Berorientasi Ekspor, PEMA Izinkan PT Alpine Green Bangun Industri Cangkang Sawit di KIA Ladong
Theacehpost.com | BANDA ACEH – Badan Usaha Milik Daerah, PT Pembangunan Aceh (PEMA) mengizinkan pemakaian Kawasan Industri Aceh (KIA) Ladong kepada perusahaan pengolahan cangkang sawit, PT Alpine Green.
Kesepakatan tersebut dituangkan dalam penandatanganan naskah kerja sama antara Direktur Utama PT PEMA, Ir Drs Zubir Sahim MM dengan Direktris PT Alpine Green, Iyohama di Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh, Jumat malam, 12 November 2021.
Gubernur Aceh, Nova Iriansyah berterima kasih kepada PT Alpine Green atau sister company PT Nihhon Hudle dari Jepang yang telah memilih KIA Ladong, Aceh Besar, sebagai lokasi industri pengolahan cangkang sawit berorientasi ekspor.
“Pilihan ibu menurut kami sangat tepat, karena ditinjau dari akses pasar lokasinya sangat strategis, secara geografis berada pada jalur pelayaran internasional Selat Malaka, jalur perdagangan dengan Asia Tenggara, Asia Selatan, Timur Tengah, dan Afrika,” ujar Nova melalui konferensi video.
Nova menambahkan, bila ditinjau dari akses pendukung seperti ke Pelabuhan Samudra Malahayati, Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, jalan tol lintas Sumatra dan jalan lingkar Banda Aceh, hanya dalam radius 10 hingga 28 km.
“Malam ini menjadi momentum yang sangat ditunggu Pemerintah Aceh, dengan adanya industri pengolahan cangkang sawit ini dapat menghidupkan industri dan usaha lain di sekitar KIA Ladong. Tentu nanti akan menyerap tenaga kerja, sehingga dapat menekan angka kemiskinan,” ungkapnya.
Atas terjalinnya kerja sama tersebut, Nova berharap PT Nihhon dapat memberikan informasi positif terhadap rekan bisnis di Jepang guna berinvestasi di KIA Ladong.
Direktris PT Alpine Green Energy, Iyohama, menilai KIA Ladong sangat cocok dijadikan lokasi ekspor cangkang sawit langsung dari Aceh ke Jepang.
“Jepang itu tahunya bahan cangkang sawit dari Medan atau dari Pekanbaru, mereka tidak tahu dari Aceh. Sementara Medan itu belinya dari Aceh.
Jadi, saya pikir kenapa enggak kita ekspor langsung dari Aceh ke Jepang,” kata Iyohama kepada Theacehpost.com.
Dia juga menuturkan, bisnis ini juga menjadi kesempatan dirinya memperkenalkan potensi Aceh ke mancanegara.
“Saya sudah survei, untuk potensi bahan bakunya mencukupi dan nantinya akan ada 11 perusahaan yang akan bekerja sama di Aceh,” kata wanita kelahiran Aceh tersebut.
PT Alpine Green menargetkan pada tahun pertama akan mengekspor 5 ribu ton per bulan dan di tahun berikutnya naik menjadi 10 ribu ton perbulan.
“Untuk tenaga kerjanya akan diutamakan warga Aceh dan sekitarnya, kecuali tenaga kerja ahli yang memang diperlukan dari luar Aceh,” pungkasnya. (adv)