Dorong Revitalisasi BUMG, KADIN Abdya Gelar FGD

Kepala DPMP4 Abdya, Nur Afni Muliana sedang memaparkan kondisi BUMG dalam FGD yang diinisiasi oleh KADIN Abdya, Caffee Nongkrong Blangpidie, Jumat (7/2/2025). [Foto: Theacehpost.com/Robbi Sugara]

THEACEHPOST.COM | Blangpidie – Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) menggelar Forum Group Discussion (FGD) untuk mendorong revitalisasi Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) di Caffee Nongkrong Blangpidie, Jumat (7/2/2025).

banner 72x960

Forum ini dihadiri oleh berbagai pihak terkait, termasuk dinas pemerintah, perwakilan Bank Syariah Indonesia (BSI), dan Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI).

Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Abdya, Elizar Lizam, menegaskan bahwa sudah hampir sembilan tahun sejak Dana Desa dicairkan, namun BUMG belum dapat optimal dalam memberdayakan masyarakat desa.

“Seharusnya, dengan adanya penyertaan modal ke BUMG, tingkat pengangguran di desa sudah bisa ditekan. Kami berharap BUMG di Abdya bisa berjalan lebih baik,” ujar Adun, panggilannya.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Pengendalian Penduduk dan Pemberdayaan Perempuan (DPMP4) Abdya, Nur Afni Muliana, menjelaskan bahwa saat ini baru 84 BUMG di Abdya yang berbadan hukum.

“Hanya BUMG yang berbadan hukum yang dapat menerima penyertaan modal, dan kami akan mendorong percepatan proses legalisasi BUMG yang ada,” tegasnya.

Selain itu, Ketua APDESI Abdya, Venny Kurnia, mengungkapkan bahwa banyak BUMG yang ‘mati suri’ dan membutuhkan perhatian dalam hal pembinaan.

“Kami di gampong juga membutuhkan perhatian dari pihak lain, seperti KADIN, untuk memberikan dukungan dan pembinaan,” kata Venny.

Ia juga menyarankan agar BUMG fokus pada potensi lokal desa dan mengusulkan pendirian Swalayan Pemerintah untuk menampung hasil produksi UMKM dan pertanian lokal.

Tenaga Ahli P3MD Abdya, Ilham, menambahkan bahwa pengelolaan BUMG saat ini terhambat oleh keterbatasan sumber daya manusia (SDM) di gampong. Ia juga mengingatkan pentingnya pembinaan dan pengawasan dari inspektorat terkait penggunaan penyertaan modal BUMG.

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian, dan Perdagangan Abdya, Zedi Saputra, menyebutkan bahwa meskipun BUMG Abdya belum optimal, potensi besar untuk pengembangan masih ada.

“Kita perlu memastikan bahwa BUMG memiliki manajemen yang baik dan pasar yang jelas sebelum diberikan penyertaan modal, sehingga keuchik tidak bermasalah dengan hukum nantinya,” ujarnya.

Dalam sesi penutup, Wakil Ketua Kadin Bidang Industri dan Perdagangan Abdya, Samsul Bahri, menegaskan bahwa pertemuan ini merupakan langkah awal.

“Kami akan terus berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk memastikan revitalisasi BUMG di Abdya pada tahun 2025 bisa berjalan sukses,” tutup Samsul alias Bang Samson.

Dengan kolaborasi berbagai pihak, diharapkan BUMG di Abdya dapat menjadi pendorong utama perekonomian desa yang lebih mandiri dan berkembang. (Robby Sugara)

Baca berita The Aceh Post lainnya di Google News dan saluran WhatsApp

Komentar Facebook