Berangkat dari Hobi Memasak, Buk Nong Hasrat Sukses Geluti Bisnis Cake dan Bakery di Simeulue
THEACEHPOST.COM | Simeulue – Memanfaatkan hobi untuk memulai sebuah usaha merupakan sesuatu yang paling menyenangkan. Begitulah yang saat ini dilakukan oleh Sri Dahlia Sutan Darsyah (54), seorang ibu yang berhasil merintis usaha kue sejak 2002 silam.
“Awalnya usaha ini saya rintis karena hobi, saya coba-coba. Waktu itu kalau ada acara saya bawa kue buatan saya ini. Saya kasih ke tetangga atau saudara,” kata Bu Nong Hasrat panggilan akrab Sri Dahlia Sutan Darsyah kepada Theacehpost.com melalui saluran telepon, Senin (24/6/2024).
Wanita yang merupakan mantan pegawai honorer salah satu dinas di Pemerintahan Kabupaten Simeulue ini menceritakan awal mula dirinya merintis usahanya tersebut.
Usaha kulinernya yakni Cake (kue) dan Dessert (hidangan penutup) serta Home Bakery (Roti Rumahan) dengan brand “Dapoer Nabila” .
Perempuan asal Sinabang ini menjelaskan, semua produk kue dan rotinya dibuat dengan bahan premium yang berkualitas dan bermutu tinggi.
“Produk buatan kita ini mengandung bahan pilihan yang berkualitas tinggi, sehingga menghasilkan tekstur dan rasa terbaik. Di Kota Sinabang hanya kita yang memiliki label premium pada bisnis bakery ini,” terang istri dari Bapak Hasrat Abu Bakar ini.
Bu Nong Hasrat mengakui, meskipun harga kuenya terbilang lumayan mahal dari kue-kue lainnya di Kota Sinabang, tapi tidak mengurangi keinginan pelanggannya untuk membeli kue dan roti produk Dapoer Nabila.
“Di Kota Sinabang ini selain banyak pengunjung dari luar, orang-orang Sinabang ini kan juga sering ke luar, jadi mereka sudah paham lah dengan kue dan roti yang berbahan premium dengan kualitas dan mutu tinggi,” ujarnya.
Menurut Buk Nong Hasrat, untuk pemasaran ia juga memanfaatkan media sosial (medsos), seperti aplikasi WhatsApp (WA) dan Instagram dengan akun @nabilaacakes (Dapoer Nabila).
“Kue dan roti kita sering direkomendasikan untuk kegiatan level kabupaten, seperti hari perayaan ulang tahun Kabupaten Simeulue, Kegiatan Kapolres, Kegiatan Dandim dan kegiatan seremonial lainnya,” ungkapnya.
Ibu yang memiliki empat orang anak ini juga mengakui bahwa dirinya sering diundang oleh Pengurus Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Gampong untuk menjadi pelatih pembuatan kue.
Selain itu ia juga membuka kelas pembuatan kue di rumahnya yang diikuti oleh ibu-ibu yang suka memasak.
“Saya merasa bangga bisa memberdayakan banyak perempuan sehingga mereka juga dapat membantu ekonomi keluarganya,” imbuhnya.
Kabupaten Simeulue yang terdiri dari sepuluh kecamatan merupakan daerah kepulauan. Tentunya bahan baku untuk usahanya dipasok dari luar, sehingga mempengaruhi harga yang relatif mahal.
Sedangkan di sisi lain, masyarakat selaku konsumen maunya produk dari setiap masing-masing UMKM harganya harus tetap murah
“Saya sering memberikan motivasi kepada kawan-kawan pelaku UMKM lainnya agar jangan khawatir dan teruslah berinovasi untuk menjaga kepuasaan pelanggan. Rezeki sudah diatur oleh Allah Swt, dan alhamdulillah usaha kami misalnya masih bisa bertahan sampai sekarang,” ungkapnya dengan semangat.
Ia juga sangat berharap agar Pemerintah Aceh melalui Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (Diskop UKM) Aceh bisa terus berkiprah untuk membantu pelaku-pelaku UMKM lainnya yang ada di Kabupaten Simeulue.
Karena, kata dia, terdapat banyak sekali manfaat baik ketika pemerintah hadir membina dan membantu UMKM yang ada di Kabupaten Simeulue.
“Bantuan dan perhatian dari Pemerintah Aceh selama ini sangat membantu kami sebagai pelaku UMKM di Simeulue, apalagi kita yang berada di kepulauan. Jadi ada banyak manfaat positif yang kami terima dari upaya pendampingan yang dilakukan Diskop UKM Aceh selama ini,” pungkasnya. (Robby Sugara)
Baca berita The Aceh Post lainnya di Google News