Delapan Imigran Rohingya Kabur dari Kamp Penampungan di Lhokseumawe

Aparat tengah mengatur imigran Rohingya Selter BLK Desa Menasah Mee Kandang, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe, Selasa, 18 Januari 2021. (Foto: Dok. Humas Polda Aceh)

Theacehpost.com | LHOKSEUMAWE – Delapan imigran Rohingya kabur dari kamp penampungan di Selter BLK Desa Menasah Mee Kandang, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe, Selasa, 18 Januari 2021.

banner 72x960

Kedelapan orang tersebut kabur dengan cara memanjat pagar.

Delapan imigran Rohingya yang kabur di antaranya, Khaleda Bibi binti Muhammed Yunus (22), Mosana Begum binti Abdul Kasem (18), Asma binti Salim Mulah (15), Haresa binti Saleh Ahmad (24), Kismut Ara binti Solimullah (12), Noor Safa binti Khaitatullah Imur (18), Noor Kayah binti Fetan (24), dan Samira binti Muslim (18).

“Semuanya berjenis kelamin perempuan. Mereka kabur Selasa kemarin,” kata Kabid Humas Polda Aceh, Kombes Winardy kepada wartawan, Rabu, 19 Januari 2022.

Winardy menjelaskan, total keseluruhan imigran Rohingya yang ditampung berjumlah 105 orang.

Mereka terdiri dari 8 pria dewasa, 80 wanita dewasa, 6 anak laki-laki, 10 anak perempuan.

“Namun sekarang sisa 97 orang setelah diketahui delapan orang melarikan diri,” ungkapnya.

“Saat ini UNHCR dan IOM tengah berkoordinasi dengan pemerintah pusat terkait proses percepatan pemindahan dan memperketat penjagaan agar imigran Rohingnya tidak melarikan diri lagi,” katanya lagi.

Dua warga Sumut diamankan

Polisi tengah mendalami dugaan keterlibatan sindikat kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) terkait kaburnya delapan imigran Rohingya tersebut.

Pasalnya, setelah kejadian kaburnya delapan imigran tersebut, warga mengamankan dua pria asal Sumatera Utara (Sumut) berinisial AF (47) dan RAH (22) di Desa Kandang, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe, kemarin.

“Mereka diduga kuat akan melakukan penjemputan terhadap imigran Rohingya yang berada di Penampungan Selter BLK Desa Menasah Mee Kandang, Kota Lhokseumawe,” kata Winardy.

Winardy menjelaskan, kedua pria yang diamankan tersebut merupakan penyedia jasa rental mobil.

Mereka mengaku ditelepon oleh seseorang bernama Udin dan meminta untuk menjemput penumpang yang berada di Lhokseumawe dengan tarif Rp 2 juta.

“Setelah menerima transfer di depan Rp 800 ribu, keduanya berangkat ke Lhokseumawe untuk menjemput target dengan tujuan lokasi yang dikirimkan melalui google maps tepat di samping Selter BLK Kandang,” kata Kabid Humas.

Kemudian, lanjut Winardy, warga yang curiga dengan keberadaan mobil Toyota Inova BK 1776 JT warna hitam, membawa kedua warga Sumut tersebut ke lokasi penampungan imigran Rohingya, hingga selanjutnya diamankan petugas ke Mapolres Lhokseumawe.

“Dari hasil pemeriksaan sementara, mereka mengaku tidak tahu siapa yang akan dijemput, karena yang menyuruhnya (Udin) tidak memberi tahu dan Udin pun tidak jelas keberadaannya,” sebut Winardy.

Namun demikian, polisi terus mendalami dugaan keterlibatan sindikat TPPO terkait kaburnya delapan imigran Rohingya. Sebab, modus ini sudah kerap digunakan para pelaku.

“Kita akan mencari alat bukti, sejauh mana keterlibatan AF dan RAH. Bila terbukti, maka akan dijerat dengan UU TPPO,” pungkasnya. []

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *