BUMDes Rheum Timu Buka usaha Udang Vaname Sebagai Primadona

Theacehpost.com | Bireuen -Pengurus Badan Usaha Milik Desa (BUM­Des) Rheum Timu, Kecamatan Simpang Mamplam, Kabupaten Bireuen, melakukan budidaya jenis udang vaname yang menjadi proyek percontohan dalam upaya meningkatkan perekonomian masyarakat pesisir pantai agar lebih sejahtera, demikian dikatakan kechiek Rheuem Timu Firdaus Salatina, kamis (20/8 2020).

banner 72x960

Pemeliharaan udang vaname didukung Camat setempat, pejabat Dinas Pem­berdayaan Masyarakat Desa (DPMD) kabupaten Bireuen, Kepala Desa Rheuem Timu Firdaus Salatina, didampingi Direktur BUMDes Ramadhan Majid
Budi daya udang vaname, BUMG gampoeng Rheuem Timu diharapkan sukses.

Dikatakan,tebat itu lahannya 3 kolam, perkolam luas 1000 meter persegi, jumlah bibit yang di tebar itu jumlahnya 320,000, sebut kehieck Fir,

Dia menegaskan, saat ini pihaknya sangat mendorong upaya budidaya udang vaname yang memberikan potensi positif untuk meningkatkan pere­konomian masyarakat pesisir melalui BUMDes dengan memanfaatkan dana desa.

Untuk pengembangan budidaya udang vaname ini, pihaknya sudah memprioritas­kan desanya yang titiknya berada dekat dengan desanya.

Proyek ini tambahnya tidak akan ber­henti hanya sampai disitu desa yang sudah di­kem­bangkan dan dalam waktu tiga bulan akan melakukan panen perdana, tapi juga sedang dikaji pengembangannya yang tidak langsung berdekatan dengan laut.

“Kita akan terus kembangkan dan kami sedang mencoba mengkaji dalam pengembangannya desa-desa lain yang tidak jauh dari laut untuk bisa me­m budidaya udang vaname ini,” jelasnya.

Direktur Ramadhan menguraikan, budidaya udang Vadame itu yang dilakukan meru­pakan perdana sejak digulirkan karena me­mang masih menjadi proyek percontohan untuk selanjutnya akan dikembangkan ke­pada masyarakat.

Budidaya udang vaname dipilih karena memiliki potensi keuntungan besar bersum­ber dari Dana Desa (DD) Rheuem timu menelan dana senilai Rp 300 juta yang kini menjadi primadona dan sudah menembus pasar eks­por.

Saat ini pengembangan budidaya udang vaname yang dikelola BUMDes Rheuem Timu memanfatkan tiga kolam ma­sing-masing di area kolam bibit yang ditabur sebanyak 320,000 ribu udang vaname meskipun itu sudah ideal­nya sebagai bibit udang.

Masa panen udang vaname membu­tuh­kan waktu 100 hari atau 4 bulan yang uku­rannya bisa mencapai 30 ekor udang vaname per kilogramnya.

Sedangkan udang vaname yang kita pelihara ini merupakan upaya sampingan dengan masa panen sekitar 100 hari bisa pula mengha­silkan harga Rp75 ribu per kilogram dijual baik ke kedai maupun penampungan.

“Kalau untuk menampung hasil panen kita sudah ada. Tak bingung karena banyak yang menampung. Karena ini primadona,” katanya.

Kepala Desa Firdaus menyebutkan lagi, pengem­bangan budidaya udang vaname merupakan upaya kreatif untuk mengembangkan pere­konomian masyarakat sesuai dengan pro­gram Presiden Joko Widodo khususnya untuk peningkatan pendapatan masyarakat pesisir Pantai.

Dirinya akan membuat program ini untuk membiayai masya­rakat, hanya punya modal, dan kemauan dan pe­mahaman tentang budidaya udang vaname ini,” jelasnya.

Meski saat ini mayoritas masyarakat Desa Rheuem Timu berlakon sebagai nelayan, dirinya ingin menjadikan pergi melaut han­ya menjadi hobi saja, dan bagi mereka menjadikan budidaya udang vaname sebagai pendapatan utama. “Kita ubah cara pandang masyarakat, melaut jadi hobi saja. Kita jadikan usaha ini sangat bermanfaat untuk masyara­kat,” ungkapnya.[hr]

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *