Duta Besar dan Perwakilan UNICEF Apresiasi Program Responsif Anak Baitul Mal Aceh

Pimpinan Baitul Mal Aceh, Mohammad Haikal, bersama dengan Duta Besar Negara Belgia, Frank Leon Felix, Duta Besar Negara Kanada, Kevin Tokar, Duta Besar Negara Swedia, Gustav Dahlin, dan Perwakilan UNICEF Indonesia, Maniza Zaman, berfoto bersama di Lobi Kantor Baitul Mal Aceh, Banda Aceh, Kamis 12 Oktober 2023. (Foto: Dok. BMA).

Theacehpost.com | BANDA ACEH – Baitul Mal Aceh (BMA) menerima kunjungan perwakilan tiga negara donor yaitu Duta Besar dari Negara Belgia Frank Leon Felix, Consellor And Head Development Cooperation Kedubes Canada Kevin Tokar, Susanne Wiebel dari Kedubes Canada dan Deputy Head Of Mission Kedubes Swedia Gustav Dahlin dan Head of UNICEF Indonesia Ms Maniza Zaman di Aula BMA , Banda ACeh, Kamis 12 Oktober 2023.

banner 72x960

Dalam pertemuan yang dihadiri oleh anggota DPS, seluruh anggota Badan, Kepala Sekretariat dan para Kabag, para Kasubbag dan Tenaga Profesional BMA tersebut membicarakan tentang program responsif anak yang telah diintervensi BMA serta kerja sama dengan UNICEF yang sudah berjalan sejak tahun 2016 silam.

Ketua Badan BMA, Mohammad Haikal, dalam sambutannya menyampaikan terima kasih atas kunjungan Dubes Belgia, dan perwakilan kedubes dari Canada dan Swedei serta Head of UNICEF Indonesia. Ia mengatakan bahwa BMA sangat mengapresiasi dukungan UNICEF dalam program responsif anak di Aceh.

“UNICEF telah menjadi mitra strategis bagi BMA dalam program pemenuhan kebutuhan dan perlindungan anak di Aceh. Kami sangat berterima kasih atas dukungan UNICEF selama ini,” ujar Haikal, Mantan Praktisi Perbankan yang pernah bertugas di Saudi Arabia ini.

Ia berharap agar program responsif anak yang dilaksanakan oleh BMA menjadi role model pengelolaan program responsif anak dari sumber dana social islamic finance.

“Kami berharap kerjasama antara BMA dan UNICEF dapat terus berjalan dan semakin ditingkatkan di masa mendatang,” ujar Haikal.

Dalam kesempatan tersebut, perwakilan Duta Besar negara-negara donor tersebut dan UNICEF menyampaikan apresiasinya terhadap program responsif anak yang diintervensi BMA. Mereka menilai program tersebut sangat inovatif dan berdampak positif bagi anak-anak di Aceh.

“Program responsif anak yang diintervensi BMA dengan sumber dana zakat sangat unik dan belum pernah terdengar di tempat lain. Program ini telah mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang berimbas pada perlindungan anak,” kata Maniza, perempuan pemegang dua passport Bangladesh dan Inggris ini.

Pada pertemuan itu, kedua pihak juga membahas rencana kerjasama ke depan. BMA dan UNICEF sepakat untuk terus bersinergi dalam program responsif anak terutama terkait dengan “membangun infrastruktur” untuk model pengawasan perwalian yang juga menjadi salah satu tupoksi BMA.

Beberapa program responsif anak yang telah diintervensi BMA adalah program sanitasi untuk meningkatkan akses anak-anak terhadap air bersih dan sanitasi yang layak. Kemudian, program untuk mencegah dan mengatasi stunting pada anak-anak serta membantu biaya untuk anak-anak yang terkena kanker, thalasemia dan penyakit berat lainnya.

Juga terdapat program penguatan kelembagaan dan fasilitator pendampingan untuk meningkatkan kapasitas lembaga dan fasilitator dalam memberikan layanan kepada anak-anak. Program-program tersebut telah memberikan manfaat bagi ribuan anak di Aceh.[]

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *