Buku Tentang Syariat, Identitas dan Kewargaan di Aceh Diluncurkan di UIN Ar-Raniry
THEACEHPOST.COM | Banda Aceh – Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh menggelar kuliah tamu sekaligus peluncuran buku berjudul Shari’a, Citizenship, and Identity in Aceh, Rabu (7/5/2025).
Acara yang berlangsung di Pascasarjana UIN Ar-Raniry ini menghadirkan Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Prof Dr M Arskal Salim sebagai pembicara utama sekaligus salah seorang penulis buku tersebut.
Buku tersebut ditulis bersama (co-authorship) oleh Arskal Salim (UIN Jakarta) bersama Moch. Nur Ichwan (UIN Yogyakarta), Eka Srimulyani (UIN Ar-Raniry) dan Marzi Afriko (peneliti ICAIOS).
Karya ini diterbitkan pada awal bulan Mei 2025 ini oleh Notre Dame University Press US, dan menjadi salah satu kajian terbaru mengenai dinamika hubungan antara kelompok mayoritas Muslim dan minoritas non-Muslim di Aceh dalam kaitannya dengan konsep identitas dan citizenship (kewargaan).
“Kajian seperti ini masih sangat jarang, terutama dalam konteks Aceh,” kata Arskal saat menyampaikan materi.
Menurut Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah ini, proses penulisan buku ini berlangsung cukup panjang. Penelitian lapangan dilakukan antara tahun 2016 hingga 2018, sementara proses penulisan memakan waktu bertahun-tahun karena kompleksitas data dan analisis yang dibutuhkan.
Salah satu temuan penting dari penelitian ini, kata Arskal, adalah adanya kebutuhan rekognisi atau pengakuan yang tidak hanya datang dari kelompok minoritas, tetapi juga dari mayoritas.
“Biasanya, hanya minoritas yang menuntut pengakuan. Namun, dalam konteks Aceh, kelompok mayoritas pun mengharapkan rekognisi, terutama karena pelaksanaan Syariat Islam membutuhkan dukungan sosial yang kuat,” ujarnya.
Ia menambahkan, buku ini menggunakan pendekatan etnografis dan sosio historis untuk membedah pembentukan identitas dan kewargaan di Aceh.
Dalam pembahasan pengantar, Prof Eka Srimulyani sebagai salah seorang penulis menyampaikan bahwa riset kolaboratif tersebut ada bagian dari project Contending Modernities dari Notre Dame University, dan tim kami adalah salah satu working grupnya.
Diskusi yang dipandu oleh Sekretaris Prodi S3 Studi Islam Dr Zubaidah itu turut membahas bagaimana warga non-Muslim melakukan adaptasi sosial di tengah masyarakat yang menerapkan hukum syariat.
Arskal juga menekankan pentingnya teori dalam riset sosial. Ia menyebut menggunakan kerangka pemikiran Francis Fukuyama mengenai politik identitas untuk memperkuat analisis dalam buku tersebut.
“Sebagai akademisi, kita tidak bisa hanya bercerita tanpa kerangka teoritis. Teori membantu kita memahami makna besar dari data lapangan,” katanya.
Rektor UIN Ar-Raniry, Prof Dr Mujiburrahman, dalam sambutannya menyatakan bahwa peluncuran buku ini diharapkan menjadi titik awal bagi kajian lanjutan tentang pelaksanaan Syariat Islam di Aceh.
“Kita berharap karya ini menjadi pondasi penting bagi studi-studi berikutnya tentang praktik Islam dan keberagamaan di Aceh. Sejak diberlakukannya Syariat Islam pada masa Gubernur Abdullah Puteh tahun 2001, kajian mendalam secara akademik masih terbatas,” ujar Mujiburrahman. (Akhyar)
Baca berita lainnya di Google News dan saluran WhatsApp