelatihan ini jelas tujuan, target dan orientasinya. Selesai pelatihan peserta langsung terdaftar sebagai mahasiswa Al-Azhar, seperti 74 yang ada di hadapan kita. Mereka alumni PUSIBA dibawah koordinasi IKAT,” kata senator muda ini.

Selanjutnya, kata dia, program beasiswa tahfiz. Pemerintah Aceh bisa mengitegrasikan program tersebut dengan IKAT yang setiap tahun menfasilitasi ratusan putra-putri Aceh untuk melanjutkan kuliah.

“Kita rubah ke program Sarjana Hafiz. Harapannya, pulang nanti tidak hanya membawa Lc (license), tapi juga predikat hafiz. Pemerintah Aceh punya anggaran, dan IKAT punya SDM dan sudah terbukti mampu membantu lebih dari 500 santri dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir,” ujarnya.

Senada dengan Fadhil, Ketua IKAT Aceh, Muhammad Fadhillah menjelaskan bahwa semua mahasiswa yang akan berangkat itu telah menjalani bimbingan belajar di PUSIBA yang bermarkas di Jakarta, sebelum akhirnya dinyatakan lulus tes ke Al-Azhar Mesir.

“Besar harapan kami PUSIBA juga dapat hadir di Aceh, dengan demikian anak-anak kita tidak perlu belajar lagi ke Jakarta. Biarkan mereka belajar di sini agar lebih bisa mengurangi biaya yang dikeluarkan,” katanya. []

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *