Cita-citanya Kian Nyata, Tiga Siswa TNI AD Kurang Mampu Ini Ingin Bikin Ortu Bangga
Theacehpost.com | ACEH BESAR – Sebanyak 320 siswa mulai menjalani pendidikan prajurit Tamtama TNI AD gelombang pertama di Lapangan Hijau Rindam Iskandar Muda (IM), Mata Ie, Kabupaten Aceh Besar, Rabu, 21 April 2021.
Dimulainya pendidikan militer calon prajurit Tamtama ini dibuka oleh Danrindam IM, Kolonel Inf Marzuki mewakili Pangdam IM.
Pada kesempatan tersebut, Pangdam IM dalam amanatnya yang dibacakan Kolonel Inf Marzuki mengucapkan selamat datang di lembaga pendidikan Rindam IM kepada siswa yang terpilih untuk mengikuti Pendidikan Pertama Tamtama TNI AD Gelombang I Tahun 2021.
“Upacara pembukaan ini merupakan tanda dimulainya suatu kehidupan baru yang sangat berbeda, di mana prajurit siswa yang sebelumnya terbiasa dengan kehidupan sipil akan beralih memasuki suasana kehidupan militer, diatur dengan berbagai ketentuan yang harus dipatuhi, ditaati dan dilaksanakan,” sebut Danrindam IM.
Kepada media, Danrindam IM menyampaikan bahwa ada 1.628 peserta yang mendaftar menjadi prajurit Tamtama TNI AD pada gelombang pertama tahun 2021.
Namun, setelah melalui berbagai rangkaian seleksi, hanya 320 siswa yang lulus dan mengikuti pendidikan saat ini.
Danrindam IM juga menyebutkan bahwa proses seleksi dan penerimaan calon prajurit Tamtama TNI AD dilakukan dengan bersih dan transparan.
“Di Kodam Iskandar Muda, saya menjamin proses penerimaan calon prajurit TNI AD sudah sesuai dengan arahan Pimpinan kami. Kita melaksanakannya dengan transparan dan para peserta yang lulus ini benar-benar yang mumpuni dan layak sesuai persyaratan,” ujar Danrindam IM didampingi Aspers Kasdam IM, Kolonel Inf Vivin Alivianto.
Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad), Jenderal TNI Andika Perkasa sebelumnya pernah menegaskan bahwa penerimaan prajurit TNI AD tidak dipungut biaya.
Pernyataan itu dikatakan Kasad saat memberikan pengarahan kepada seluruh orang tua/wali Calon Tamtama Prajurit Karir TNI AD Gelombang I tahun 2021 secara virtual, pada 24 Maret 2021 lalu.
Bahkan, Kasad juga mengimbau kepada orang tua/wali untuk melaporkan hal tersebut ke nomor pengaduan apabila terjadi hal seperti itu.
Ingin membahagiakan orang tua
Tiga siswa dari 320 calon prajurit Tamtama asli Aceh dengan latar belakang kurang mampu memberikan terstimoni saat ditemui awak media usai upacara.
Aditya Nurahma, anak tukang becak dari Kota Langsa, mengaku senang bisa lulus hingga ke tahap pendidikan. Cita-citanya masuk TNI AD karena ingin membanggakan orang tua (ortu).
“Saya ingin membanggakan kedua orang tua, karena ayah saya tukang becak dan ibu saya ibu rumah tangga,” ungkapnya.
“Saya ingin jadi tentara karena saya ingin mengangkat derajat dan martabat orang tua saya. Saya juga hanya anak tukang becak, dan saya yang paling kecil, kakak saya tidak bekerja, abang saya hanya karyawan fotokopi,” kata Aditya menambahkan.
Calon prajurit lainnya yang tak kalah membanggakan adalah Muhammad Ikhsan. Ia berasal dari Desa Punge Ujong, Kota Banda Aceh.
Ia mengaku sudah tiga kali mengikuti seleksi prajurit TNI AD. Ikhsan tak mampu meluapkan kebahagiaannya karena cita-citanya kini di depan mata.
“Saya ingin membahagiakan mamak, karena mamak saya tukang sapu di Taman Putroe Phang sampai sekarang. Dua kali saya gagal, dan kemarin ikut lagi, Alhamdulillah lulus,” kata Ikhsan.
Ikhsan menjelaskan jika dia cukup percaya diri ikut seleksi TNI karena menurutnya penerimaan calon prajurit dilakukan secara transparan dan tidak dipungut biaya sepeser pun.
“Saya daftar sendiri, tanya informasi ke Ajen, siapin berkas dan menyiapkan fisik. Semuanya gratis, tidak ada biaya apapun,” ungkapnya.
Begitu juga dengan Zulhelmi. Ramaja asal Pidie ini juga mengaku cukup bahagia.
Zulhelmi merupakan anak petani yang sudah lama bercita-cita menjadi prajurit TNI AD
“Saya bangga bisa lulus. Saya ingin bahagiakan orang tua,” sebutnya. []