Gerakan Pemuda Subuh Kembali Aktif, Ini Hasil Diskusinya
Theacehpost.com | BANDA ACEH – Gerakan Pemuda Shubuh (GPS) kembali mengaktifkan rutinitas Subuh berjemaah setelah vakum sejak awal pandemi Covid-19.
Pada pertemuan pertama pascacovid-19, GPS bekerja sama dengan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Aceh dan sejumlah Organisasi Masyarakat (Ormas) dan Organisasi Kepemudaan (OKP) di Aceh.
“Pertemuan pertama dilaksanakan pada momen Hari Sumpah Pemuda,” ujar Ustaz Irhamullah El-Masu’dy yang menjabat Presiden GPS, Sabtu, 31 Oktober 2020, di Banda Aceh.
Untuk menggerakkan semangat Subuh berjemaah bagi pemuda Aceh, GPS menghadirkan Prof Dr Tgk Farid Wajdi Ibrahim MA sebagai penceramah. Ia mengulas perjuangan dan kehebatan pemuda masa lalu, baik pemuda yang ada di lingkaran Rasulullah, hingga pemuda Islam yang berjuang merebut kemerdekaan Indonesia.
“Pemuda hari ini harus berprestasi, seperti yang pernah ditoreh oleh pemuda sebelumnya,” kata Prof Farid Wajdi dengan nada tegas.
GPS juga menghadirkan Ketua KNPI Aceh, Wahyu Saputra sebagai pemateri diskusi, yang dilaksanakan di Warung Kopi SMEA, Peurada, Banda Aceh.
Dalam pertemuan itu, Wahyu Saputra mengangkat isu terkini yang penting direspon oleh pemuda Aceh, seperti penghinaan terhadap Islam, penusukan dai, pro kontran Qanun Lembaga Keuangan Syariah (LKS) dan kinerja Pemerintah Aceh dalam pencegahan Covid-19.
GPS, KNPI Aceh bersama sejumlah Ormas dan OKP merumuskan rekomendasi hasil diskusi sebagai berikut:
1. Mengecam Presiden Prancis, Immanuel Macrons atas pelecehan terhadap Nabi Muhammad SAW dan menghina Islam, serta meminta muslim memboikot seluruh produk Prancis.
2. Mengutuk pelaku penusukan ulama/dai dan meminta Polda Aceh mengusut tuntas, serta melindungi dai ketika berdakwah;
3. Mendukung Qanun Lembaga Keuangan Syariah (LKS), dan meminta Pemerintah Aceh untuk mensosialisasikan ke publik.
4. Mendesak Pemerintah Aceh terbuka terhadap testing, tracing dan treatment (3T) Covid-19.