Dek Gam Puji Cara Persuasif Polda Aceh Tangkap Penyerang Pos Polisi
Theacehpost.com | BANDA ACEH – Anggota Komisi III DPR RI, Nazaruddin Dek Gam mengapresiasi langkah Polda Aceh dan Polres Aceh Barat yang memakai cara persuasif untuk menangkap empat terduga pelaku penyerangan pos polisi di Aceh Barat.
Dengan cara tersebut, kata dia, membuat empat terduga pelaku penyerangan pos polisiĀ menyerahkan diri. Hal tersebut juga tidak lepas bantuan masyarakat yang mendorong pelaku untuk segera menyerahkan diri.
Selain itu, empat pucuk senjata api laras panjang yang digunakan para pelaku ikut diserahkan ke aparat penegak hukum.
Adapun para terduga pelaku yang menyerahkan diri berinisial DM (40), RZ (46), SJ (41), dan AF (38), keempatnya bekerja sebagai petani. Sementara saat melakukan penembakan pos polisi, keempatnya berperan sebagai eksekutor atau yang memberondong peluru dengan senjata api.
Menurut Dek Gam, sapaan Nazaruddin, Polda Aceh dan Polres Aceh Barat sudah mengedepankan cara-cara persuasif meminta pelaku penembakan untuk menyerahkan diri.
“Dan akhirnya pelaku menyerahkan diri dan lengkap dengan senjata diserahkan, ini patut diapresiasi, karena cara-cara seperti itulah yang mungkin diharapkan oleh masyarakat,” kata Dek Gam, Sabtu 27 November 2021.
Selain itu, kata dia, langkah cepat yang dilakukan aparat kepolisian di Aceh untuk memberantas kelompok kriminal bersenjata (KKB) juga patut diberikan apresiasi oleh semua pihak. Pasalnya Aceh saat ini sedang menjadi incaran investor.
“Kalau masih ada KKB, akan muncul citra negatif keluar Aceh, makanya KKB itu harus diberantas, sudah cukup konflik dulu, Aceh sudah damai, dan sudah siap menerima investor,” ujarnya.
Politisi PAN itu menegaskan siapa pun pelaku yang mengancam perdamaian Aceh, wajib diberantas. Pasalnya masyarakat Aceh khususnya sudah hidup tenang setelah konflik yang berkepanjangan.
“Saya apresiasi Kapolda Aceh dan Kapolres Aceh Barat, dengan langkah cepat berhasil mengamankan kelompok ini, karena saya yakin masyarakat juga akan sangat resah dengan hadirnya kelompok sipil bersenjata, dan itu sangat membahayakan terhadap perdamaian Aceh,” ujarnya.[]