Debat Publik Pertama Pilgub Aceh: Mualem dan Syech Fadhil Dinilai Tampil Apik, Om Bus dan Dek Fadh Banyak Meucawoe

Peneliti Komunikasi Politik, Azwir Nazar. [Foto: Istimewa]

THEACEHPOST.COM | Banda Aceh – Peneliti Komunikasi Politik, Azwir Nazar, menilai secara umum debat publik pertama antar Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh 2024 berlangsung menarik. Walau di awal sangat normatif, tapi sesi demi sei debat berjalan hangat dan semakin bagus.

banner 72x960

“Sayangnya penonton debat seperti suporter bola, sangat ribut. Apalagi bila menonton di TV, padahal itu siaran langsung TV nasional. Hal ini tentu menjadi masukan untuk Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh. supaya penonton lebih tertib terutama saat kontestan berbicara,” kata Azwir Nazar dalam siaran pers yang diterima Theacehpost.com, Banda Aceh, Sabtu  (26/10/2024).

Menurut Azwir, apa yang disampaikan Muzakir Manaf alias Mualem sangat substantif, walaupun tidak panjang. Begitu pula dengan Fadhil Rahmi atau Syech Fadhil yang mampu tampil sebagai orator yang luar biasa.

Sementara itu, Azwir menilai Bustami Hamzah terkesan santai dan seperti pejabat yang memberi sambutan. Beberapa kali sering habis waktu.

Begitu pun Fadhlullah, kata Azwir, terkesan ingin mendominasi dan banyak berbicara dan berulang-ulang, sehingga Om Bus dan Dek Fadh banyak berantakan.

“Secara materi debat sangat bagus, pertanyaannya juga menarik dan menampilkan narasi persoalan Aceh secara kompleks,” ungkapnya.

Namun menurut alumni Master Komunikasi Politik Universitas Indonesia ini, debat publik itu tidak terlalu berpengaruh signifikan dalam preferensi masyarakat Aceh dalam memilih Calon Gubernur dan Wakil Gubernur.

“Karena  pemilih Aceh ini bukan pemilih rasional. Aceh cenderung memilih berdasarkan psikologis dan sosiologis. Jadi orang yang memilih berdasarkan rasionalitas sangat minim,” kata dia.

“Di lapangan masih terjadi defektif demokrasi yaitu demokrasi yang sakit dimana money politik dan politik transaksional terjadi sangat masif di lapangan. Tak hanya di level provinsi maupun di kabupaten/kota,” tambahnya.

Kendati demikian, Azwir mengatakan, pelaksanaan debat publik ini dapat menjadi media bagi masyarakat mengenai kualitas calon pemimpinnya dan juga menjadi hiburan tersendiri. (Akhyar)

Baca berita The Aceh Post lainnya di Google News dan saluran WhatsApp

Komentar Facebook