Diary Sukses Khairani Zuhra, dari Dessert Box Rumahan hingga Miliki Toko Cake di Kota Langsa
THEACEHPOST.COM | Langsa – Pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada kesehatan masyarakat, tetapi juga berdampak pada kesehatan mental seseorang hingga ekonomi.
Sulitnya mencari pemasukan tambahan di masa pandemi Covid-19 juga dirasakan oleh perempuan bernama Khairani Zuhra. Wanita asal Kota Langsa ini terpaksa harus menjalani situasi sulit bersama ibundanya saat pandemi sedang berlangsung di Aceh.
Namun Khairani sepertinya tidak mau terpuruk oleh situasi. Di tengah sulitnya mencari pemasukan tambahan, Khairani berpikir untuk memulai bisnis dessert box yang selama ini ia impikan dan memang bisnis kuliner itu sedang viral di Indonesia.
Khairani memulai karier sebagai pengusaha kuliner dessert box pada September 2021. Di tahun tersebut, Khairani pertama kali mengunggah iklan pre-order dessert box buatannya di sosial media. Iklan itu mendapat reaksi dari masyarakat, banyak masyarakat yang tertarik untuk memesan kue dessert box buatan Khairani.
“Pada saat pandemi itu kan jualan mama sedang sepi, jadi mama nggak bisa ngasih uang jajan untuk kami. Jadi kami bingung nih. Namun karena saat itu sedang viral jualan dessert di online, kemudian kita lihat juga banyak orang yang menggunakan sosial media sebagai medium untuk jualan, jadi kami tertarik untuk membuka pre-order dessert box di sosial media,” ujar Khairani, Langsa, Senin (27/5/2024).
Khairani Zuhra mengambil peluang karir sebagai pengusaha dessert box di usianya yang ke-20 tahun. Ia mengelola bisnis usaha kuliner itu sambil berkuliah di Kota Langsa.
Pada saat awal merintis usaha dessert box di sosial media, Khairani mengaku tak percaya diri memulai usaha bisnis tersebut, apalagi Khairani merupakan pribadi yang cenderung introvert, jarang keluar rumah untuk melihat huru-hara dunia luar.
Namun karena sudah memiliki keterampilan membuat kue sejak duduk di bangku SMK, keterampilan itu ia teruskan menjadi peluang usaha, hingga pada akhirnya ia memiliki sebuah gerai toko kue yang diberi nama Dessert Castell.
“Awalnya kami tuh nggak percaya diri kalau kue itu kami dijual. Biasanya kue itu kami bikin hanya untuk berbagi dengan teman-teman, kalau dijual nggak percaya diri. Namun saat kami coba buka pre-order pertama di sosial media, rupanya banyak sekali yang berminat. Ada banyak yang memesan. Ada yang bilang enak, jadinya kami senang kan,” ungkap Khairani.
Ketika dia membuka pre-order pertama, dessert box buatannya laku keras hingga terjual 50 box. Satu box Khairani jual dengan harga Rp 10 ribu. Sehingga pada percobaan pertama, Khairani ketiban rezeki sebanyak Rp 500 ribu. Uang pertama yang benar-benar didapatnya dari hasil jualan dessert.
Pada percobaan pertama pre-order dessert box, Khairani bahkan sampai kaget. Ia tidak menyangka bisa meraup untung hingga sebanyak itu dari hasil jualan dessert. Kemudian ia melanjutkan dengan membuka pre-order kedua, rupanya makin bertambah peminat, ada 70 pelanggan yang memesan.
Ketika pre-order ketiga, makin bertambah lagi pelanggan yang memesan dessert box buatannya. Hingga sampai di titik dimana Khairani tak sanggup lagi membuka pre-order, karena memang kepepet waktu juga dengan dirinya yang harus pergi berkuliah.
“Akhirnya kami menggunakan metode ready (sedia stok barang). Kami kira dampak dari perubahan metode jualan dari pre-order ke ready ini bikin desert box kami sepi, karena nggak ada yang pesan lagi kan. Takutnya rugi karena jualan kue main ready-ready aja. Tapi, eh, rupanya respons masyarakat Kota Langsa saat itu ramai yang datang. Bahkan sampai kami sediakan 100 dessert box sehari, karena memang seramai itu yang berminat pada dessert box yang kami jual,” jelasnya.
Dikarenakan bisnis dessert box buatannya makin ramai pelanggan, Khairani pada akhirnya merekrut seorang pekerja yang bisa menemaninya mengemasi kue. Dengan adanya tambahan seorang tenaga kerja baru membuat produktivitas Khairani semakin efektif dan efisien dalam memasarkan produk dessert box buatannya.
