Dipimpin Prof. Farid Wajdi, Pengurus MAA Datangi Wali Nanggroe

Pengurus MAA diketuai Prof. Farid Wajdi mendengarkan arahan Wali Nanggroe, di Meuligoe Wali, Kamis, 1 Juli 2021. (Humas Wali Nanggroe)


Theacehpost.com | ACEH BESAR – Pengurus Majelis Adat Aceh (MAA) yang dikukuhkan pada Mei lalu datang menemui Wali Nanggroe, Kamis, 1 Juli 2021.

banner 72x960

Informasi kedatangan Pengurus MAA yang dipimpin langsung ketuanya, Prof. DR. Farid Wajdi, MA disampaikan Kabag Humas dan Kerjasama Wali Nanggroe, M. Nasir Syamaun, SIP, MPA kepada Theacehpost.com.

“Prof. Farid didampingi Kepala Sekretariat Darmansyah S.Pd, MM serta sejumlah pengurus MAA lainnya,” kata M. Nasir.

“Ini merupakan kunjugan pertama kami usai dikukuhkan oleh Yang Mulia Wali Nanggroe pada Ramadhan (Mei) lalu. Sebagai salah satu lembaga keistimewaan Aceh,  MAA meminta petunjuk dan arahan dalam menyusun dan melaksanakan program-program kerja ke depan,” kata Prof. Farid.

Seperti diketahui, MAA merupakan salah satu lembaga keistimewaan Aceh khusus bidang adat istiadat, yang berada di bawah payung besar Lembaga Wali Nanggroe Aceh.

MAA menjadi salah satu sayap dari lembaga keistimewaan Aceh bersama lembaga-lembaga lainnya, seperti Majelis Pendidikan Daerah (MPD), Baitul Mal, Majelis Permusyawatan Ulama (MPU), dan Mahkamah Syariah.

“Semua yang kami lakukan adalah sebagai eksekutor kebijakan lembaga-lembaga keistimewaan Aceh,” sebut Prof. Farid usai pertemuan dengan Wali Nanggroe.

Arahan Wali

Pada pertemuan itu Wali Nanggroe Aceh Paduka Yang Mulia Tgk. Malik Mahmud Al Haytar memberikan banyak masukan terkait program yang akan disusun dan dilaksanakan oleh MAA ke depan.

Program-program tersebut harus sejalan dengan visi dan misi Lembaga Wali Nanggroe dan lembaga keistimewaan Aceh lainnya.

“MAA hendaknya dapat menyusun program-program kerja baru yang belum termuat dalam program kerja yang sudah ada. Saya akan memberikan dukungan sepenuhnya kepada MAA dalam menjalankan tugasnya,” kata Wali Nanggroe.

Wali Nanggroe juga mengingatkan, MAA merupakan salah satu lembaga keistimewaan Aceh yang independen. Seluruh program kerja yang disusun dan dilaksanakan harus sinkron dengan program kerja lembaga-lembaga keistimewaan Aceh lainnya, agar hasil yang dicapai dapat maksimal.

“Baik yang bersifat koordinasi maupun konsultasi,” kata Wali Nanggroe mengingatkan.

Menanggapi arahan Wali Nanggroe, Prof. Farid mengatakan, pihaknya akan segera menindaklanjuti.

“Semoga program-program yang akan kita buat dan laksanakan seluruhnya akan terlebih dahulu meminta arahan dari Wali Nanggroe,” tambah Prof. Farid.

Selain itu, setiap program kerja yang sudah dilaksanakan, MAA akan menyampaikan laporan kepada Wali Nanggroe selaku payung lembaga keistimewaan Aceh. Juga kepada Pemerintah Aceh, karena semua anggaran MAA bersumber dari APBA.[]

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *