Geger Varian Omicron, RI Bakal Percepat Vaksinasi Anak
Theaacehpost.com | JAKARTA – Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah akan terus mengevaluasi dan memonitor perkembangan varian Omicron yang telah terdeteksi di 45 negara.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah meminta adanya genome sequencing, membatasi kegiatan masyarakat, dan menyegerakan pelaksanaan vaksin untuk masyarakat rentan.
“Dalam hal ini karena yang banyak juga terdampak adalah anak-anak, maka vaksinasi anak-anak perlu untuk terus didorong,” ujar Airlangga dalam keterangan resminya, Senin 6 Desember 2021.
Selain percepatan vaksinasi bagi anak-anak, kata dia, vaksinasi booster terus dipersiapkan sehingga pada Januari mendatang dapat segera disuntikkan. Adapun pelaksanaannya akan diatur dalam peraturan Menteri Kesehatan.
“Jadi kami sedang akan memfinalkan terkait dengan vaksin berbasis PBI dan juga vaksin non-PBI,” lanjutnya.
Terkait dengan persiapan jelang libur Natal dan Tahun Baru, Airlangga mengatakan presiden telah meminta agar berbagai kegiatan diikuti maksimal 50 orang. Kebijakan pembatasan kegiatan saat libur akan disesuaikan dengan imbauan dari WHO dan dituangkan dalam instruksi Menteri Dalam Negeri.
“Namun kegiatan-kegiatannya akan dirinci. Jadi kegiatan maksimal di mal, kemudian untuk restoran maksimal 75 persen dan di berbagai kegiatan 75 persen. Namun ada pembatasan jumlahnya yang dimaksimalkan menjadi 50 orang dan yang traveling itu mereka yang sudah divaksin,” tambahnya.
Terakhir, Airlangga menyebutkan bahwa hingga 3 Desember 2021 realisasi anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) telah mencapai 68,6 persen dari total pagu yang dianggarkan. Ia mengklaim realisasi ini meningkat jika dibandingkan dengan realisasi pada kuartal ketiga.
Rinciannya, papar Airlangga, realisasi di klaster kesehatan Rp140,52 triliun atau 65,4 persen, di sektor perlindungan sosial Rp142,63 triliun atau 76,4 persen, program prioritas Rp80,68 triliun atau 68,4 persen, UMKM Rp85,50 triliun atau 51 persen.
“Terbanyak masih dari sektor korporasi yang sedang disiapkan PP-nya, sedangkan yang UMKM relatif sudah terlaksana,” ujarnya.
Selanjutnya, insentif usaha disebutnya telah mencapai Rp63,84 triliun atau 101 persen, untuk testing, tracing Rp3,11 triliun atau 69 persen.
“Untuk teraupetik insentif santunan nakes sudah 80 persen, vaksinasi 28,77 persen, Rp77 triliun, dan perlinsos sudah Rp142,63 triliun,” pungkasnya. []