Setelah satu tahun jualan dessert box dari rumah, Khairani kemudian memutuskan untuk menyewa sebuah gerai toko yang tidak jauh dari rumahnya untuk memajang kue-kue dessert buatannya. Apalagi dalam satu tahun penuh pergumulan itu, uang tabungannya sudah mencukupi untuk menyewa toko.
“Saat kami sewa toko, alhamdulillah respons pelanggan makin positif, semakin banyak yang beli. Tetapi ada kalanya juga penjualan dessert box kami sepi. Mungkin orang bosen ya. Jadi kami putar otak lagi nih, cari apa yang lagi viral, artinya kita jual produk yang memang sedang viral pada bulan itu, tetapi tetap konsisten dalam memasarkannya,” tuturnya.
Karena di toko juga semakin ramai pelanggan, mau tak mau produktivitas Dessert Castell harus ditingkatkan. Khairani kini telah merekrut empat orang karyawan. Dua karyawan bertindak sebagai admin untuk jaga toko supaya penjualannya bisa lama, dan dua orang lagi bertindak untuk membuat dan mendekorasi kue.
Pergulatan Khairani Zuhra sebagai pengusaha muda di bidang kuliner hingga sampai ke titik ini tidaklah mudah seperti apa yang dibayangkan orang. Ada kalanya Khairani harus mengalami momen-momen sial dimana dagangannya sepi pelanggan. Namun Khairani masih tetap bersyukur dengan apa yang telah dimilikinya sejauh ini.
“Paling kalau sedih-sedihnya itu adalah pada saat harus berbagi waktu antara kuliah dan jualan. kemudian yang namanya jualan, ya, pasti ada momen yang memang sepinya itu sesepi-sepinya. Pernah juga kami lagi jualan, eh, kulkasnya rusak. Kami sudah buat dessert , rusak semua dessert-nya, ruginya tuh ditaksir sekitar Rp 1,5 jutaan. Namun karena kami sudah berkomitmen di awal, apapun rintangan akan dihadapi. Kami nabung sampai bisa sewa toko supaya usaha kami ini berkembang,” ungkapnya.
Selain itu, Khairani juga meraup banyak berkah atas hadirnya bisnis kuliner yang dikelolanya itu. Ia sering mendapat pujian dari orang-orang terdekat, bahkan namanya juga telah dikenal luas di komunitas masyarakat.
“Dari lingkungan orang-orang sekitar banyak yang memuji. Pujian-pujian itu banyak dilontarkan ke kami. Karena pada saat itu kami memulai usaha di umur 20 tahun ya, jadi mungkin orang melihat, ih kok keren ya, paling senangnya di situ sih, mendapat apresiasi dari orang-orang sekitar,” tuturnya.
Dengan melihat prospek cerah bisnis kuliner yang dikelolanya ini, Khairani juga masih menyimpan banyak impian. Meskipun usahanya telah berbuah manis, namun ia ingin terus mengembangkan usahanya.
Ia ingin memiliki sebuah toko baru yang benar-benar menarik secara visual dan dirintis dari nol tanpa keterlibatan investor dari luar.
“Impian besarnya sih ingin punya outlet pertama yang benar-benar cantik, estetik dan indah secara visual, yang bisa disandingkan dengan coffee shop juga sebagai pasangannya. Kalau impian lainnya sih berharapnya agar Dessert Castell ini bisa hadir di luar Langsa. Minimal ada outlet-outlet kecil di luar kota, nanti induk besarnya di Kota Langsa,” ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, Khairani Zuhra juga sangat mengapresiasi kehadiran Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (Diskop UKM) Aceh yang selama ini telah hadir membersamai pelaku usaha seperti dirinya. Baginya, kehadiran Diskop UKM Aceh laksana sebuah kompas yang menuntunnya untuk berpetualang di alam rimba.
“Kami terbantu sekali dengan kehadiran Diskop UKM Aceh. Malahan usaha kami bisa berkembang hingga sejauh ini semuanya berkat kegiatan seminar-seminar UMKM. Kalau tidak ada kegiatan itu mungkin kami akan betul-betul stagnan di tempat. Tidak ada penunjuk arah untuk kami. Karena saat awal merintis, ya, kami jualan-jualan saja,” ungkapnya.
“Apalagi yang awalnya kami banyak tidak tahu mendapat banyak pencerahan dari Diskop UKM Aceh. Misalnya kalau jualan harus bagaimana dan kemana itu diajarkan kepada kami. Jadi karena kami sering ikut seminar UMKM, kami semakin mengerti arah fokus usaha kami. Jadi sangat berjasa sekali sih kehadiran pemerintah untuk pelaku-pelaku UMKM seperti kami ini,” pungkasnya. (Akhyar)